Advertorial

JKN Jadi Saksi Perjuangan Khadijah Lawan Gerd yang Dideritanya

Khadijah, seorang tenaga alih daya yang bekerja di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kotabumi merasakan langsung manfaat luar biasa dari program JKN.

Dokumentasi BPJS kesehatan Cabang Kotabumi
RASAKAN MANFAAT JKN - Khadijah, seorang tenaga alih daya yang bekerja di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kotabumi merasakan langsung manfaat luar biasa dari program JKN. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Utara - Khadijah, seorang tenaga alih daya yang bekerja di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kotabumi telah merasakan langsung manfaat luar biasa dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Sebagai Peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) sejak tahun 2014, Khadijah telah berulang kali memanfaatkan JKN untuk mengakses layanan kesehatan tanpa biaya, termasuk saat menjalani rawat inap yang disebabkan oleh demam tifoid dan GERD hingga menjalani prosedur endoskopi sebanyak dua kali.

"Saya sangat bersyukur menjadi peserta JKN," ujar Khadijah secara tertulis, Kamis (27/2/2025).

"Program JKN merupakan saksi perjuangan saya melawan penyakit yang akhir-akhir ini saya derita. JKN juga memberikan saya ketenangan pikiran karena saya tidak perlu mengkhawatirkan biaya pengobatan yang mahal karena semuanya dijamin oleh BPJS Kesehatan,” lanjutnya.

Khadijah menceritakan pengalamannya saat menderita demam tifoid dan harus dirawat di rumah sakit.

"Prosesnya sangat mudah, saya hanya perlu menunjukkan KTP saat mendaftar," katanya. "Selama dirawatpun saya mendapatkan pelayanan medis yang baik dan profesional tanpa adanya diskriminasi layanan dengan pasien umum,” ujar Khadijah.

Selain demam tifoid, terhitung sudah 3 tahun Khadijah menderita penyakit GERD.

Penyakit asam lambung atau GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan.

Kondisi yang disebut juga sebagai penyakit refluks gastroesofagus ini dapat menimbulkan nyeri pada ulu hati, heartburn, serta berbagai gejala lainnya pada area dada bagian bawah dan perut.

“Ketika GERD saya kambuh, bahkan saya sudah tidak bisa menemukan kata-kata yang pas untuk mendeskripsikan bagaimana rasanya,” keluh Khadijah.

“Dalam keadaan normal pun, dalam artian GERD-nya tidak kambuh, tenggorokan saya selalu terasa panas setiap hari. Ketika kambuh, saya biasanya sudah berfikir aneh-aneh jangan-jangan saya terkena serangan jantung karena rasanya ulu hati saya sakit sekali, dada terasa berat, sesak nafas, mual, bahkan saya tidak bisa rebahan karena asam lambung akan otomatis naik ke kerongkongan,” lanjutnya.

Ijah menuturkan bahkan dirinya terpaksa tidur dalam kondisi duduk untuk meminimalisir naiknya asam lambung.

“Saya sudah menjaga pola makan banget 3 tahun ini. Saya nggak konsumsi gorengan lagi, makanan berbumbu kuat, junk food dan makanan-makanan kurang sehat lainnya. Tapi saya sadar manajemen stress saya kurang baik sehingga GERD saya selalu kambuh. Gimana ya, ini seperti lingkaran yang nggak ada habisnya. GERD ini membuat saya stress, dan stress saya menyebabkan GERD. Seandainya tidak punya JKN, entah apa yang terjadi,” urai wanita berhijab ini.

Khadijah menjelaskan dirinya sudah menjalani prosedur endoskopi sebanyak 2 kali untuk menyari tahu penyebab pasti dari GERD yang dideritanya.

“Saya dirujuk ke salah satu rumah sakit di Bandar Lampung untuk menjalani prosedur endoskopi ini. Setelah dicek memang terlihat otot bagian bawah kerongkongan saya (lower esophageal sphincter/LES) melemah. Normalnya otot ini akan terbuka saat menelan, kemudian menutup setelah makanan turun ke lambung," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved