Kecelakaan di Metro
Sosok Prima Tama, Korban Tewas Kecelakaan di Metro yang Pendiam namun Banyak Teman
Prima Tama meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan maut di perempatan Taman Merdeka, Jalan AH Nasution, Metro, Minggu (3/9/2023) malam.
Penulis: Muhammad Humam Ghiffary | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Metro - Suasana cukup lengang terlihat di sebuah gang yang berada di Blok 17, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur, Senin (4/9/2023).
Dari kejauhan, dengan jarak pandang sekira 500 meter dari jalan utama, dua buah tarup berdiri di depan sebuah rumah sederhana.
Beberapa bendera kuning terpasang dari mulut gang hingga beranda rumah yang didominasi warna hijau itu.
Terlihat plafon di teras rumah sudah koyak, tinggal menunggu ambruk.
Rumah itu adalah kediaman Prima Tama.
Prima Tama meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan maut di perempatan Taman Merdeka, Jalan AH Nasution, Metro, Minggu (3/9/2023) malam.
Puluhan pelayat terlihat duduk di depan rumah duka.
Rio, paman Prima, mengatakan, jenazah korban sudah dikebumikan pada Senin (4/9/2023) pukul 11.00 WIB.
Dengan lirih, Rio menceritakan bahwa Prima Tama adalah sosok pemuda yang baik.
Remaja 19 tahun itu baru saja lulus dari SMA PGRI Pekalongan.
Prima merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Suyadi dan Evi.
Kepergian Prima ke tempat peristirahatan terakhir mengejutkan banyak pihak, tak terkecuali keluarga.
Terlebih lagi, ayah Prima bekerja di Bangka Belitung.
"Ayah Prima, Suyadi, bekerja di luar Metro, yaitu di Provinsi Bangka Belitung," ujar Rio.
"Ini ayahnya sedang di perjalanan ke sini. Kerja di Bangka," imbuhnya.
Di mata Rio, Prima adalah pribadi yang pendiam.
Namun, di balik diamnya, ia juga dikenal memiliki banyak teman.
"Almarhum itu pribadinya pendiam di keluarga. Baik anaknya," jelas Rio.
Tak hanya itu, Prima merupakan sosok pribadi yang baik.
"Almarhum ini sama teman sekolahnya baik. Di lingkungan juga sosialisasinya baik," tambahnya.
Pria yang juga adik kandung ibu Prima menyebut, pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian Prima.
Pihaknya menganggap ini merupakan musibah.
"Ini semua musibah. Kami semua telah ikhlas atas kepergian almarhum," ucap Rio.
Kanit Laka Satlantas Polres Metro Aiptu Suwarno membenarkan kecelakaan itu mengakibatkan pengendara motor bernama Prima Tama (21) meninggal dunia.
Sementara dua orang lainnya bernama Revito (17) dan Dzhkwan (21), warga Rumbia, Lampung Tengah, hanya mengalami luka ringan.
Demikian juga Shani (25), warga Kecamatan Metro Selatan, Metro, yang mengendarai mobil.
Suwarno mengungkapkan, kecelakaan itu melibatkan tiga kendaraan, yaitu dua motor dan satu mobil.
"Untuk kendaraannya, sepeda motor Vixion nopol AD 6396 BY dan motor TVS nopol BE 5179 YH, serta mobil Avanza dengan nopol BE 1757 GC," ujarnya, Senin (4/9/2023).
Suwarno mengungkapkan, berdasar keterangan yang diterima, kecelakaan itu berawal saat sepeda motor TVS yang dikendarai Prima Tama melaju dari arah lampu merah Masjid Taqwa menuju Pekalongan, Lampung Timur.
Diduga korban mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan mendahului mobil yang hendak berbelok ke kanan.
"Usai menyalip, ternyata di depan mobil tersebut ada motor Vixion yang dikendarai oleh Revito sedang membonceng Dzhkwan. Kecelakaan pun tak terhindar," ungkapnya.
Kedua motor tersebut bertabrakan.
Prima terpental ke arah badan jalan.
Pada saat bersamaan, mobil Avanza yang dikendarai oleh Shani melaju dari arah Pekalongan menuju Metro.
Nahasnya, tubuh Prima Tama yang terpental ke arah jalan menghantam bagian depan kanan mobil tersebut.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary)
Pengendara Motor Tewas Kecelakaan di Metro, Sopir Mobil Disebut Anak Anggota DPRD Lamteng |
![]() |
---|
Sebelum Tewas Kecelakaan, Korban Sempat Terkapar di Jalan AH Nasution Metro |
![]() |
---|
5 Kasus Kecelakaan di Jalan AH Nasution Metro |
![]() |
---|
Polres Metro Sebut Jalan AH Nasution Rawan Kecelakaan |
![]() |
---|
Pemuda Meninggal Kecelakaan di Metro Dikenal Sosok Pendiam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.