Berita Lampung

Ada Larangan Sawit di Luar Negeri, Petani Sawit di Mesuji Lampung Dirugikan

Anggota DPR RI Marwan Cik Asan menyebut petani sawit Indonesia, khususnya di Kabupaten Mesuji, Lampung, juga bakal dirugikan.

Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/M Rangga Yusuf
Anggota DPR RI Marwan Cik Asan saat mengisi kegiatan sosialisasi di Balai Desa Gedung Ram, Mesuji, Lampung, Selasa (18/7/2023). 

Tribunlampung.co.id, Mesuji - Pemberlakuan aturan Uni Eropa lewat undang-undang (UU) berpotensi adanya larangan sawit Indonesia ke Benua Biru.

Anggota DPR RI Marwan Cik Asan menyebut petani sawit Indonesia, khususnya di Kabupaten Mesuji, Lampung, juga bakal dirugikan.

"Kalau nanti ini kena banned, tentu rakyat kecil yang akan dirugikan," ujarnya seusai mengisi kegiatan sosialisasi di Balai Desa Gedung Ram, Mesuji, Selasa (18/7/2023).

Mengingat, UU Produk Bebas Deforestasi sendiri mengacu pada isu lingkungan.

Menurutnya, isu lingkungan sendiri saat ini sedang digaungkan di media Barat terhadap sawit di Indonesia yang menyebabkan persoalan kerusakan lingkungan.

Padahal, ungkap Marwan, di Kabupaten Mesuji dari total luas lahan sawit 83 ribu hektare, hampir 40 ribu hektare berupa lahan sawit milik masyarakat.

Marwan menjelaskan, jika sampai sawit Indonesia dilarang, tentu bisa merugikan petani sawit di Mesuji, Lampung.

Walaupun begitu, ia meminta kepada petani sawit di Indonesia khususnya di Kabupaten Mesuji untuk tidak khawatir.

Sebab, saat ini pemerintah sedang mengupayakan membangun dialog ke semua pihak.

"Dan pada tahun lalu kami sudah mendapatkan laporan dari duta besar Indonesia di Swiss bahwa waktu itu sawit kita sempat memang sempat di-banned, tapi langsung diadakan referendum," jelasnya.

Ditambah lagi, ungkap Marwan, kelapa sawit sebenarnya masih sangat diminati negara luar.

Bahkan negara luar sendiri masih tergantung soal bahan baku dari sawit Indonesia.

Marwan menilai jika larangan ekspor sawit Indonesia ke negara Eropa ini juga persoalan kompetisi dagang.

"Karena kan ini juga persoalan kompetisi dagang dengan para produsen minyak jagung dan bunga matahari dan minyak zaitun dan ujungnya dagang juga," jelasnya.

Oleh karena itu, pemerintah saat ini tengah berkolaborasi untuk mengatasi persoalan tersebut.

Harapannya, isu lingkungan ini tidak menghambat kemajuan industri sawit yang pada akhirnya menurunkan kesejahteraan para petani sawit.

(Tribunlampung.co.id/M Rangga Yusuf)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved