Berita Terkini Nasional

Ibu Hamil Tewas Bersama 2 Anaknya dalam Kebakaran di Nusa Tenggara Timur

Ibu hamil tewas bersama dua anaknya dalam kebakaran di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur ( NTT pada Kamis (6/3/2025) siang

|
Editor: taryono
Dokumentasi BPBD Bandar Lampung
TEWAS KEBAKARAN - Ilustrasi Kebakaran di depan gedung bekas kantor Tripanca, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung, Senin (13/1/2025). Ibu hamil tewas bersama dua anaknya dalam kebakaran di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur ( NTT ) pada Kamis (6/3/2025) siang 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Nusa Tenggara Timur - Ibu hamil tewas bersama dua anaknya dalam kebakaran di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur ( NTT ) pada Kamis (6/3/2025) siang

Korban bernama Syamsiah Muhammad (33) dan  Muhammad Fahaat (4) serta Muhammad Fahmi (2).

Syamsiah yang sejatinya sudah selamat, memilih balik lagi ke dalam rumah yang kebakaran

Harapannya adalah ia bisa membawa dua anaknya yang masih berada di dalam rumah. Padahal saat itu Syamsiah tengah hamil.

Namun, kasih sayangnya pada anaknya tak putus hanya karena api yang membakar rumah mereka. Ia terobos kobaran api dan berharap sang anak bisa diselamatkan.

Namun, kenyataan berkata lain, Syamsiah juga terjebak dan pada akhirnya ikut dengan dua anaknya menjadi korban yang terpanggang.

Beginilah Cerita Lengkapnya

Memang Kasih ibu tak terbatas, bahkan sampai rela mengorbankan nyawa demi anak-anaknya.

Ungkapan sepadan dengan apa yang dilakukan Syamsiah Muhamad (33), seorang ibu yang menembus kobaran api, hendak menyelamatkan anak-anaknya.

Peristiwa ini terjadi ketika kebakaran menghanguskan empat bangunan di Bungawaru, Kelurahan Kalabahi Tengah, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (6/3/2025) siang, kemarin.

Dalam keadaan hamil, Syamsiah masuk ke dalam rumah, hendak menyelamatkan dua anaknya, Muhammad Fahaat (4) dan Muhammad Fahmi (2).

Namun nasib berkata lain, Syamsiah justru tewas bersama kedua anaknya, karena terjebak di dalam kobaran api.

Bersama sang suami, Istiar Harun (37), ketiga korban memang tinggal di rumah yang juga dijadikan kios tempat usaha mereka.

Saat kejadian, Istiar sedang menjaga kios di depan, sedangkan Syamsiah dan dua anaknya berada di dalam kamar.

Harun keluar ke depan toko untuk melayani pembeli. Namun tiba-tiba api muncul dari dalam kios dan cepat membesar lantaran barang-barang di dalamnya mudah terbakar.

Melihat api yang semakin membesar, Harun sempat berteriak meminta tolong kepada warga sekitar. Namun, saat kejadian, situasi sedang sepi.

Syamsiah -berdasarkan keterangan saksi mata, sudah sempat keluar dan lolos dari kobaran api. Namun, sang ibu teringat kedua anaknya yang masih tertidur, dan kembali masuk menembus kobaran api.

Istiar pun sempat mencoba  masuk tetapi terhalang api. Apalagi, untuk masuk ke dalam kios terhalang satu pintu.

"Ibu hamil itu sudah keluar, tapi dia masuk kembali karena anak-anaknya masih tidur di kamar, makanya mereka terjebak," ujar Gerson Blegur, warga Kalabahi yang berada di lokasi kejadian.

Dua unit mobil pemadam kebakaran dan tiga unit mobil tangki air milik masyarakat tiba di lokasi untuk memadamkan kobaran api.

Jenazah ibu hamil dan dua anaknya itu lalu dibawa ke rumah sakit.

"Tiga korban sudah dimakamkan oleh pihak keluarga pukul 18.00 Wita," kata Kepala Kepolisian Resor Alor, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Supriadi Rahman, kepada Kompas.com, Kamis malam.

Kini, kata Supriadi, pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran. Supriadi sempat memerinci, empat bangunan yang terbakar itu yakni satu warung makan, satu bangunan rumah, dan tiga unit kios.

Peristiwa tersebut tentu saja menjadi pelajaran bagi kita semua. Meskipun ungkapan sayang pada anak tak bisa dibatasi, namun kita juga harus menggunakan logika sehat.

Ada perhitungan yang matang dikedepankan sebelum mengambil keputusan. Setidaknya ikhtiar akan menjadikan jalan baik untuk satu sikap dari diri.

Jerit Pilu Nenek Korban Kebakaran di Dumai Membuat Bripka Edy Lari Beri Pertolongan

Jerit pilu nenek korban kebakaran di Dumai, Riau membuat Bripka Edy Purwanto lari memberi pertolongan.

Nenek yang akrab disapa Ibu Sinaga tersebut syok mendapati rumahnya kebakaran hingga jatuh tak sadarkan diri.

Mukanya terlihat pucat sampai membuat khawatir warga sekitar takut nyawanya tidak akan tertolong.

Beruntung saat itu Brika Edy Purwanto langsung sigap membopong nenek tersebut lalu melarikannya ke rumah sakit.

Jarak ke rumah sakit pun tidak dekat, sehingga perjalanan membawa nenek Sinaga untuk mendapat pertolongan medis itu menegangkan.

Kondisi nenek itu kembali stabil setelah mendapat penanganan medis rumah sakit.

Aksi heroik anggota Samapta Polres Dumai, Bripka Edy Purwanto pada Kamis (6/3/2025) pukul 03.15 WIB.

Saat itu terjadi kebakaran rumah di Gang Pembaruan, Jalan Hang Tuah, Dumai Timur, Kota Dumai, Riau 

Polisi tersebut menunjukkan keberanian luar biasa saat menyelamatkan seorang nenek dari kobaran api yang mengancam nyawanya.  

Berikut kronolongi penyelamatan seorang nenek oleh anggota polisi di Dumai:

Peristiwa tersebut bermula dari adanya laporan kebakaran dari warga.

Lantas, Bripka Edy Purwanto bersama beberapa rekannya dengan sigap meluncur ke lokasi dengan mobil patroli.

Sirene mobil patroli meraung memecah kesunyian malam yang dingin menuju lokasi yang penuh kepanikan.

Sesampainya di sana, warga dan petugas pemadam kebakaran sudah bekerja keras memadamkan api yang mulai membesar di rumah keluarga Ocip Sinaga.

Namun, di tengah kegaduhan tersebut, terdengar jeritan memilukan seorang wanita.

Ternyata, nenek yang diketahui bernama ibu Sinaga, pingsan akibat syok melihat rumahnya terbakar habis.

Tanpa ragu, Bripka Edy segera berlari menuju nenek tersebut yang tergeletak lemah, langsung mengangkatnya ke dalam mobil patroli untuk segera dibawa ke rumah sakit.

Warga yang menyaksikan kejadian itu sempat menahan napas, karena khawatir nyawa si nenek itu tak akan tertolong.

Perjalanan menuju RSUD dr. Suhatman Dumai terasa begitu panjang dan mencekam. 

Di dalam mobil patroli, Bripka Edy terus memeriksa kondisi sang nenek, memastikan ia tetap bernapas.

Dalam perjalanan, detik-detik itu terasa sangat krusial, dan Edy tak berhenti berusaha menjaga nyawa sang nenek.

Setibanya di rumah sakit, tim medis langsung memberikan perawatan intensif. Perlahan-lahan, warna pucat di wajah sang nenek mulai kembali, dan napasnya pun mulai teratur. Dalam waktu singkat, sang nenek dinyatakan selamat.

Di lokasi kebakaran, tim pemadam kebakaran bersama warga akhirnya berhasil mengendalikan api dan mencegahnya semakin meluas.

Tak ada korban jiwa, meskipun ketegangan dan kepanikan sempat melumpuhkan suasana.

Meski api berhasil dijinakkan, peristiwa ini meninggalkan pelajaran penting tentang pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran.

Kasat Samapta Polres Dumai, AKP Hardianto, mengapresiasi tindakan cepat personelnya dalam menghadapi kejadian tersebut. 

"Korsleting listrik adalah penyebab kebakaran yang sering terjadi. Kami mengajak warga untuk rutin memeriksa kondisi kabel listrik di rumah dan segera melapor jika ada potensi bahaya," tambahnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap instalasi listrik di rumah. 

“Korsleting listrik sering menjadi penyebab kebakaran. Kami mengimbau warga untuk rutin memeriksa kondisi kabel listrik di rumah masing-masing,” tambahnya.

Aksi heroik Bripka Edy Purwanto bukan hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga mengingatkan kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan dan solidaritas dalam menghadapi situasi darurat.

Di balik api yang hampir menghanguskan rumah, ada keberanian, kepedulian, dan rasa tanggung jawab yang patut dicontoh.(*)

(Tribunlampung.co.id/TribunPekanbaru.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved