Berita Terkini Nasional

Ibu-ibu Ngamuk Bakar Warung Remang-remang di Jambi Gegara Suami Sering Mampir

Pasalnya keberadaan warung remang-remang di Desa Suko Awin Jaya, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi tersebut bikin resah warga, utama ibu-ibu.

TribunJambi/Muzakir
HANGUS DIBAKAR - Nasib warung remang-remang di Jalan Lintas Timur Jambi-Riau Km 56, Desa Suko Awin Jaya, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, Selasa (18/2/2025). Warung tersebut dibakar warga mayoritas ibu-ibu karena geram suami sering mampir. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JambiKelompok warga yang mayoritas ibu-ibu mengamuk bakar warung remang-remang di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Pasalnya keberadaan warung remang-remang di Desa Suko Awin Jaya, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi tersebut bikin resah warga, terutama ibu-ibu.

Ibu-ibu resah karena menduga suami sering mampir ke warung remang-remang itu.

Tak hanya membakar warung remang-reamang di Desa Suko Awin Jaya, Ibu-ibu juga melakukan aksi perusakan.

Ibu-ibu gerah karena warung remang-remang itu sudah beroperasi cukup lama.

Betapa tidak, warung remang-remang diduga menjadi sarang prostitusi.

Banyak pria hidung belang yang datang ke warung tersebut.

Bahkan para suami dari emak-emak itu diduga juga sering ke warung remang-remang.

Kesal dengan kondisi itu, emak-emak di Desa Suko Awin Jaya pun melakukan perusakan hingga pembakaran.

Tak tanggung-tanggung, ada belasan warung remang-remang di Km 56 yang dihancurkan dan dibakar mereka.

Sisanya tak jadi dibakar lantaran pemilik warung melarikan diri.

Sementara warung remang-remang yang ada pemiliknya tidak dihancurkan.  

Sebab para pemilik warung berjanji akan membongkarnya sendiri. 

Warung Berdiri Sejak Belasan Tahun Lalu

Mengutip Tribun Jambi, ada puluhan warung remang-remang yang ada di Km 56 Desa Suko Awin Jaya, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

Kepala Desa Suko Awin Jaya, Idawati, mengatakan warung remang-remang di Jalan Lintas Timur Jambi-Riau Km 56 sudah berdiri sejak belasan tahun lalu. 

Selain jadi tempat mabuk-mabukan, warung remang-remang yang dibakar itu juga menjadi tempat prostitusi terselubung, sehingga meresahkan warga.

"Lokasi ini sebelumnya juga telah dirazia oleh pihak kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja, namun tetap nekat beraktivitas," ujar Idawati. 

Kasi Humas Polres Muaro Jambi, AKP Saaludin memastikan selama aksi warga, tidak terjadi kericuhan.

"Kami akan terus memantau perkembangan dari kejadian ini. Dan juga ke depannya pihak kepolisian akan terus memantau warung warung yang dijadikan tempat prostitusi akan segera kami tindaklanjuti," tandasnya. 

Puncak Kekesalan

Pantauan Tribun, warung remang-remang di Jalan Lintas Timur Jambi-Riau Km 56 itu luluh lantak akibat dibakar warga yang didominasi emak-emak.

"Banyak hidung belang termasuk suami mereka yang mampir," ujar seorang emak-emak.

Keterangan warga setempat, belasan warung remang-remang itu jadi tempat pemuas nafsu pria hidung belang atau tempat prostitusi.

"Sudah berlangsung belasan tahun," tutur warga.

Sarjina, warga setempat, mengatakan ada 11 warung remang-remang di sepanjang Jalintim Jambi - Riau yang dibongkar dan dibakar.

Massa yang ikut dalam aksi tersebut sebagian besar kalangan emak-emak.

Pembongkaran dan pembakaran ini merupakan puncak kekesalan warga terhadap aktivitas warung remang-remang yang tidak mengindahkan peringatan warga.

"Mereka sudah diperingatkan untuk menutup kegiatan prostitusi. namun tidak diindahkan oleh pemilik warung. Karena kesal, warga pun hari ini menghancurkannya dengan cara dibongkar dan dibakar," katanya. 

Warung Remang-remang di Pantura Dirobohkan

Kasus hampir serupa juga terjadi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Namun warung remang-remang di jalur Pantura itu tidak dibakar melainkan dirobohkan oleh petugas gabungan dari Satpol PP, TNI-Polri, hingga Dinas Sosial Batang, Jawa Tengah.

Peristiwa itu terjadi, Rabu (13/9/2023).

Diduga, puluhan warung remang-remang tersebut jadi tempat prostitusi.

Pembongkaran warung remang-remang tersebut melibatkan dua alat berat dan ratusan anggota.

Selain menempati lahan secara ilegal milik Balai Besar Pelaksana Jalan nasional wilayah I Jateng DIY, warung-warung itu juga diduga digunakan sebagai tempat prostitusi.

Total terdapat 60 warung yang dibongkar yang berada di sepanjang 1 kilometer di Jalan Pantura Kandeman Batang.

Puluhan aparat gabungan yang disiapkan langsung menjebol dinding dan atap puluhan warung tersebut.

"Bangunan hingga saat ini tidak ada izinnya, dan ada indikasi digunakan untuk hal-hal yang kurang baik.

Maka kami bersinergi dengan Pemkab Batang melakukan penertiban bangunan liar yang berada di ruang milik jalan,"tutur Asisten Barang Milik Negara dan lahan, Satker Pelaksana Jalan Nasional Wilayah 1 Jateng DIY, Anggo Puguh Nugroho, Rabu (13/9/2023).

Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah (Perda) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Batang Muhammad Masqon mengatakan sosialisasi warung-warung yang berada di lahan Balai Besar Pelaksana Jalan nasional wilayah I Jateng DIY sudah dilakukan sejak setahun kemarin.

Selain itu, warung tersebut juga diduga menyalahi Perda Kabupaten Batang.

"Warung remang-remang ini juga terkesan kumuh, dan di situ kami pernah operasi Miras juga mendapati beberapa penjual miras disini," ujarnya.

Tidak hanya itu, pada tahun-tahun kemarin saat Covid-19 dilakukan operasi juga menemukan praktik prostitusi meskipun tidak semua warung.

"Pada Minggu kemarin kita sudah sosialisasi door to door, kita temui masyarakat atau pemilik warung kita tempel pamflet bahwa akan dibongkar pada 13 September, maka pemilik bangunan untuk membongkar sendiri yang paling lambat tanggal 12 September," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved