Berita Terkini Nasional

Chrisitan Namo Tuntut Keadilan atas Kematian Prada Lucky, "Saya Akan Kejar Pelakunya!"

Ayah Prada Lucky, Chrisitan Namo pun menuntut keadilan atas kematian anaknya yang diduga dianiaya oleh seniornya tersebut.

|
Editor: taryono
Kolase: POS-KUPANG.COM/HO
ANGGOTA TNI TEWAS - (Kiri) Foto Prada Lucky Namo (23), anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM) semasa hidup dan (Kanan) Jenazah Prada Lucky Namo (23), anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), saat berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, pada Rabu (6/8/2025). 

Tribunlampung.co.id, Kupang - Berdasarkan foto kondisi korban yang diperoleh Pos Kupang, terdapat luka mengering di seluruh punggung Prada Lucky.

Sementara, di dada dan perut Prada Lucky disebut adanya luka lebam. Dalam foto, kondisi dada kiri korban ada luka lebam yang sudah membiru.

Diduga, foto itu diambil ketika jenazah Prada Lucky akan dimandikan.

Ayah Prada Lucky, Chrisitan Namo pun menuntut keadilan atas kematian anaknya yang diduga dianiaya oleh seniornya tersebut.

Christian, yang juga merupakan anggota TNI berpangkat Sersan dan bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao, mengatakan anaknya sempat curhat kepadanya.

Kepada Christian, Prada Lucky mengaku sempat disiksa oleh senior di barak.

"Dia mengaku kepada dokter dipukuli oleh seniornya di barak," ujarnya, Kamis (7/8/2025).

Christian pun tak terima sang anak tewas dengan cara yang tragis.

"Saya akan kejar pelakunya sampai ke mana pun. Anak saya sudah tidak ada, saya tuntut keadilan," tegasnya.

Ia mengatakan saat jenazah Prada Lucky diterima keluarganya, ada luka lebam di sekujur tubuh almarhum.

Tak cuma itu, ada pula luka yang diduga akibat sundutan rokok.

Christian pun menduga anaknya tewas akibat dianiaya sehingga mengakibatkan ginjalnya pecah dan mengalami paru-paru bocor.

Laporan dari Asintel

Menurut laporan dari Asintel Kasdam IX/Udayana, penganiayaan terhadap Prada Lucky karena korban diduga memiliki penyimpangan seksual.

Hal ini disebut bisa diketahui ketika ada staf Intel Yonif 834/WM melakukan pemeriksaan terhadap Prada Lucky pada Minggu (27/7/2025) pukul 21.45 WITA.

Setelah diperiksa, pada keesokan harinya, Prada Lucky sempat kabur dari markas dengan berdalih izin ke kamar mandi.

Kemudian, salah satu anggota staf intel bernama Sersan Dua (Serda) Lalu Parisi Ramdani mengecek kamar mandi.

Ternyata, Prada Lucky tidak ada di tempat. Selanjutnya, Serda Lalu melaporkan kejadian tersebut ke Sersan Satu (Sertu) Thomas Desambris Awi untuk selanjutnya diteruskan ke Komandan Kompi (Danki) Letnan Satu (Lettu) Inf Ahmad Faisal.

Ahmad pun lantas memerintahkan anak buahnya untuk mencari Prada Lucky.

Pada Selasa (29/7/2025) sekitar pukul 10.45 WITA, Prada Lucky ditemukan di sebuah rumah warga yang merupakan tempat ibu asuhnya tinggal.

Selanjutnya, pada Rabu (30/7/2025) sekitar pukul 01.30 WITA, rumah jaga tempat Prada Lucky dan Prada Richard Junimton Bulan didatangi oleh empat orang personel TNI yaitu Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo, dan Pratu Aprianto Rede Raja.

Mereka lantas dianiaya oleh keempat prajurit tersebut menggunakan tangan kosong. Adapun Prada Richard diduga juga memiliki penyimpangan seksual.

Usai dianiaya, pada Sabtu (2/8/2025), Prada Junimton menderita demam, sedangkan Prada Lucky mengalami muntah-muntah.

Setelah diperiksa, Prada Junimmton diperbolehkan pulang. Sementara, Prada Lucky harus dirujuk ke RSUD Aeramo karena menderita hemoglobin (Hb) rendah.

Sempat membaik pada 3-4 Agustus 2025, kondisi Prada Lucky justru menurun pada Selasa (5/8/2025). Bahkan sampai dipindah ke ruang ICU dan harus menggunakan ventilator untuk membantu pernapasannya.

Nahas, keesokan harinya, Prada Lucky dinyatakan meninggal dunia.

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Tags
TNI AD
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved