Berita Terkini Nasional

Calon Jaksa Tewas saat Kejar Saksi Kasus Korupsi, Baru Sebulan Tugas dan Tak Pernah Mengeluh

Calon jaksa Reynanda Primta Ginting meninggal dunia setelah terseret arus Sungai Silau di Jalan H.M Yamin, Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumut

Editor: Teguh Prasetyo
KOMPAS.com/GOKLAS WISELY
CITA-CITA - Ricky Pratama Ginting saat diwawancarai di rumah duka di Jalan Namorih, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Jumat (4/7). Ricky menyebut, adiknya Reynanda Ginting sejak lama bercita-cita menjadi seorang jaksa. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MEDAN - Calon jaksa Reynanda Primta Ginting meninggal dunia setelah terseret arus Sungai Silau di Jalan H.M Yamin, Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Rabu (2/7/2025) sore.

Ia terseret saat mengejar seorang saksi kasus korupsi yang melarikan diri ketika hendak dijemput paksa oleh tim Pidana Khusus Kejaksaan Negeri (Kejari) Simalungun.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar, menyatakan bahwa peristiwa itu menjadi duka bagi institusi Adhyaksa.

Menurut Harli, pengorbanan Reynanda Ginting yang baru lulus pendidikan calon jaksa pada 2025 harus dikenang dan menjadi semangat bagi insan Adhyaksa lainnya.

“Ini saya kira yang harus diingat dan dikobarkan, khususnya semangatnya agar menjadi pemicu bagi insan Adhyaksa,” tutur Harli usai melayat di Jambur Taras 212, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (5/7/2025).

Ia menegaskan, institusi Kejaksaan harus tetap tegar dan tidak gentar dalam menjalankan tugas negara untuk menegakkan hukum dan memberi keadilan bagi masyarakat.

Adapun Reynanda (26) hanyut saat mengejar seorang saksi yang melompat ke sungai dan hendak kabur saat hendak dijemput paksa oleh tim Kejari Simalungun.

Dalam operasi itu, dua saksi yang akan diperiksa adalah Kardianto, Pangulu Banjar Hulu, Kecamatan Ujung Padang, dan Bambang Surya Siregar, bendahara desa.

Keduanya sudah lima kali dipanggil secara resmi, tetapi tidak pernah memenuhi panggilan penyidik.

Tim Kejari kemudian mendapatkan informasi keberadaan mereka dan langsung bergerak untuk melakukan penjemputan paksa.

Namun saat hendak diamankan, Kardianto melompat ke sungai.

Reynanda yang mengejarnya ikut terjun, namun justru terseret arus bersama seorang warga bernama Fahri.

Sementara Pasti Ginting, ayah Reynanda, menyampaikan permintaannya kepada pihak kejaksaan yang datang ke rumah duka di Jalan Namorih, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pasti menyampaikan, mulanya teramat sedih karena anak ketiganya meninggal.

Sebab, Reynanda baru saja mewujudkan cita-citanya menjadi seorang jaksa.

"Baru ditempatkan sebulan, loh kok dipanggil (Tuhan)," ujar Pasti.

Dia mengaku sempat terguncang. Sampai akhirnya, ketika dia pergi ke lokasi kejadian di Kabupaten Asahan, dirinya mendapati anaknya benar-benar gugur saat bertugas.

Perlahan, dia mulai menerima kenyataan dan merelakan kepergian anaknya.

Dia berharap, ke depan tali silaturahmi dengan jajaran kejaksaan dapat tetap terjalin.

"Suatu saat kelak kami link kejaksaan, mungkin muncul kalau kami klik nama anak kami, itu mungkin kenangan yang ditinggalkan anak kami kepada kita semua," ujar Pasti.

Sekilas, Pasti menceritakan perbincangannya dengan Reynanda usai ditempatkan di Kejaksaan Negeri Simalungun bidang Pidana Khusus.

"Di situ saya bilang, 'Nak, di bidangmu hati-hati jebakan dan tanggung jawab penuh dengan tugasmu. Jangan kau abaikan tugasmu dengan iming-iming lain ya, anakku,'" ucap Pasti.

Sejak saat itu, Pasti yakin Reynanda akan mencapai puncak kariernya dengan tekad yang besar.

Namun, lanjut Pasti, Tuhan ternyata berkehendak lain.

"Setiap Sabtu dan Minggu dia pulang (ke rumah di Karo). Dia cerita soal tugas dari kantornya. Di hari ke depannya saya tak dengar lagi ceritanya," sebut Pasti.

Sedangkan Ricky Pratama Ginting mengungkapkan bahwa adiknya, Reynanda sudah sejak lama bercita-cita menjadi seorang jaksa.

"Dia sudah sejak lama bercita-cita menjadi jaksa karena ada juga keluarga yang jadi jaksa," kata Ricky saat diwawancarai di rumah duka, Jalan Namorih, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (4/7/2025).

Ricky menjelaskan bahwa Reynanda adalah lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Pakuan di Kota Bogor.

Setelah tamat, Reynanda sempat mengikuti tes untuk menjadi jaksa, tetapi gagal. Lalu, Reynanda kembali mencoba pada tahun berikutnya dan beruntung bisa lolos.

Sejak 2 Juni 2025, Reynanda pun bekerja di Kejaksaan Negeri Simalungun bagian pidana khusus.

"Jadi, dia memang sempat enggak lolos tes jaksa, terus tes lagi, lolos. Banyak yang saya kenang. Terlebih dua tahun terakhir dia tinggal dengan saya. Setiap hari kami bersama," ucap Ricky yang bekerja di Pengadilan Tinggi Medan.

Di mata keluarga, Reynanda bukanlah tipe orang yang berkeluh kesah.

Karena itu, terkadang ia menyembunyikan masalah yang sedang dihadapi.

"Dia anaknya baik, patuh, ceria, dan tidak pernah neko-neko. Makanya kami juga kaget atas kejadian yang begitu cepat ini," sebut Ricky.

Reynanda sendiri tewas setelah terseret arus sungai pada Rabu (2/7/2025) sore.

Jasadnya ditemukan pada Kamis (3/7/2025) sekitar pukul 10.00 WIB oleh Tim SAR Gabungan dalam penyisiran ke arah hilir sekitar tiga kilometer dari titik hanyut.

Sementara itu, pencarian terhadap Fahri masih dilakukan.

(tribunnetwork)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved