Berita Terkini Nasional
Tabungan Siswa SD Rp 343 Juta Ditilap Pihak Sekolah sampai Lulus Belum Dikembalikan
Sebab pihak sekolah belum mengembalikan uang tersebut meskipun sejumlah siswa sudah lulus SD.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jawa Barat - Polemik uang tabungan siswa Rp 343 juta yang diduga digelapkan guru SD di Pangandaran, Jawa Barat belum juga berakhir.
Sebab pihak sekolah belum mengembalikan uang tersebut meskipun sejumlah siswa sudah lulus SD.
Padahal salah satu murid tercatat mempunyai tabungan di sekolah sampai Rp 29 juta.
Kini murid tersebut sudah duduk di bangku kelas 1 SMP tak juga mendapat uang yang ditabungnya selama SD.
Alhasil sejumlah wali murid di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat merasa dirugikan dengan kasus penggelapan uang tabungan siswa.
Salah satu wali murid, Eful (40), mengatakan anaknya yang duduk di bangku kelas 1 SMP sempat menabung hingga Rp29 juta di SD tersebut.
Selama setahun Eful menunggu kepastian waktu pengembalian tabungan, tapi tak ada jawaban dari sekolah.
"Kita masih tetap menunggu. Kan, kemarin itu pihak sekolah diberi waktu selama seminggu untuk musyawarah antara kepala sekolah lama dan kepala sekolah baru."
"Kita orang tua memberikan waktu selama seminggu," paparnya, Sabtu (21/6/2026), dikutip dari TribunJabar.id.
Ia mengancam akan mengerahkan para wali murid menggeruduk sekolah jika minggu depan belum ada pengembalian uang.
"Jadi, kita akan datang langsung jika nanti tidak ada kabar," tegasnya.
Hingga kini, wali murid belum melaporkan oknum guru yang menggelapkan uang.
"Saya mah gimana hasil kesepakatan orang tua. Karena, bagimana pun kita selalu musyawarah dengan orang tua lain," lanjutnya.
Eful menerangkan kasus penggelapan tabungan tak hanya dialami angkatan anaknya, namun juga siswa yang baru lulus.
"Angkatan anak saya saja sekitar Rp 200 juta, itu belum termasuk angkatan tahun sekarang," imbuhnya.
Setelah ditelusuri, uang tabungan siswa digunakan oleh mantan guru hingga koperasi sekolah.
"Dulu, kami lihat catatan di sekolah. Katanya uangnya ada yang dipegang mantan guru, ada di koperasi, dan ada juga yang dipakai sekolah. Kepala sekolah dan guru sekarang cuma jadi pelimpahan masalah, mereka juga bingung," bebernya.
Polemik ini telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran, namun belum ada tindak lanjut.
"Kami harap Dinas Pendidikan bisa turun tangan serius. Jangan sampai masalah ini dibiarkan berlarut-larut. Ini menyangkut hak anak-anak kami," ucapnya.
Sementara itu, Kepala SD Negeri 1 Mekarsari, Ade Haeruman, mengaku telah mengantongi identitas guru yang menggelapkan uang tabungan.
"Kalau untuk guru yang bersangkutan, itu sudah sering di panggil. Jawabannya, sudah mau dijual asetnya tapi belum ada yang membeli," ujarnya.
Setelah ditelusuri, aset guru tak cukup untuk membayar seluruh tabungan siswa sebesar Rp343 juta.
"Ya, masih kurang (asetnya). Paling nyicil dari gaji ke-13. Sisanya, dari pihak keluarga yang bersangkutan harus bertanggung jawab untuk membantu kekurangannya," jelasnya.
( Tribunlampung.co.id / Tribunnews.com )
Nasib Kakak Adik Terpaksa Gantian Seragam Sekolah, Tak Mampu Beli Baru |
![]() |
---|
Tak Terima Istrinya Difoto Kurir Paket COD, Suami Malah Bacok Pak RW |
![]() |
---|
Terkuak Motif Pembunuhan Pengantin Baru di Kebun Sawit |
![]() |
---|
Pengakuan Mengejutkan Kepala SMA PL Yosef, Wapres Gibran Tak Pernah Sekolah di Sana |
![]() |
---|
Dosen Ribut dengan Tetangga hingga Guling-guling di Tanah, Kini Ajukan Resign |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.