Kesehatan
Flu Singapura Banyak Menginfeksi Anak-anak, Penularan dari Percikan Liur
Flu Singapura diketahui merupakan salah satu jenis flu yang menyebabkan sariawan di mulut dan luka lepuh di kulit.
Penulis: Virginia Swastika | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Penyakit flu Singapura sempat menjadi sorotan di dunia kesehatan. Ini karena kasusnya mulai banyak merebak di beberapa wilayah Indonesia.
Flu Singapura diketahui merupakan salah satu jenis flu yang menyebabkan sariawan di mulut dan luka lepuh di kulit, hingga nyeri.
Praktisi kesehatan di Jakarta, dr Desta W Restu mengatakan penyakit tersebut disebabkan oleh Coxsackievirus.
"Kalau flu Singapura ini sebenarnya bukan berarti ini flunya dari Singapur ya? Ini penamaannya aja gitu," ungkap Desta ke Tribunlampung.co.id via Zoom, Kamis (20/6/2024).
"Kalau di medis sendiri untuk flu Singapura ini kita sebut HFMD (hand, foot, mouth disease). Untuk penyakit HFMD ini sebenarnya adalah salah satu jenis flu, penyebabnya karena virus. Kalau untuk HFMD ini dia namanya Coxse (Coxsackievirus) virus," lanjutnya.
Dalam pemaparannya, Desta mengatakan bahwa flu Singapura termasuk sebagai penyakit menular.
Penularannya yakni melalui air liur, dahak, hingga luka yang terpapar virus.
"Si HFMD atau flu Singapur ini penularannya dari liur kita, dahak, luka di kulit yang terpapar dengan virus tersebut.
Sementara untuk gejalanya, penyakit flu Singapura bisa terlihat dari beberapa gejala klinis yang khas, seperti ruam di daerah tangan, kaki, dan mulut, sakit tenggorokan, hingga nyeri dan demam.
"Dia itu menyerangnya sesuai namanya. Jadi ada bintik-bintik merah di bagian tangan, telapak kaki, telapak tangan, sama di bagian mulut, disertai demam," bebernya.
Tak berhenti sampai di sana, Desta juga menjelaskan bintil di mulut apabila pecah bisa menyebabkan sariawan.
"Kalau untuk di dalam mulut ini karena bintil-bintil yang ada cairannya, nah pecahnya itu bikin sariawan. Sama kayak yang di tangan, kaki. Bintil-bintil merah, terus dia pecah, bikin sakit, nyeri lah gitu," tandasnya.
Diungkapkannya, penyakit flu Singapura banyak menginfeksi anak-anak. Ini karena anak-anak tidak terlalu memerhatikan sisi higienitas dan kebersihan ketika beraktivitas.
"Satu kita lihat, anak-anak dari segi kebersihan ya mungkin memang suka main di playground kayak gitu, nah kita nggak bisa ngebatasin nih kira-kira apakah di bola di playgroundnya itu ada virusnya. Itu kan nggak mungkin kita ke playground terus ngelapin bolanya satu-satu," katanya.
"Atau di sekolah dari percikan (liur) tadi. Percikan ludah kan sangat tidak terlihat ya, terkadang nempel di meja, kursi. Mungkin dari segi higienitasnya kurang atau segala macam, memang mereka akan lebih mudah terkenanya," ujarnya.
"Apalagi anak-anak ini kan energinya masih sangat tinggi, jadi aktivitasnya tinggi. Kalau diimbangi dengan imunitas yang kuat. Misalnya contoh imunitasnya lagi turun, terus tiba-tiba terpapar virusnya, akan jauh lebih mudah terinfeksinya," jelas Desta.
Meski begitu, penyakit ini ternyata bisa menyerang dewasa dan lansia.
"Sebenarnya orang dewasa juga bisa kena, cuma memang lebih berisiko pada anak," terangnya.
(Tribunlampung.co.id/Virginia Swastika)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.