Berita Terkini Nasional

Kondisi 4 Bocah yang Diduga Jadi Korban Kekerasan di Boyolali

Kondisi 4 bocah yang diduga menjadi korban kekerasan di Dukuh/Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Editor: taryono
TribunSolo.com/Tri Widodo
DUGAAN BOCAH DIEKSPLOITASI - Rumah diduga pelaku yang melakukan eksploitasi anak di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Senin (14/7/2025). Warga digegerkan oleh temuan 4 bocah yang diduga disiksa dan dieksploitasi, Minggu (13/7/2025). Kaki mereka dirantai dan tidur di luar ruangan. 

Tribunlampung.co.id, Boyolali - Kondisi 4 bocah yang diduga menjadi korban kekerasan di Dukuh/Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

VMR (6), salah satu bocah yang sempat dirantai kakinya, tampak ceria ketika dikunjungi Wakil Bupati Batang, Suyono di sebuah pondok pesantren di Boyolali pada Selasa (15/7/2025).

Sedangkan tiga anak lainnya kondisinya juga mulai membaik.

"Anaknya sudah cukup membaik. Sudah tidak traumatis lagi," ucao Suyono, dilansir TribunSolo.com.

Suyono berharap, para korban bisa segera dibawa ke Batang untuk memperoleh fasilitas dari Pemkab Batang.

“Saat ini anak anak masih belum bisa kami bawa pulang, karena masih menunggu proses yang ada di Polres Boyolali,” ungkapnya.

Jika proses hukum pelaku di Boyolali sudah selesai, Suyono berjanji bakal langsung membawa anak-anak tersebut ke Batang.

Nantinya, keempat anak itu akan dipondokkan serta dimasukkan sekolah formal oleh Pemkab Batang.

“Nanti kita akan fasilitasi semua kebutuhannya apabila sudah di Batang, termasuk sekolah formal,” ucap Suyono.

Sebagaimana diketahui, peristiwa nahas ini dialami empat orang bocah yang berasal dari Semarang dan Batang.

Mereka adalah SAW (14) dan IAR (11) yang merupakan kakak beradik dari Kabupaten Semarang.

Kemudian MAF (11) dan adiknya VMR (6) dari Kabupaten Batang.

Keempatnya menjadi korban eksploitasi SP (65) mantan ASN yang mengaku memiliki pondok pesantren.

Adapun MAF dan VMR merupakan anak yatim yang ditinggal mati ayahnya, sedangkan ibunya bekerja di Jakarta.

Melihat anak yang diperlakukan seperti binatang, Suyono tak bisa membendung air matanya.

Seketika matanya sedikit memerah dan mengeluarkan air mata saat mengingat kondisi bocah itu.

"Kita melihat anak dirantai. Yang biasanya dirantai kan hewan," ujar Suyono.

Tindakan memasang rantai di kaki anak kecil ini seharusnya tak dilakukan karena menurutnya dihukum tidur di luar rumah sudah cukup untuk memberikan pelajaran.

"(Tidur) Di luar ya di luar saja. Jangan dirantai. Toh anak kecil. Jangan diulangi lagi, ini tidak manusiawi," tegasnya.

Dinsos Lakukan Pendampingan

Sementara itu, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali langsung bergerak melakukan pendampingan psikologis terhadap empat anak yang menjadi korban.

Penyuluh sosial DP2KBP3A Boyolali, Sri Hastuti mengatakan, anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik dan psikis dipastikan mengalami trauma psikologis. 

Namun, saat ini pihaknya masih dalam tahap awal proses pendampingan sehingga belum bisa membeberkan seberapa berat tingkat trauma yang dialami masing-masing anak.

“Anak-anak yang mendapat perlakuan kekerasan pasti mengalami trauma psikologis. Bisa ringan, sedang, hingga berat,” ujar Sri Hastuti, Selasa.

Ia menyebut, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pendampingan psikologis secara berkelanjutan.

Harapannya, kondisi mental anak-anak yang sempat mengalami masa kelam itu bisa pulih dan mereka dapat menata kembali masa depan yang sempat terenggut.

“Pada prinsipnya kami siap melakukan pendampingan agar anak bisa kembali normal, bisa meniti masa depannya dengan baik,” ungkapnya

( Tribunlampung.co.id / Tribunnews.com )

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved