Prajurit TNI Tewas di Makassar

TNI di Makassar Dinilai Tewas Tak Wajar, Keluarga Minta Autopsi Ulang

Keluarga Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (20), anggota TNI yang tewas di Makassar minta autopsi ulang. Ini karena banyak bekas luka.

Editor: Kiki Novilia
TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI
Keluarga Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (20), anggota TNI yang tewas di Makassar minta autopsi ulang. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Keluarga Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (20), anggota TNI yang tewas di Makassar minta autopsi ulang.

Sebelumnya diberitakan anggota TNI asal Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur ditemukan tewas pada Jumat (14/4/2023).

Namun kejadian tewasnya anggota TNI tersebut dinilai keluarga tidak wajar.

Sebab, anggota TNI yang satu ini diduga tewas karena mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh seniornya.

"Setelah dilakukan pembukaan peti, diduga ada bekas lebam atau luka fisik hasil kekerasan," kata seorang kerabat dekat, Muhibin Ali, Sabtu (15/4/2023) malam.

Baca juga: TNI di Makassar Tewas Penuh Luka Lebam, Diduga Dianiaya Senior

Menurut Muhibin, Herdi terakhir kali berkomunikasi dengan orangtuanya pada Jumat siang sebelum melaksanakan Salat Jumat.

Dalam percakapan itu ada beberapa hal yang disampaikan oleh Herdi.

Herdi sempat mengaku tertekan dan ingin segera keluar dari satuan tugasnya.

"Tertekan yang dimaksud, ada semacam tindakan senioritas ke juniornya. Ada screenshoot percakapannya, tapi kami akan lebih dulu izin dengan pihak keluarga untuk memperlihatkan itu," kata Muhibin.

Saat ini jenazah Serda Muhammad Herdi Fitriansyah sudah berada di rumah duka di Jalan Mawar, Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Pihak keluarga masih berunding untuk melakukan proses autopsi ulang.

Sebab saat peti jenazah dibuka, diduga ada bekas lebam atau luka hasil kekerasan fisik.

Menurut Muhibin, dalam beberapa waktu terakhir, Serda Muhammad Herdi diduga mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh seniornya.

Pada jasadnya, juga ditemukan banyak memar yang diduga akibat hantaman benda tumpul.

Baca juga: Prajurit TNI Tewas di Makassar, Diduga Dianiaya Senior

"Mengapa autopsi ulang, karena ada kronologi sebelumnya yang bermuasal dari chat antara almarhum dengan keluarga," ungkap Muhibin.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved