Hari Ibu di Bandar Lampung
Warga Sukaraja dan Way Lunik Bersihkan Debu Batu Bara 4-5 Kali Sehari
Warga Kelurahan Sukaraja dan Way Lunik, Bandar Lampung menyebut keluhan debu akibat aktivitas stockpile batu bara bukan hal baru.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Warga Kelurahan Sukaraja dan Way Lunik, Bandar Lampung menyebut keluhan debu akibat aktivitas stockpile batu bara bukan hal baru.
Keluhan debu batu bara tersebut diakui telah terjadi sejak Juni 2023 lalu.
"Debunya mulai terasa banget pada Juni kemarin," kata Guntoro, warga Way Lunik, Bandar Lampung, Jumat (22/12/2023).
Baca juga: Breaking News Emak-emak di Bandar Lampung Rayakan Hari Ibu dengan Berdemo
Artinya, menurut dia, aktivitas warga setempat yang berdekatan debu batu bara sudah berlangsung selama tujuh bulan terakhir.
Sejak itu, warga lebih sering menghirup debu batu bara.
Ditambah lagi, kondisi cuaca saat itu pada puncak musim kemarau, sehingga membuat debu makin tebal.
Guntoro mengatakan, polusi dari debu batu bara mengubah kebiasaan masyarakat setempat.
Guntoro mengatakan, dalam sehari masyarakat bisa membersihkan lantai rumah hingga 4-5 kali sehari.
Keluhan masyarakat atas debu batu bara itu sudah kerap disampaikan kepada pihak perusahaan.
Meski demikian, dampak pengurangan debu masih belum bisa dirasakan masyarakat.
Demo di Hari Ibu
Puluhan warga yang didominasi kaum ibu-ibu berdemonstrasi di Jalan Yos Sudarso, Bandar Lampung, Jumat (22/12/2023).
Emak-emak itu tercatat sebagai warga Kelurahan Sukaraja dan Way Lunik, Bandar Lampung.
Mereka berdemo akibat terus merasakan gangguan kesehatan akibat udara yang tercemar karena aktivitas stockpile batu bara.
Unit stockpile batu bara yang dikeluhkan yakni PT SME dan PT GML berdiri di dekat dua daerah tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.