Berita Terkini Nasional

Muridnya Akhiri Hidup, Guru Fisika SMAN 6 Garut Bantah Lakukan Bullying

Seorang siswa di SMAN 6 Garut inisial P (16) akhiri hidup diduga karena kerap mendapat tindakan perundungan alias bullying di sekolahnya.

Dokumentasi Tribunlampung.co.id
BANTAHAN GURU: Foto ilustrasi, garis polisi. Seorang siswa di SMAN 6 Garut inisial P (16) akhiri hidup diduga karena kerap mendapat tindakan perundungan alias bullying di sekolahnya. Satu di antara tindakan bullying yang diterima P diduga dilakukan seorang guru di SMAN 6 Garut. Namun, tudingan melakukan bullying terhadap siswa tersebut dibantah guru wanita yang mengampu pelajaran fisika tersebut. Bantahan itu disampaikan sang guru saat para guru SMAN 6 Garut dipanggil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mediasi dengan kedua orang tua P. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Garut - Seorang siswa di SMAN 6 Garut inisial P (16) akhiri hidup diduga karena kerap mendapat tindakan perundungan alias bullying di sekolahnya.

Satu di antara tindakan bullying yang diterima P diduga dilakukan seorang guru di SMAN 6 Garut.

Namun, tudingan melakukan bullying terhadap siswa tersebut dibantah guru wanita yang mengampu pelajaran fisika tersebut.

Bantahan itu disampaikan sang guru saat para guru SMAN 6 Garut dipanggil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mediasi dengan kedua orang tua P.

Dikutip dari TribunJatim.com yang mengutip tayangan di kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, awalnya, Dedi Mulyadi mengonfirmasi aduan yang disampaikan oleh ibu korban, FL, kepada para guru.

Satu di antara yang menjadi sorotan yakni ucapan guru Fisika itu yang menyebut P sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK).

Pengakuan guru Fisika yang diduga membuat siswa SMA di Garut mengakhiri hidup ini membuat ayah korban makin emosi.

"Saya menanyai almarhum juga, ada di postingan saya juga kan," kata FL sambil menahan tangis.

"Oleh?" tanya Dedi.

FL pun sempat terdiam, namun suaminya dengan suara bergetar menunjuk seorang guru wanita.

"Guru Fisika? Sok ibu, pernah enggak ibu suka merendahkan ketika pelajaran?" tanya KDM lagi.

Seorang guru yang mengenakan hijab cokelat itu pun membantah telah merendahkan siswanya.

"Tidak pak," katanya.

Ia kemudian menjelaskan soal sosok almarhum selama mengikuti pelajarannya.

"Jadi minggu awal MPLS, minggu kedua baru KBM. Ketika KBM, biasanya anak-anak masih masa perkenalan," kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved