Berita Terkini Nasional
Kisah Anak Sopir Jerami Dapat Beasiswa Penuh dari UGM, Rofidah Ingin Kerja di Kementrian Pertanian
Ditengah hidup dalam keterbatasan ekonomi, namun kondisi itu tak menyurutkan semangat Rofidah Nurhana Lestari untuk menggapai pendidikan tinggi.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID. JOGJA - Ditengah hidup dalam keterbatasan ekonomi, namun kondisi itu tak menyurutkan semangat Rofidah Nurhana Lestari untuk menggapai pendidikan tinggi.
Makanya remaja 18 tahun asal Teguhan, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ini berhasil diterima sebagai calon mahasiswa baru di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Rofidah dibesarkan dalam keluarga sederhana.
Ayahnya, Timbul Marsono (54), bekerja sebagai sopir truk pengangkut jerami milik tetangga.
Penghasilan yang ia peroleh tak menentu, tergantung kebutuhan warga akan jerami sebagai pakan ternak.
“Jerami saya ambil dari desa lain, lalu dijual ke warga desa yang punya ternak,” ujar Timbul saat dihubungi, Selasa (24/6/2025).
Saat musim hujan datang dan permintaan jerami menurun, Timbul harus memutar otak demi menafkahi keluarganya.
Ia pun beralih mencari rongsokan dan barang bekas untuk dijual.
“Kalau lagi sepi, kita cari rongsokan,” ungkapnya.
Darini (52), ibu Rofidah mengatakan, suaminya biasa berangkat pagi-pagi buta untuk mencari jerami.
Kadang, Timbul baru kembali larut malam setelah dagangannya laku terjual.
Penghasilan suaminya sebagai sopir truk berkisar Rp 1.500.000 per bulan.
Tergantung dengan jumlah permintaan jerami.
“Sebulan itu bisa delapan sampai sepuluh kali berangkat, tapi nggak mesti. Sekali pulang dapat seratusan ribu,” kata Darini.
Meski hidup dalam keterbatasan, Rofidah dikenal sebagai anak yang mandiri dan rajin belajar.
Sejak kecil, ia terbiasa begadang demi mempersiapkan ujian.
“Belajarnya sampai jam 1 sampai 2 pagi, apalagi menjelang ujian,” kenang Timbul.
Prestasinya tak sedikit. Rofidah kerap meraih peringkat satu di sekolah dasar hingga SMP.
Kegemarannya membaca bahkan pernah membawanya menjuarai lomba menulis puisi dan menerbitkan karyanya dalam buku “Catatan Perjuangan” bersama Najwa Shihab.
Kini, sembari menanti masa kuliah dimulai Agustus 2025, Rofidah bekerja sebagai penjaga konter HP untuk membantu keluarga.
“Melihat kondisi Bapak di musim hujan ini belum bisa kerja maksimal. Saya juga tahu masuk kuliah perlu biaya,” ungkapnya.
Rofidah mengatakan, semangat belajar dan tekad untuk kuliah datang dari kedua orangtuanya.
Meski hidup pas-pasan, mereka selalu memotivasinya untuk tidak menyerah.
“Bapak dan Ibu selalu memotivasi saya untuk bisa sekolah lebih tinggi, walaupun dengan keadaan ekonomi seperti ini,” ucap Rofidah, dengan mata berkaca-kaca.
Ayahnya pun tak henti meyakinkan Rofidah bahwa peluang beasiswa selalu terbuka.
“Bapak selalu meyakinkannya, pasti ada kesempatan beasiswa di masa depan, dan bagaimanapun saya akan dapat berkuliah,” kata Rofidah.
Bagi Rofidah, orangtuanya merupakan sosok yang sangat sabar dan telah berkorban untuk mengusahakan yang terbaik bagi anaknya tanpa pernah merasa terbebani.
Tak hanya itu, keluarga juga diwarnai kisah ketabahan lain.
Kakak Rofidah mengalami kelumpuhan sejak kecil dan dirawat sang ibu selama 27 tahun, sebelum akhirnya meninggal dunia tahun lalu.
“Tahun lalu kakak saya berpulang, selama 27 tahun ibu merawat di rumah dan bolak-balik masuk rumah sakit," katanya.
Rofidah berharap kelak dapat bekerja di Kementerian Pertanian.
Cita-cita itulah yang menjadi salah satu motivasinya untuk mengambil Prodi Teknik Pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian, UGM.
"Saya melihat di teknik pertanian itu lebih menarik karena ada tekniknya, dan saya ingin nantinya saya bisa menjadi salah satu kontributor dalam menginovasi produksi maupun sarana di bidang pertanian Indonesia," ucapnya.
Ia mengaku sangat bersyukur diterima di UGM.
Terlebih dirinya mendapatkan beasiswa Subsidi UKT sebesar 100 persen dari Kampus UGM.
Beasiswa tersebut diakuinya sangat membantu di tengah kondisi ekonomi keluarganya.
Sang ibu pun mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada UGM yang membantu anaknya untuk mendapatkan kesempatan berkuliah dan beasiswa UKT di tengah kondisi keterbatasan ekonominya keluarganya.
“Saya sangat berterima kasih kepada pihak UGM, yang mana telah menerima anak saya Rofidah dengan subsidi 100 persen. Anak saya mendapat biaya kuliah gratis, sekali lagi terima kasih," pungkasnya.
(tribunnetwork)
Anggota Polisi ALami Luka Sajam saat Aamankan Pemabuk yang Meresahkan |
![]() |
---|
Video Viral di Medsos, Dedi Mulyadi Langsung Jemput Ibu yang Dianiaya Anak Kandung di Bekasi |
![]() |
---|
Mendagri Curhat Susah Cari Dokumen, Empat Pulau Resmi Milik Aceh dan Bakal Didaftarkan ke PBB |
![]() |
---|
Kabar Terkini Pesepak Bola Evan Dimas 'Si Wonderkid', Kini Pilih Jadi Pelatih Bola Anak-anak |
![]() |
---|
Wali Kota Jambi Jatuh ke Lubang Sedalam 2 Meter saat Tinjau Proyek, Rombongan Panik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.