Bisnis

Telkomsel Jadi Primadona Pelaku UMKM di Lampung, Jaringan Handal Bisa Perluas Pasar

Di era pasar digital yang kian masif, Telkomsel membuktikan kehadirannya dengan memberi pengalaman gaya hidup digital melebihi ekspektasi pelanggan.

Dokumentasi Batik Siger
Salah satu pengrajin Rumah Batik Siger tengah membatik kain pesanan pelanggan belum lama ini. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Kestabilan jaringan Telkomsel dengan jangkauan luas dan handal jadi pilihan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Lampung untuk merambah pasar nasional bahkan global.

Di tengah era pasar digital yang kian masif, Telkomsel semakin membuktikan kehadirannya dengan memberi pengalaman gaya hidup digital yang melebihi ekspektasi pelanggan.

Owner Batik Siger, Laila Al Husna atau akrab disapa Mama Una adalah satu dari sekian banyak pelaku UMKM di Lampung yang menjadi pengguna setia operator seluler Telkomsel sejak belasan tahun lalu.

Kesetiaan kepada Telkomsel ini tetap bertahan di hati Al Husna karena kehandalan jaringan dan luasnya jangkauan provider satu ini.

"Eranya memang sudah digital, termasuk dalam pemasaran produk. Tentu butuh koneksi internet yang stabil dan handal untuk mendongkrak penjualan secara online. Dibanding dulu yang hanya bisa telepon dan sms," ujar pemilik Rumah Batik Siger Lampung di Jalan Bayam Nomor 38, Komplek Beringin Jaya, Kemiling, Bandar Lampung itu kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (30/9/2023) sore.

Meskipun masih banyak costumer yang datang langsung ke rumah batik untuk melihat produk secara nyata, diakuinya tak sedikit pula yang cara belanjanya lewat e-commerce seperti Shopee atau sosial media Instagram dan WhatsApp.

"Apalagi kalau sudah pernah beli kain Batik Siger, biasanya di orderan selanjutnya cukup lihat gambar melalui sosial media atau chatt WhatsApp tanpa harus datang langsung," urai Mama Una yang memberdayakan 30-an perempuan sekitar tempat tinggalnya itu untuk menjadi pembatik.

"Saya begitu tergantung pada layanan internet dan sejauh ini masih merasa nyaman menggunakan Telkomsel," ungkapnya.

Perempuan yang juga terkenal sebagai designer dan sudah malang melintang mengikuti ajang fashion show di dalam dan luar negeri itu menambahkan, pelanggan setia Batik Siger diakuinya tidak hanya dari kota.

Namun juga daerah di Lampung. Seperti Tulangbawang, Mesuji, Tanggamus, Way Kanan.

"Untuk pemasaran ke luar Lampung, diantaranya ke Jakarta, Medan, Palembang, Bengkulu, Yogyakarta, bahkan Surabaya," sambung ibu tiga anak ini.

Al Husna memastikan, pemasaran produk yang ia jual juga sudah merambah pasar global seperti Singapura, Malaysia, hingga jazirah Arab.

Harga bahan batik yang dijualnya juga bervariasi mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 6 juta per lembarnya.

Menurutnya, perbedaan harga menentukan kualitas baik dari jenis kain yang digunakan, corak batiknya hingga kesulitan dan lamanya proses pembuatan.

Per bulan rata-rata Batik Siger memperoleh omzet Rp 75 juta sampai Rp 200 juta per bulan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved