Travel Lampung
Rekomendasi Tempat Wisata di Pringsewu Lampung, Bukit Sion Dulu Bekas Tambang Kini Jadi Taman Indah
Bukit Sion menjadi tempat wisata menawan yang menawarkan berbagai jenis tanaman buah dan bunga di daerah Pringsewu, Lampung.
Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Tempat wisata baru dengan konsep edukasi kini telah hadir di Kabupaten Pringsewu, Lampung. Bukit Sion. Lokasi tepatnya ada di Desa Mataram, Kecamatan Gadingrejo.
Bukit Sion menjadi tempat wisata menawan yang menawarkan berbagai jenis tanaman buah dan bunga di daerah Pringsewu, Lampung.
Sebelum menjadi seperti sekarang, kawasan Bukit Sion merupakan lahan bekas penambangan batu yang tidak produktif dan tidak sedap dipandang.
Sebuah kawasan yang dulunya merupakan lahan bekas pertambangan kini disulap menjadi destinasi wisata edukatif yang menawan.
Bukit Sion yang terletak di Pekon Mataram, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, kini menjadi daya tarik baru bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pengelola Bukit Sion, Muhammad Faturahman kepada Tribun Lampung menjelaskan, ada visi untuk menjadikan tempat ini bukan sekadar objek wisata, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan rehabilitasi lingkungan.
Fatur menyebut, nama "Sion" sendiri memiliki arti bukit yang anggun.
“Awalnya ini area bekas tambang, banyak batu dan tidak bisa dimanfaatkan. Kemudian kami berpikir, bagaimana kalau diubah menjadi kawasan yang lebih anggun dan bermanfaat,” jelasnya, Rabu (2/4/2025).
Tujuan utama dari pembangunan Bukit Sion sebenarnya bukan hanya untuk wisata, melainkan untuk memperbaiki kualitas tanah dengan menanam berbagai jenis tanaman buah dan bunga.
Langkah ini bertujuan merehabilitasi lahan agar kembali produktif dan bisa dimanfaatkan untuk sektor pertanian serta perkebunan.
“Sekarang ini masih dalam proses, tapi harapan ke depan, Bukit Sion bisa menjadi lahan yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat wisata, tetapi juga perkebunan buah yang menghasilkan,” kata Faturahman.
Saat ini, di Bukit Sion telah ditanam sedikitnya 16 jenis bunga.
Beberapa di antaranya bukan sekadar untuk mempercantik lanskap, tetapi juga memiliki fungsi ekologis.
Salah satunya adalah bunga refugia, yang berperan penting dalam ekosistem pertanian.
“Bunga refugia ini bisa mengundang lebah untuk membantu penyerbukan tanaman. Selain itu, bunga ini juga berfungsi sebagai tanaman perangkap hama, sehingga tanaman utama yang dibudidayakan oleh petani bisa lebih terlindungi,” jelas Faturahman.
Selain refugia, Bukit Sion juga menanam bunga selesia.
Tanaman ini memiliki manfaat unik, yaitu dapat membantu memperbaiki tanah yang tercemar logam berat.
“Tanah di sini banyak mengandung mangan karena dulunya area tambang. Selesia ini bisa membantu mereduksi kandungan logam tersebut sehingga tanah menjadi lebih subur,” jelasnya.
Selain bunga, beberapa tanaman pertanian seperti cabai dan melon juga mulai ditanam di antara hamparan bunga.
“Kami mencoba sistem tumpangsari. Jadi, sambil menunggu panen bunga, kami juga bisa memanen cabai dan tanaman lainnya,” tambahnya.
Bukit Sion memiliki luas sekitar tujuh hektare, tetapi baru sekitar 2,5 hektare yang dikelola secara maksimal.
Dalam jangka panjang, area ini akan terus dikembangkan dengan berbagai fasilitas pendukung edukasi, seperti perpustakaan pertanian dan pusat pembelajaran tentang tanaman.
“Kami ingin membangun perpustakaan bunga dan pertanian. Nantinya, tempat ini tidak hanya untuk berwisata, tetapi juga menjadi pusat edukasi bagi masyarakat yang ingin belajar tentang perkebunan dan pertanian,” jelas Faturahman.
Selain itu, Bukit Sion juga akan menyediakan ruang diskusi bagi para petani dan pecinta tanaman.
“Kami ingin menjadikan tempat ini sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin belajar tentang tanaman, membahas permasalahan pertanian, dan mencari solusi bersama,” tambahnya.
Tak hanya itu, dalam beberapa tahun ke depan, pengelola juga berencana menanam berbagai jenis buah, mulai dari durian, alpukat, hingga anggur.
Beberapa tanaman seperti petai dan jengkol juga ditanam sebagai bagian dari edukasi pertanian tradisional.
“Kami ingin masyarakat melihat bahwa tanah bekas tambang yang tadinya tidak produktif bisa diubah menjadi lahan yang subur dan menghasilkan,” katanya.
Sejak mulai ditanam pada Desember lalu, Bukit Sion sudah menarik perhatian masyarakat.
Bahkan, sebelum resmi dibuka, banyak pengunjung yang penasaran dan ingin melihat langsung keindahan bunga yang bermekaran di bukit ini.
“Antusias masyarakat luar biasa. Padahal tempat ini awalnya masih berantakan, penuh batu dan rumput liar. Tapi karena bunga mulai bermekaran, banyak yang datang untuk berfoto dan menikmati suasana,” ujar Faturahman.
Jumlah pengunjung Bukit Sion terus meningkat, terutama saat libur Lebaran. Selama masa libur Idul Fitri, pengunjung bisa mencapai 1.000 hingga 2.000 orang per hari.
Untuk masuk ke tempat ini, tiket dikenakan sebesar Rp10.000 per orang selama libur Lebaran, dan setelahnya akan kembali ke harga Rp 5.000.
Selain wisatawan lokal, Bukit Sion juga menarik minat wisatawan asing. Menurut Faturahman, hampir setiap hari ada wisatawan mancanegara yang mampir ke tempat ini.
“Mereka penasaran bagaimana tanaman subtropis bisa tumbuh di daerah tropis dengan kondisi tanah yang ekstrem. Tanah di sini 90 persen mengandung batu mangan dan logam, yang biasanya sulit bagi tanaman untuk tumbuh. Tapi di sini, tanaman bisa beradaptasi dan berkembang,” jelasnya.
Sebagian besar wisatawan asing mengetahui Bukit Sion dari media sosial.
“Kami aktif mempromosikan tempat ini melalui TikTok, Instagram, dan platform lainnya. Dari situlah banyak orang, termasuk wisatawan asing, yang tertarik untuk berkunjung,” tambahnya.
Ke depan, Bukit Sion tidak hanya akan dikembangkan sebagai wisata bunga dan perkebunan, tetapi juga sebagai pusat pertanian terpadu yang menghubungkan berbagai sektor, seperti pertanian, perikanan, dan perkebunan.
“Kami ingin Bukit Sion menjadi tempat wisata yang terintegrasi dengan sektor lainnya. Jadi bukan hanya sekadar tempat rekreasi, tetapi juga sebagai tempat yang bermanfaat bagi petani, pelajar, dan masyarakat luas,” kata Faturahman.
Ia juga berharap tempat ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengelola lahan bekas tambang agar menjadi lebih produktif.
“Kami masih baru, masih seumur jagung, tapi kami ingin terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.
Selain Bukit Sion berikut 4 tempat wisata hits di Pringsewu dan Tanggamus, Lampung yang bisa dikunjungi:
- Wisata Berkuda Princhsto di Pringsewu, Lampung.
- Muara Indah di Baros, Kota Agung, Tanggamus, Lampung.
- Telaga Gupit di Desa Mataram, Gadingrejo, Pringsewu, Lampung.
- Wisata Lentana Garden di Gisting, Tanggamus, Lampung.
( Tribunlampung.co.id)
Rekomendasi Tempat Wisata Alam di Lampung, Amandadi Riverside Punya Banyak Vila |
![]() |
---|
Kebun Raya ITERA Lampung Selatan Jadi Destinasi Eduwisata Sejak Hadir Taman Labirin |
![]() |
---|
Rute Menuju Dr Koffie x Sigerhorse, Tempat Ngopi Asyik Sambil Berkuda dan Memanah |
![]() |
---|
Dr Koffie x Sigerhorse Tawarkan Menu Kuliner Beragam Mulai dari Rp 6.000 |
![]() |
---|
Dr Koffie x Sigerhorse, Tempat Ngopi Sekaligus Olahraga Berkuda dan Memanah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.