Beria Terkini Nasional

Viral, Makan 3 Porsi Sate di Semarang Disuruh Bayar Rp 536.000, Pedagang Ngaku Salah Hitung

Video viral di media sosial kembali terjadi setelah seorang konsumen mengeluhkan harga sate yang dijual di Alun-alun Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa

Editor: Indra Simanjuntak
Tangkap layar/TribunJateng.com
Struk pembayaran di warung makan sate kambing dan tongseng di kawasan Alun-alun Lama Ungaran Barat yang diduga ngepruk harga. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Video viral di media sosial kembali terjadi setelah seorang konsumen mengeluhkan harga sate yang dijual di Alun-alun Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Dikutip dari Tribunnews.com, video pertama kali diunggah oleh akun TikTok bernama @aries.girl.

Pada awal rekaman, konsumen merasa dikepruk harga oleh salah satu penjual sate.

Ia merasa ditipu karena harga yang sangat mahal.

"Dia (penjual) penipu semua ini," 

"Lain kali lebih hati-hati jangan pernah makan di sini," katanya dalam video sembari memperlihatkan warung sate.

Konsumen tersebut merasa dikepruk harga oleh penjual sate karena merupakan wisatawan luar daerah.

"Karena kita plat nomor pendatang. Kalau (mahal) gini kan tidak masuk akal," jelasnya.

Di akhir video, konsumen mengancam mem-viral-kan apa yang dialaminya ke media sosial.

"Semuanya TikTok, semua tak masukin (viralkan)," tegasnya.

Rincian harga

Akun @aries.girl awalnya merasa kaget setelah memesan makanan dia diminta membayar Rp 536.000.

Rincian menu yang dipesan antara lain sate tiga porsi, tongseng empat porsi, dan nasi enam porsi. Selain itu juga tiga minum, satu jeruk, dan dua teh.

Konsumen kemudian komplain ke penjual dengan harga yang dipatok.

Terlebih dirinya tidak mendapatkan rincian harga per item menu. Dan setelah dicek ke konsumen lain ada perbedaan harga.

Satu porsi sate lengkap dengan nasi dan es teh, harganya Rp 45.000.

Sementara ia harus membayar lebih mahal jadi Rp 60.000.

Usai komplain, pada akhirnya konsumen membayar Rp 476.000.

Respons Bupati

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha meminta para pedangan untuk tidak mengepruk harga ke konsumen.

Menurutnya, perilaku pedangan nakal bisa membuat konsumen tak mau berkunjung lagi.

"Kami minta kepada pedagang siapapun ya jangan seperti itu, siapapun pembelinya harganya harus yang umum semua."

"Kalau seperti itu berpengaruh ke pengunjung yang lain, nanti kapok," katanya, dikutip dari TribunJateng.com.

Terakhir, Ngesti Nugraha menyarankan agar para pedangan menempel harga jualannya.

Harapannya agar konsumen mengetahui dan tidak terjadi salah paham.

“Harapannya nanti daftar harganya tercantum. Misal makanan jenis A sekian, jenis B sekian,” tandasnya.

Bantah Kepruk 

Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang menggelar pertemuan guna menindak lanjuti komplain konsumen di Alun-alun Ungaran.

Pertemuan tersebut menghadirkan pemilik warung sate Indarso (70).

Indarso dalam kesempatannya membantah mengepruk konsumen dengan harga lebih malah.

"Saya pastikan harga makanan yang saya jual masih wajar," ujar katanya, dikutip dari TribunJateng.com.

Meskipun demikian, lanjut Indarso, memang ada kesalahan hitung yang dilakukan anaknya.

Pihaknya sudah mengembalikan selisih uang. Tapi, konsumen masih mempermasalahan hal tersebut.

"Ada salah hitung, namun, uang selisih sudah dikembalikan, tapi tetap saja pembeli itu marah-marah."

"Harga seporsi sate kambing campur Rp 50.000 dan daging polos Rp 60.000 masih wajar," tandas Indarso.

Berikut rincian pesanan konsumen tersebut.

3 porsi sate @Rp60.000 dengan total Rp180.000

4 porsi tongseng @Rp60.000 dengan total Rp240.000

6 porsi nasi @Rp36.000

1 gelas jeruk Rp6.000

2 teh @Rp4.000 dengan total 8.000

Total keseluruhan adalah Rp 476.000. (TRIBUNLAMPUNG.CO.ID)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved