Berita Lampung
Keluarga Pasien BPJS Keluhkan Penolakan RSUD Ahmad Yani Metro, Bakal Lapor Ombudsman
Keluarga pasien BPJS Kesehatan mengeluhkan penolakan pihak RSUD Ahmad Yani Kota Metro, pada Senin (5/2/2024) lalu.
Penulis: Muhammad Humam Ghiffary | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Metro - Keluarga pasien BPJS Kesehatan mengeluhkan penolakan yang dilakukan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani Kota Metro, pada Senin (5/2/2024) lalu.
Orang tua pasien, Haris Riyanto menuturkan, anaknya yang sedang sesak nafas itu ketika memasuki Instalasi Gawat Darurat RSUD Ahmad Yani mendapatkan perlakuan tak menyenangkan.
Bahkan, Haris menyebut pihaknya mendapatkan penolakan dari pihak Rumah Sakit saat tiba di IGD.
"Iya saya sama istri masuk IGD RS Ahmad Yani, namun perlakuannya kurang baik. Saya sudah mau daftar memakai BPJS kelas 3 Mandiri lalu disuruh ke depan lagi di ruang IGD dan diberitahukan bahwa keadaan rumah sakit penuh," kata dia saat dihubungi Tribunlampung.co.id, Kamis (8/2/2024).
Ia mengungkapkan, anaknya yang mengalami sesak nafas itu bahkan tak diberikan pertolongan atau diperiksa terlebih dahulu.
Akan tetapi, lanjut dia, pihak petugas RSUD Ahmad Yani memberitahu pihaknya bahwa ruangan penuh, dan tidak ada tempat tidur lagi di IGD setempat.
"Tidak diperiksa terlebih dahulu, saya aja yang panik sambil gendong anak saya yang sesak nafas tidak diberi tempat duduk," ungkapnya.
"Karena itu saya bersama istri berinisiatif pindah rumah sakit agar anak kami segera diberikan pertolongan takutnya ada apa-apa," tukasnya.
Kini, pihaknya akan melapor ke Ombudsman agar tidak terjadi lagi penolakan pasien oleh rumah sakit tersebut.
"Iya saya akan laporkan ke Ombudsman. Kejadian seperti ini tidak boleh lagi terjadi. Bayangkan kejadian yang kami alami terjadi ke pasien yang lebih kritis," bebernya.
Haris menyebut pihaknya tidak mempermasalahkan penuhnya tempat tidur di rumah sakit tersebut.
Akan tetapi, ia mengaku kecewa dengan perlakuan kurang baik yang dilakukan oleh perawat dan petugas jaga yang ada di IGD.
"Seharusnya kan ditangani dulu, diperiksa dokter terlebih dahulu. Ini boro-boro diperiksa, istri saya yang di dalam lagi gendong anak saya yang sesak nafas dikasih tempat duduk aja tidak," ujar dia.
"Saya sendiri disuruh bolak balik untuk melakukan pendaftaran yang cukup memakan waktu. Belum selesai disitu, istri saya beritahu kalau bed nya penuh," lanjutnya.
Pihaknya mengaku kecewa dengan pelayanan di RSUD Ahmad Yani. Apalagi, rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan.
"Iya itu tadi, bayangkan kalau yang kami alami terjadi pada pasien yang lebih kritis. Makanya akan saya laporkan ke Ombudsman biar di evaluasi pelayanan disana. Apalagi RSUD A Yani itu rumah sakit rujukan," pungkasnya.
Terpisah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jend Ahmad Yani Kota Metro mengakui bahwa adanya penolakan salah satu pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Mewakili Direktur RSUD Ahmad Yani Metro, Kepala Bagian Keperawatan, Oktarina mengatakan, setelah dilakukan penelusuran di waktu jam kerja adanya keteledoran yang dilakukan oknum pegawai di bagian pendaftaran.
"Sudah saya telusuri dan kita sudah panggil kedua petugas yang bersangkutan, kalau tempat tidur penuh pasien baik itu anak-anak atau siapapun tetep harus di cek kondisinya dan diperiksa," kata Oktarina.
Ia menyebut, walaupun tempat tidur penuh, pasien tetap diberikan tempat duduk atau kursi.
Kemudian, pasien juga harus dilakukan pengecekan oleh dokter.
"Kemungkinan maksudnya sudah baik, namun cara penyampaiannya yang kurang jelas," tuturnya.
Pihaknya mengaku telah memberikan pembinaan dan pengarahan agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.
"Saya tekankan kepada keduanya baik semua pegawai di ruang IGD apapun kondisinya pasien masuk IGD dilihat kondisinya carikan tempat kalau bed (tempat tidur) penuh minimal tempat duduk dulu dan dilakukan pengecekan," terangnya.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Muhammad Humam Ghiffary)
Kapolresta Bandar Lampung Tinjau Pelayanan Publik, Pastikan Masyarakat Terlayani dengan Baik |
![]() |
---|
Kepala SMAN 9 Bandar Lampung Buka Suara soal Bullying terhadap Siswi |
![]() |
---|
Jenazah Nelayan asal Banten Sudah Diserahkan ke Keluarga |
![]() |
---|
Diimingi Uang Jajan Rp 10 Ribu, Satpam di Pringsewu Rudapaksa Siswi SD Berulang Kali |
![]() |
---|
Aksi Satpam di Pringsewu Rudapaksa Bocah SD Terbongkar Usai Warga Dengar Suara Aneh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.