Berita Terkini Nasional

Intan ART di Batam Terpaksa Makan Kotoran kalau Tidak Nurut Disiksa Majikan

Justru keberadaan Intan di Batam tidak sesuai dengan harapan ketika awal dirinya meninggalkan kampung halaman di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kolase TribunBatam.id
BABAK BELUR - Tangkapan layar saat Tim Paguyuban Flobamora mendapatkan Intan (kiri) dalam kondisi tubuh penuh lebam, kemudian Rosalina (kanan) majikannya ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian. Intan ART di Batam terpaksa makan kotoran kalau tidak nurut disiksa majikan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Batam - Nasib Intan niatnya mengubah nasib dengan merantau ke Batam jadi Asisten Rumah Tangga ( ART) malah berakhir teragis.

Justru keberadaan Intan di Batam tidak sesuai dengan harapan ketika awal dirinya meninggalkan kampung halaman di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebab Intan sebagai ART tidak mendapat gaji yang diharapkan sebaliknya malah mendapat penyiksaan keji dari majikannya di Batam.

Penyiksaan tersebut tak hanya dialami sekali oleh Intan, namun sampai berulang kali hingga kondisinya memprihatinkan.

Pasalnya Intan babak belur dianiaya oleh majikan karena kesalahan yang sepele. Bahkan ia dipaksa memakan kotoran anjing hingga meminum air dari septic tank.

Selama setahun bekerja bersama majikannya, Intan tidak pernah diberikan gaji.

Kini Rosalina sang majiakan sadis tersebut sudah masuk bui. Ia menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan pembantunya.

Yosep Yingokodie, penasihat Perkumpulan Keluarga Sumba menceritakan awal mula korban sampai di Batam.

Intan ternyata baru selesai bersekolah kemudian meminta tolong kepada pamannya untuk mencari pekerjaan.

Dia meminta karena ingin memperbaiki perekonomian keluarga. Apalagi jika lama-lama di kampung, Intan tidak tahu mau mencari duit bagaimana.

Sudah setahun dia bekerja, bulan ini pas satu tahun intan bekerja dengan Rosalina di komplek Perumahan mewah di Batam.

"Dia sudah kerja setahun, tapi dari awal gaji tidak dibayar. Kerjanya serba salah. Ngepel salah, nyapu salah. Bahkan ngambil makan pun dituduh mencuri," kata Yosep saat ditemui di Batam, Senin (23/6/2025).

Mirisnya lagi, Kepada Yosep intan bercerita, selama bekerja disana, Intan tak pernah dipanggil dengan namanya sendiri.

Sebaliknya, ia dihina dengan sebutan “anjing”, “babi”, bahkan “lonte”.

Selama bekerja sebagai ART, dia juga tidak boleh memegang handphone sama sekali, dan hanya boleh keluar rumah sampai gerbang.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved