Berita Terkini Nasional
19 Pekerja Tewas Tertimbun Longsor di Gunung Kuda Cirebon, Dedi Mulyadi Langsung Tutup Tambang
Wahyu tertimbun material bebatuan di areal tambang Gunung Kuda, Cirebon, ditemukan pada Minggu (1/6/2025) siang.
Tribunlampung.co.id, Cirebon - Total korban meninggal dunia dalam musibah longsor di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat saat ini sudah mencapai 19 orang.
Korban terakhir yang ditemukan bernama Wahyu Hidayat (26), warga Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
Wahyu tertimbun material bebatuan di areal tambang Gunung Kuda, Cirebon, ditemukan pada Minggu (1/6/2025) siang.
Korban ditemukan tak jauh dengan korban yang ditemukan sebelumnya.
Penemuan korban yang terbaru ini menambah daftar korban jiwa longsor gunung kuda menjadi 19 orang.
Jasad Wahyu berada di bagian barat titik yang tidak berjauhan dengan korban yang ditemukan sebelumnya.
Petugas yang semula berada di lokasi langsung ke bagian atas dan membawa kantong jenazah.
Petugas langsung membawa ke bagian bawah untuk dilakukan identifikasi menggunakan alat cek sidik jari.
Pencarian korban musibah longsor Gunung Kuda, di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kembali dilanjutkan pada hari ketiga, Minggu (1/6/2025).
Awalnya tim gabungan menemukan satu orang korban pada pukul 10.41 WIB.
Dandim 0620/Cirebon Letkol Inf Mukhammad Yusron menyampaikan jasad satu korban yang baru ditemukan bernama Nalo Sanjaya (53) asal Desa Kedondong, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Informasi pada Sabtu (31/5/2025) malam menyebutkan, korban yang ditemukan berjumlah 17 warga, kini menjadi 19 orang korban.
Jasad Nalo ini ditemukan di sektor kiri sektor barat. Ada enam warga lagi yang diduga masih tertimbun berdasarkan data daftar laporan kehilangan.
Dalam proses pencarian hari ketiga, tim inspektur pertambangan Kementerian ESDM sudah tiba dan ikut terlibat dalam proses penanganan.
Mereka juga melakukan asesmen dan penanganan pencarian ini.
Tim gabungan terus melanjutkan pencarian korban yang diduga masih tertimbun material longsor di Gunung Kuda Cirebon.
“Alhamdulillah, pukul 10.41 WIB tadi, kami berhasil menemukan satu lagi jenazah atas nama Nalo Sanjaya (53),” kata Yusron.
Ia menjelaskan, dengan temuan itu, total korban yang sudah dievakuasi menjadi 19 orang dari 25 korban yang sebelumnya dilaporkan tertimbun material longsor.
Ia menyebutkan, keberhasilan penemuan jenazah hari ini juga didukung oleh peran anjing pelacak milik Polri.
Selain adanya aroma jenazah yang tercium di sekitar batu besar tersebut.
“Dari delapan korban yang kemarin masih kita cari, sekarang tinggal tujuh orang,” ujarnya.
Menurut Yusron, fokus pencarian saat ini berada di sektor tengah. Tepatnya di antara sektor A dan B, dekat batu besar yang diduga menjadi titik berkumpulnya para pekerja saat kejadian.
“Kalau melihat polanya, satu jenazah yang ditemukan di satu titik biasanya tidak jauh dari rekan-rekannya, karena mereka bekerja berkelompok,” katanya.
Ia menuturkan proses pencarian tetap dilakukan dengan hati-hati, sebab sejak semalam tercatat terjadi tiga kali longsor susulan. Terutama di sektor timur yang dinilai cukup berbahaya.
“Kami selalu membatasi area, khususnya di sektor kanan, agar tidak ada mobil atau orang yang melintas dan membahayakan tim yang bekerja,” kata dia.
Sebelum memulai pencarian, kata dia, tim gabungan juga selalu melakukan survei dan asesmen kelayakan lokasi untuk memastikan keamanan seluruh anggota tim.
“Hingga kini tim gabungan yang terdiri atas TNI, Polri, Basarnas, BPBD, serta relawan masih terus berupaya mengevakuasi tujuh korban lainnya yang diperkirakan masih tertimbun,” ucap dia.
Nyaris Tewas
Seorang warga, Kamal mengungkap detik-detik terjadinya longsor besar terjadi di kawasan tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Peristiwa yang menewaskan 18 pekerja itu terjadi pada Jumat (30/5/2025) siang.
Bukan cuma itu, material batu itu juga menimbun sejumlah kendaraan proyek.
Kamal, yang berada di sekitar lokasi saat kejadian, menuturkan, peristiwa itu terjadi saat aktivitas pengangkutan material sirtu (pasir dan batu) tengah berlangsung. "Mobil truk pada masuk lagi, ngangkutin material sirtu," kata Kamal.
Ia menyebut, berdasarkan informasi yang didengarnya dari para pekerja, sejumlah alat berat dan truk diduga ikut tertimbun longsoran. "Dengar-dengar ada truk 13, alat berat beko tiga hingga empat gitu yang tertimbun. Kalau orang sih nggak tahu ada berapa," ucapnya.
Menurut Kamal, sejak kejadian berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB, sudah ada beberapa korban jiwa yang berhasil dievakuasi. "Tadi bahkan dari mulai kejadian pukul 10.00 WIB, sudah ada lima jenazah yang dibawa ambulans ke rumah sakit," jelas dia.
Armadi, salah satu pekerja tambang di lokasi longsor, nyaris kehilangan nyawanya. Ia mengaku tak melihat tanda-tanda akan terjadi longsor. Semua terjadi begitu cepat dan tanpa peringatan. "Ada suara gemuruh nggak ada tanda tanda," ujarnya.
Armadi saat itu sedang memuat batu alam ke truk. Saat kejadian ia sempat melihat lebih dari enam orang berada tepat di belakangnya tertimpa longsor. "Saya lari sekuat tenaga, habis itu lemas sekali, nggak percaya bisa selamat," ujarnya.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan menyampaikan insiden ini membuat sejumlah kendaraan operasional tertimbun bongkahan batu. "Tujuh unit dump truck dan tiga unit alat berat jenis eskavator terkubur material longsoran," ucapnya.
Sebelumnya, terdata sebanyak empat korban jiwa yang telah dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia, yakni Sanuri (47), Andri (40), Sukadi (48), dan Kendra alis Bureng.
Selain itu sebanyak sembilan korban lainnya dievakuasi dalam kondisi selamat dan telah mendapatkan penanganan medis di RS Sumber Urip. Mereka adalah Rion Firmansyah, Rio, Rino, Siswanto, Suwadi, Ervan Hardiansyah, Aji, Safitri, dan Abdul Rohim.
Hendra menambahkan bahwa pendataan dan proses evakuasi masih terus berlangsung. Pihak kepolisian bersama unsur TNI, BPBD, dan relawan tengah melakukan pencarian lanjutan.
"Kami menghaturkan doa terbaik bagi para korban dan keluaraga yang ditiinggalkan serta apresiasi setinggi-tingginya bagi seluruh petugas yang terlibat dalam proses penyelamatan," ucapnya.
Polda Jawa Barat akan melaporkan perkembangan lanjutan seiring berjalannya proses evakuasi. Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan kerja dan penerapan prosedur keamanan yang ketat di seluruh kegiatan pertambangan guna mencegah jatuhnya korban jiwa.
Pekerja tambang yang tewas akibat tertimbun material longsoran di lokasi galian C di Gunung Kuda bertambah kemudian setelah proses evakuasi dilakukan. Saat ini, data korban tewas akibat insiden tersebut menjadi sembilan orang.
"(Korban tewas) 9 orang (informasi) dari pihak SAR gabungan," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan.
Meski begitu, saat ini baru ada delapan orang pekerja yang tewas yang sudah diidentifikasi. Sementara itu, Hendra mengatakan data sementara para pekerja tambang yang selamat ada 12 orang. "Satu lagi belum diketahui identitasnya," ungkapnya.
Langsung Ditutup
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengambil langkah tegas dengan menutup secara permanen tambang yang dianggap tidak memenuhi standar keselamatan kerja tersebut.
“Saya sudah memerintahkan Kepala Dinas ESDM Jabar dan jajaran yang saat ini berada di lokasi untuk menutup tambang tersebut untuk selamanya,” tegas Gubernur Dedi dalam video yang diunggah di media sosial.
Dedi mengaku pernah mengunjungi tambang tersebut sebelum menjabat sebagai gubernur. Ia menemukan bahwa kegiatan penambangan tidak memenuhi standar keamanan. Namun, karena izin operasi tambang masih berlaku hingga Oktober 2025 dan dirinya belum memiliki kewenangan saat itu, penambangan tetap berlangsung.
“Saya lihat galian C itu berbahaya karena tidak memenuhi unsur standarisasi keamanan bagi pegawainya. Tapi karena sudah berizin, dan saya belum punya kapasitas apa pun, maka tambang itu masih berjalan,” ujarnya.
Ia menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas korban jiwa dalam tragedi ini. “Saya turut berduka cita sedalam-dalamnya. Mereka adalah warga yang sedang bekerja keras demi menghidupi keluarganya, meski harus menghadapi risiko besar.”
Penutupan permanen ini, menurut Dedi, menjadi bagian dari komitmen pemerintah provinsi untuk memastikan keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan di seluruh wilayah Jawa Barat.
“Peristiwa ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak bahwa usaha apa pun, terutama di sektor pertambangan, harus menjadikan keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan sebagai prioritas utama,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan mengevaluasi seluruh aktivitas tambang di wilayahnya, terutama yang beroperasi di kawasan rawan bencana atau memiliki catatan keselamatan kerja yang buruk.
Cabut Izin
Dedi Mulyadi resmi mencabut empat izin usaha pertambangan milik tiga perusahaan yang beroperasi di wilayah Gunung Kuda. Pencabutan ini dilakukan sebagai sanksi administratif akibat pelanggaran terhadap kaidah pertambangan dan perizinan berusaha berbasis risiko.
Dedi pun meminta Bupati Cirebon untuk segera mengubah tata ruang wilayahnya. "Dan meminta Perhutani mencabut seluruh ASO (kerja sama pertambangan) serta mengembalikannya menjadi kawasan hutan," ujar Dedi, Minggu (1/6/2025).
Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2025 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan, dan merupakan bagian dari komitmen Pemprov Jawa Barat menjaga keseimbangan lingkungan dan keselamatan masyarakat di wilayah rawan bencana. DPMPTSP Provinsi Jawa Barat, sebagai pelaksana teknis kebijakan perizinan dan pengawasan, akan terus bersinergi dengan instansi terkait dalam penegakan hukum dan evaluasi pemanfaatan.
Kepala Dinas ESDM Jabar Bambang Tirto Yuliono menegaskan, teknik penambangan di Gunung Kuda seharusnya dilakukan dari atas ke bawah secara terasering, bukan dari bawah. “Jenis batuan seperti ini seharusnya ditambang dari atas ke bawah, bukan sebaliknya. Ini sudah dijelaskan berkali-kali oleh inspektur tambang,” ujar Bambang, Jumat (30/5/2025).
Bambang menambahkan, pihaknya sudah memberikan peringatan keras, namun tidak diindahkan. “Ini adalah kesalahan dalam metode penambangan. Kami dari dinas sudah memperingatkan berkali-kali, bahkan dengan nada yang cukup keras,” katanya. (tribun network)
Berita Terkini Nasional
longsor
Cirebon
Tribunlampung.co.id
tambang
Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat
Jawa Barat
Siswi SMA Tewas Tertabrak Mobil Kapolres saat Mengendarai Motor Menyeberang Jalan |
![]() |
---|
9 Tahun Pacaran Tak Dinikahi Wanita Tuntut Ganti Rugi Mantan Kekasih Rp 1 Miliar |
![]() |
---|
Kronologi Kasus Kacab Bank BUMN Tewas, 15 Orang Terlibat Pembunuhan |
![]() |
---|
427 Murid Keracunan setelah Santap MBG Menu Bakso, Jagung dan Mi |
![]() |
---|
Modus Sebenarnya Bripda Alvian Bunuh Putri Apriyani masih Didalami |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.