Kesehatan
Kenali Penyebab dan Cara Atasi Anak Tantrum
Tantrum adalah perbuatan meledak-ledak yang berlebihan pada seorang anak. Kenali penyebab dan cara mengatasinya.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Tantrum adalah salah satu kondisi yang sering dikhawatirkan orangtua, dan kebanyakan orangtua masih bingung apa yang harus dilakukan ketika anaknya mengalami tantrum.
dr Huminsa Ranto, Sp.A dari RSUD Sukadana mengatakan, tantrum paling banyak terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, tapi ada juga sampai usia 5 tahun masih tantrum.
Tantrum adalah perbuatan meledak-ledak yang berlebihan pada seorang anak.
Tantrum bisa disebabkan karena adanya gangguan perilaku pada anak misalnya autis, ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) atau hiperaktif, dan sensory processing disorder (SPD).
"Tantrum juga bisa disebabkan karena adanya gangguan kematangan emosional, terutama pada anak-anak di bawah usia 3 tahun," kata dokter yang juga praktek di Rumah Sakit AKA Medica Sribhawono ini, Jumat (15/3/2024).
Tak hanya itu, tantrum juga bisa disebabkan karena IQ terlalu tinggi, dan karena terlalu sering menonton konten-film tentang perang atau film action di YouTube.
Akibat sering menonton film, anak akan meniru apa yang ada di film itu ketika sedang tantrum, misal melempar sesuatu dan merusak.
Harus diketahui anak-anak usia di bawah lima tahun cepat meniru apa yang dilihat atau ditontonnya dan yang didengarnya.
Namun terlepas dari apapun penyebab anak tantrum, biasanya tantrum akan muncul ketika anak sedang caper (cari perhatian) dan butuh perhatian lebih dari orangtuanya.
Dokter yang akrab disapa dr Ranto ini mencontohkan ada anak di bawah umur 3 tahun yang tiba-tiba punya adik yang membuat perhatian orangtuanya terbagi dengan adik.
"Lalu dia caper ke orangtuanya dengan harapan bisa mendapatkan perhatian lebih dari orangtuanya," ujar dokter yang sedang menempuh pendidikan di Konsultan Tumbuh Kembang Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Selain itu tantrum juga bisa muncul ketika ada keinginan yang tidak bisa disampaikan atau tidak terpenuhi.
Untuk itu dr Ranto berpesan kepada orangtua, ketika anaknya mengalami tantrum harus cari tahu apa penyebab tantrumnya.
Karena anak tantrum pasti bukan hanya sekali dua kali, pasti sudah terjadi berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Lalu berikanlah perhatian dan kasih sayang yang lebih kepada anaknya, karena anak yang sedang tantrum butuh perhatian dan kasih sayang.
Jangan sampai anaknya dimarahi dan dipukul, serta anaknya jangan dibiarkan begitu saja, karena membiarkan anak tantrum bukan tindakan yang bijaksana.
"Masih ada orangtua yang membiarkan anaknya ketika tantrumnya sedang muncul, karena menurutnya jika anaknya sudah capek tantrum akan berhenti sendiri," ucap dr Ranto.
Datang ke Dokter
Untuk lebih mudah mencari tahu penyebab anak tantrum, orangtua bisa membawa anaknya datang ke dokter.
Dokter akan melakukan anamnesa untuk mencari tahu penyebab tantrumnya.
Setelah itu dokter akan memberikan terapi sesuai dengan gangguan perilaku yang menjadi penyebab tantrumnya.
Seperti terapi perilaku, terapi okupasi, atau terapi sensori integrasi seperti untuk anak-anak autis.
Dokter juga akan memberikan edukasi kepada orangtua bagaimana menghadapi anak yang sedang tantrum.
dr Ranto juga akan memberitahu orangtua agar menerapkan screen time kepada anaknya saat menonton di gadget.
Screen time yang paling bagus untuk menonton adalah hanya 2 jam dalam satu hari atau 24 jam.
Konten atau film yang ditonton harus yang positif misal cara berhitung dan cara membaca.
Menurut dr Ranto, tantrum akan perlahan hilang seiring dengan bertambahnya usia anak, karena semakin usia bertambah mental dan emosionalnya akan semakin matang.
(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.