Berita Terkini Nasional

Pengakuan Asisten Ibrahim, Suami Najwa Shihab Alami Hal Sama Seperti Titiek Puspa

Pengakuan mengejutkan asisten Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, suami jurnalis senior Najwa Shihab, yang meninggal dunia.

Tangkap Layar Kanal YouTube Tribunnews
SUAMI NAJWA SHIHAB: Tangkap layar kanal YouTube Tribunnews pada Selasa (20/5/2025), menunjukkan potret suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf. Suami Najwa Shihab tersebut, meninggal dunia pada Selasa(20/5/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Pengakuan mengejutkan asisten Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, suami jurnalis senior Najwa Shihab, yang meninggal dunia.

Diketahui, suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief, yang dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (20/5/2025), pukul 14.29 WIB.

Ibrahim Sjarief meninggal dunia di RS PON Mahar Mardjono, Jakarta Timur.

Sebelum meninggal, Ibrahim Sjarief menderita penyakit stroke. Hal itu disampaikan oleh asisten pribadi Najwa Shihab, Caca melalui pesan singkat kepada awak media.

Dalam keterangannya, Caca menyebut, Ibrahim meninggal akibat komplikasi kesehatan yang serius. 

Bahkan pria yang juga berprofesi sebagai pengacara tersebut sempat mengalami pendarahan otak.  

"Pasca-stroke, pendarahan di otak," ungkap Caca.

Lalu mengapa pendarahan di otak bisa terjadi?

Apa yang dialami suami Najwa Shihab persis serupa dengan penyebab meninggalnya penyanyi legendaris Titiek Puspa. Artis legendaris ini menghembuskan napas terakhir pada usia 87 tahun.

Ia mengalami pecah pembuluh darah di otak bagian kiri atau pendarahan otak, dan dilarikan ke RS Medistra Jakarta.

Dokter Spesialis Saraf Haznim Fadhli menuturkan, pendarahan otak paling sering disebabkan oleh hipertensi.

Ia mengatakan, hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat melemahkan dinding pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak.

Saat tekanan darah tidak terkendali maka berisiko terkena stroke pendarahan atau stroke hemoragik.

“Pendarahan otak  bisa disebabkan banyak hal, paling sering hipertensi. Lainnya bisa karena kelainan pembuluh darah,  cedera kepala, gangguan fungsi pembekuan  darah, penyakit amiloid angiopati, penggunaan obat-obatan pengencer darah,” tutur dia.

Mantan ketua IDI cabang Jakarta Pusat ini menuturkan, jika seseorang sudah terdiagnosis hipertensi maka harus menjalani pengobatan seumur hidup. Begitu juga kontrol dan pemeriksaan kesehatan rutin.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved