Berita Terkini Nasional

Sosok Farah dalam Perkara Kematian Tak Wajar Diplomat Arya Daru Jadi Sorotan

Munculnya nama Farah pada saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). 

Dok Pribadi Arya Daru Pangayunan
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Foto ini diunggah di media sosialnya pada 4 Februari 2024. Sosok Farah dalam perakara kematian tak wajar diplomat Arya Daru kini jadi sorotan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Sosok Farah kini disorot dalam perkara kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri ( Kemenlu) Arya Daru Pangayunan (39).

Dikutip dari Tribunnews.com, munculnya nama Farah pada saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). 

Konfrensi pers tersebut terkait kematian diplomat Arya Daru di kamar kos Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (8/7/2025).

Arya Daru ditemukan meninggal dunia dengan kondisi terlilit lakban kuning dan tertutup selimut.

Sehari sebelumnya, Senin (7/7/2025), Arya terlihat berbelanja di Mal Grand Indonesia bersama Farah, bukan istrinya.

Setelah berbelanja, Arya memesan taksi menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Namun, menurut polisi, baru sekitar 200–300 meter perjalanan berlangsung, Arya mendadak meminta sopir mengubah arah ke Gedung Kementerian Luar Negeri di Jakarta Pusat.

Di rooftop lantai 12 gedung tersebut, Arya berada selama 1 jam 26 menit. Ia naik membawa tas gendong dan tas belanja.

Tapi saat turun, kedua barang itu sudah tidak terlihat. Polisi menemukan tas dan ransel Arya tertinggal di tangga darurat lantai yang sama.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra membenarkan rangkaian peristiwa tersebut dan menyebut Farah sebagai “teman belanja” Arya pada hari itu.

Farah yang disebut memiliki hubungan dekat dengan Arya telah diperiksa sebagai saksi oleh kepolisian.

Alhasil munculnya nama Farah tersebut menumbuhkan isu dugaan perselingkuhan.

Seorang wartawan menanyakan soal pesan WhatsApp yang diduga salah kirim oleh Arya kepada istrinya, Meta Ayu Puspitantri.

Pesan itu disebut seharusnya ditujukan kepada orang lain, kemungkinan Farah, namun polisi belum mengonfirmasi penerima sebenarnya.

Meski begitu, Kombes Wira menegaskan bahwa belum menemukan unsur pidana dalam kasus tewasnya sang diplomat.

“Korban meninggal bukan karena keterlibatan orang lain, dan penyelidik belum menemukan pidana dalam perkara ini,” ujarnya.

Hasil digital forensik mengungkap bahwa Arya pernah mencari informasi soal mengakhiri hidup sejak 2013. Ia juga tercatat pernah menghubungi lembaga bantuan psikologis.

Polisi menyita 103 barang bukti dan memeriksa 24 saksi dari tiga klaster: keluarga, kosan, dan tempat kerja.

Sumber internal menyebut konflik rumah tangga Arya bukan hal baru.

“Ada dinamika yang cukup berat, terutama soal komunikasi dan kepercayaan,” ujar seorang penyidik yang enggan disebut namanya.

Diplomat Berdedikasi

Arya dikenal sebagai diplomat berdedikasi. Ia pernah mengevakuasi WNI dari Turki dan Iran, membopong anak-anak telantar di Taiwan, dan menjadi saksi dalam kasus TPPO di Jepang. Namun di balik prestasi itu, tersimpan tekanan yang tak terlihat.

Kematian Arya bukan hanya soal fisik, tapi juga emosional. Polisi belum menghentikan penyelidikan, namun menyatakan tidak ada unsur pidana.

“Kami tetap akan menerima masukan apabila ada informasi,” ujar Wira.(*)

Baca Juga Satpam Bawa Keluarganya Mengungsi ke Polres Gara-gara Ancaman Pembunuhan

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved