Pantauan Hilal di Itera Lampung Tertutup Awan Hitam

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Sejumlah masyarakat di Provinsi Lampung antusias dalam mengamati pemantauan bulan sabit baru atau rukyatul hilal, Rabu (22/3/2023) petang.

Keantusiasan masarakat terlihat di lingkungan Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung, sejumlah masyarakat datang secara langsung untuk mengetahui pengamatan rukyatul hilal.

Pemantauan rukyatul hilal oleh Itera Lampung untuk melihat datangnya bulan Ramadan 2023 yang dimungkinkan akan jatuh pada Kamis (23/3/2023).

Pihak Itera sendiri telah menyediakan fasilitas pemantauan berupa teleskop yang bisa dipakai masyarakat.

Pantauan Tribun Lampung, semakin petang, semakin banyak masyarakat yang melakukan pengamatan.

Sayangnya, cuaca tidak terlalu mendukung pemantatauan rukyatul hilal di sana.

Baca juga: Pemantauan Rukyatul Hilal di Itera Lampung Terbuka untuk Umum

Baca juga: Universitas Lampung, Unmal dan Itera Teken MoU dengan UoC Malaysia

Awan gelap menutupi sebagian langit.

Sehingga, pemantatauan rukyatul hilal tidak bisa secara utuh dilihat oleh masyarakat.

"Masih gelap dilihat dari teleskop, karena ketutup awan hitam," sebut mahasiswa yang memandu proses pemantauan rukyatul hilal.

Meski tertutup awan hitam, hal itu tidak mematahkan semangat masyarakat yang datang.

Masyarakat tetap antusias dalam mengamati rukyatul hilal lewat teleskop.

Salah satu pengunjung yang juga seorang mahasiswa Itera, Nadir, mengatakan antusiasme dirinya untuk melakukan pengamatan rukyatul hilal.

Nadir menyebut hal itu karena ini merupakan kali pertama dia melihat hilal lewat teleskop.

"Penasaran, saya ingin lihat langsung, karena belum pernah sebelumnya," sebut Nadir.

Hal yang sama juka dikatakan Sinta, warga setempat yang datang dalam pemantauan rukyatul hilal itu.

Sinta yang datang bersama keluarganya itu menyebut sudah penasaran akan kapan jatuhnya ibadah puasa Ramadan.

"Besok kan puasa, jadi pengen liat hilal saja," kata Sinta.

Dalam pemantauan rukyatul hilal, Itera menyediakan tiga unit teleskop yang bisa dipakai masyarakat.

(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)