Berita Terkini Nasional

Sosok Adhel Setiawan yang Laporkan Gubenur Dedi Mulyadi ke Bareskrim Polri

Sosok Adhel Setiawan yang laporkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dilaporkan ke Bareskrim buntut kebijakan kirim siswa ke barak militer.

Editor: taryono
Youtube Kompas TV dan Instagram @dedimulyadi71
DEDI MULYADI DILAPORKAN - Tangkapan layar sosok wali murid Adhel Setiawan yang laporkan Dedi Mulyadi (kanan) ke Komnas HAM atas program siswa nakal masuk Barak Militer, Jumat (9/5/2025). Sosok Adhel Setiawan yang Laporkan Gubenur Dedi Mulyadi ke Bareskrim Polri. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JABAR -  Sosok Adhel Setiawan yang laporkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dilaporkan ke Bareskrim buntut kebijakan kirim siswa ke barak militer, Kamis (5/6/2025).

Sebelumnya, Adhel juga telah melaporkan Dedi ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada 8 Mei 2025.

Siapa Adhel Setiawan?

Adhel Setiawan adalah orangtua siswa di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Saat ini, Adhel Setiawan bekerja sebagai seorang advokat.

Ia tergabung dalam firma hukum Defacto & Partners Law Office sebagai Managing Partner, dikutip dari laman resmi firma hukum tersebut.

 Adhel sendiri merupakan lulusan Sarjana Hukum.

Dikutip dari dkpp.go.id, ia pernah menjadi Ketua Forum Silaturahmi Alumni (FSA) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lintas Generasi

Saat menjadi bagian FSA HMI, Adhel pernah terlibat dalam sejumlah kasus.

Pada 2016, Adhel pernah dilaporkan balik oleh Demokrat, setelah melaporkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai pidato "lebaran kuda" Presiden ke-6 RI tersebut.

Setahun setelahnya, Adhel bersama FSA HMI melayangkan somasi terhadap SBY terkait dugaan calon legislatif (caleg) Demokrat berijazah palsu.

Adhel Setiawan: Kebijakan Putus Asa

Sejak awal kebijakan barak militer oleh Dedi Mulyadi diterapkan, Adhel Setiawan vokal menolaknya.

Ia menganggap kebijakan tersebut sebagai kebijakan putus asa.

Sebab, menurut dia, pemerintah dan pihak terkait tidak lagi bisa menangani kenakalan remaja.

Padahal, kata Adhel, anak-anak bermasalah seharusnya mendapat bimbingan dari sekolah, orang tua, dan pemerintah, alih-alih dimasukkan ke barak militer.

"Ini sebetulnya kebijakan putus asa karena sudah tidak sanggup lagi menangani, dalam tanda kutip ya, kenakalan anak-anaknya. Akhirnya ya sudah, militer saja," katanya, Senin (12/5/2025), dikutip dari Kompas.com.

Adhel juga menyoroti tidak adanya jaminan bagi anak bermasalah yang sudah masuk barak militer, akan berubah menjadi lebih baik.

Ia menilai kebijakan Dedi ini tak didukung kajian mendalam, terutama soal psikologis anak ketika berada di lingkungan militer.

"Dan saya lihat di beberapa media itu, justru anak-anak ini digundulin, dipakein baju militer, suruh merangkak di tanah-tanah becek, terus diajarin baris-baris, yel-yel, ini kan tentara banget," ungkapnya.

Karena itu, lanjutnya, kebijakan Dedi tidak sejalan dengan nilai-nilai pendidikan yang seharusnya ditanamkan kepada anak-anak.

Ia menekankan, tujuan pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia.

"Tujuan pendidikan itu kan dalam rangka memanusiakan manusia. Seharusnya anak-anak nakal itu diajak bicara, didengarkan apa kemauan mereka."

"Itu tugas orang tua dan guru, bukan tugas militer," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved