Berita Terkini Nasional

Basarnas Bantah Melakukan Kelalaian Saat Evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani

Syafi'i menegaskan bahwa Basarnas segera melaksanakan tugas kemanusiaan sejak menerima kabar jatuhnya Juliana.

Editor: taryono
Kolase Tribunnews/Dokumentasi Brimob Polri NTB
EVAKUASI PENDAKI BRASIL - Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani telah berhasil dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan pada hari ini, Rabu (25/5/2025), tepatnya pada pukul 16.20 WITA. Basarnas Bantah Melakukan Kelalaian Saat Evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Petugas Basarnas dituding melakukan kelalaian dalam proses evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 21 Juni lalu. 

Namun tudingan itu dibantah oleh Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Mohammad Syafi'i .

Syafi'i menegaskan bahwa Basarnas segera melaksanakan tugas kemanusiaan sejak menerima kabar jatuhnya Juliana.

“Saya rasa Basarnas akan menyampaikan sesuai porsi Basarnas. Basarnas melaksanakan tugas kemanusiaan diawali sejak informasi (mengenai jatuhnya Juliana) diberikan sampai korban bisa dievakuasi,” kata Syafi'i ketika ditemui awak media usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi V DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).

Saat ditanya mengenai tudingan kelalaian Basarnas dalam proses evakuasi Juliana, Syafi’i menyatakan bahwa penilaian tersebut relatif, tergantung pada perspektif pihak yang menilai.

“Menurut saya relatif, itu disampaikan oleh siapa dan ditujukan untuk siapa. Karena yang saya sampaikan bahwa Badan Basarnas sudah melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang ada,” tegas Syafi’i.

Di sisi lain, Ketua Komisi V, Lasarus menyoroti insiden ini dari perspektif mitigasi risiko dan standar keselamatan destinasi wisata.

Menurutnya, banyak tempat wisata indah di Indonesia yang belum memenuhi standar keamanan, dan ini merupakan tanggung jawab negara.

“Ada banyak tempat wisata yang bagus-bagus tetapi tidak cukup aman untuk dikunjungi. Nah tidak cukup aman untuk dikunjungi, tugas siapa ini? Tugas negara,” tutur Lasarus.

Ia mengatakan pentingnya peran Basarnas dalam mengkaji dan memastikan bahwa tempat-tempat wisata yang rawan di Indonesia sudah memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan Basarnas sebelum dibuka untuk umum.

“Maka tadi saya bilang sama Kepala Basarnas, Pak pelajari aturan, tempat-tempat yang indah-indah tapi berbahaya ini boleh dikunjungi setelah standar keselamatan yang ada di sana itu memenuhi standar keselamatan yang ditentukan oleh Basarnas,” katanya.

Lasarus menambahkan bahwa langkah pencegahan semacam ini sangat penting untuk meminimalisir insiden kecelakaan.

Sebab ketika kecelakaan terjadi, kata Lasarus, Basarnas kerapkali disalahkan.

Padahal, menurutnya, para petugas SAR mempertaruhkan nyawa dalam setiap proses evakuasi insiden.

“Karena ketika terjadi kecelakaan, yang disalahkan itu Basarnas. Respon timenya lama lah, prosesnya lama lah, padahal orang Basarnas sendiri bertaruh nyawa di sana. Ini harus kita perbaiki,” tegasnya

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved