Berita Terkini Nasional
Balita Raya yang Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing Ternyata Keluarga Kades
Kepala desa merupakan pimpinan tertinggi di tingkat desa yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan, dan pemberdayaan masyarakat.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jawa Barat - Terungkap balita Raya (4) yang meninggal dengan tubuh penuh cacing ternyata masih keluarga kepala desa (kades).
Kepala desa merupakan pimpinan tertinggi di tingkat desa yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa.
Terungkapnya balita Raya masih kerabat dari kepala desa itu dibeberkan oleh Bupati Sukabumi, Jawa Barat, Asep Japar.
Balita Raya yang meninggal dengan tubuh penuh cacing tersebut berasal dari Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sementara itu kepala desa Cianaga yang menjabat saat ini adalah Wardi Sutandi.
Asep Japar mendapatkan informasi bahwa Raya masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan kepala desa setempat.
"Saya sangat prihatin dengan kejadian ini. Banyak informasi dari sana dari sini."
"Ternyata saya sudah ketemu dengan keluarganya. (Raya) masih saudaranya kepala desa," katanya, dikutip dari akun Instagram @asep.japar_asjap, Jumat (22/8/2025) dikutip Tribunnews.com.
Asep melanjutkan, kondisi keluarga Raya masuk dalam golongan tidak mampu.
Baik dari segi ekonomi, maupun kondisi orang tua Raya.
Ibunda Raya menderita gangguan jiwa, sementara sang ayah menderita penyakit tuberkulosis (TBC).
"Sang nenek menyampaikan bahwa kedua orang tuanya ada keterbatasan."
"Baik dari segi perekonomian dan juga dari sisi sumber daya," jelas Asep.
Asep dalam kesempatannya juga mewanti-wanti kepada jajarannya.
Ia meminta pemerintahan dari tingkat RT hingga kecamatan maupun dinas terkait untuk serius melayani masyarakat.
Asep tidak ingin ada lagi Raya lain di kemudian hari.
"Agar betul-betul melayani masyarakat dengan prima. Dan saya tidak mau, terulang kembali kejadian ini. Terimakasih," tandasnya.
Diketaui balita Raya meninggal dunia dengan kondisi tubuhnya dipenuhi cacing, pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin, Kota Sukabumi.
Penjelasan kepala desa
Sementara itu, Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutadi membenarkan, keluarga Raya masih berkerabat dengannya.
"(Masih) Satu saudara. Kalau dilihat dari keluarga, sangat erat (hubungannya)," ucapnya singkat, dikutip dari akun Instagram @asep.japar_asjap.
Wardi dalam kesempatan sebelumnya menyoroti pola asuh balita Raya.
"Kedua orang tuanya memiliki keterbelakangan mental, sehingga daya asuh terhadap anaknya kurang, tidak tahu persis bagaimana kondisi anaknya," kata Wardi kepada awak media di RSUD Sekawan Cibadak, Selasa (19/8/2025).
Menurut Wardi, Raya memang kerap hidup dalam kondisi yang tidak sehat seperti bermain di bawah kolong rumah bersama ayam.
Sepengetahuannya, Raya dan kakaknya yang masih berusia 7 tahun kerap berada di bawah pengasuhan sanak saudaranya.
Kendati demikian, karena pola hidup yang tidak terkontrol dan minimnya pengawasan, Raya akhirnya menderita penyakit dan meninggal dunia.
Wardi mengaku kerap mengontrol kondisi keluarga Raya dan memberi sedikit rezeki untuk mereka.
"Iya sering kita kontrol, kalau ada rezeki juga sedikit kita suka kasih, kan orang tuanya enggak bisa kerja juga," tutur Wardi Sutandi.
"Tapi yang namanya penyakit juga kan kita enggak tahu, untuk Raya dan kakaknya ini tidak seperti ortunya (yang mengalami keterbelakangan mental)," tegas Wardi.
Wardi menerangkan, Raya sempat mengalami demam dan didiagnosis menderita penyakit paru-paru.
Namun, karena keluarganya tidak memiliki Kartu Keluarga (KK) dan BPJS, pengobatan Raya mengalami kendala.
"Dia punya penyakit demam kemudian diperiksa ke klinik puskesmas terdekat, ternyata dia punya penyakit paru. Udah gitu (keluarga) dia gak punya KK KTP sama sekali, desa tidak urus alhamdulillah," tutur Wardi Sutandi.
Wardi menuturkan bahwa pihak desa hanya mengetahui bahwa Raya dijemput oleh yayasan sosial memakai ambulans.
"Cuman setelah penyakitnya makin parah, kemudian ada salah satu keluarga yang kenal dengan rumah teduh (filantropi) laporan, langsung dijemput pakai ambulans," ungkap Wardi.
"Pemerintah desa sudah taunya sampai situ. Tapi sebelum dibawa (rumah teduh), Raya ini sering keluar masuk klinik dan Puskesmas," jelas dia.
Setelah kabar mengenai penyakit parah Raya menyebar, ia dirawat selama sekitar sembilan hari dengan bantuan filantropi tersebut.
Sayangnya, Raya dikabarkan meninggal dunia pada akhir 22 Juli 2025.
"(Raya dikabarkan meninggal) saya kumpul, dan mayat tersebut datang. Dikuburkan malam hari," jelas Wardi.
Bibi Raya: sudah lama tak terima bantuan
Bibi dari balita Raya bernama Endah membongkar kehidupan sehari-hari dari keponakannya.
Ia membenarkan Raya sering bermain-main di atas tanah.
"Sehari-hari dia emang suka (main) di tanah," katanya, dikutip dari kanal YouTube Official iNews, Kamis (21/8/2025).
Endah melanjutkan, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, termasuk urusan makanan Raya, keluarganya kerap menerima pemberian dari tetangga-tetangga.
Kondisi tersebut tidak lepas dari keluarga Raya yang tergolong miskin.
"Dia orang enggak punya. Siapa yang ada yang ngasih ya dimakan," tambah Endah.
Endah dalam kesempatannya juga menyinggung perihal bantuan dari pemerintah desa hingga RT/RW.
Ia mengaku sempat keluarga balita Raya menerima bantuan.
Namun akhir-akhir ini dan menjelang kepergian Raya, keluarganya tidak lagi tersentuh uluran tangan.
"Dulu (bantuan) emang ada. Tapi sudah lama enggak (menerima bantuan)," aku Endah.
Ia menambahkan balita Raya rutin sebulan sekali dibawa ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Setiap bulannya petugas memberikan obat cacing.
Obat tersebut diberikan kepada ibu Raya.
Namun, Endah tidak dapat memastikan apakah obat tersebut diminumkan ke Raya atau tidak.
"Emang suka dikasih obat cacing, tapi enggak tahu dikasih sama ibunya tahu enggak gitu," tegas dia.
Endah turut mengungkap, balita Raya kerap mengeluh sakit perut.
Selain itu, ia juga sering diserang batuk serta pilek.
Akan tetapi setiap mengeluh sakit, balita Raya tidak dibawa ke rumah sakit.
Ia diobati di rumah dengan diberi obat yang biasa dibeli di warung.
Terakhir Endah mengungkap kondisi keluarga balita Raya.
Ia menyebut Raya sehari-hari dirawat oleh ibu dan neneknya.
Akan tetapi, kondisi ibu Raya dalam kondisi tidak normal.
"Emang kondisi ibunya Raya emang enggak beres gitu. Ayahnya juga begitu," aku Endah.(*)
Baca Juga Respons Lisa Mariana Atas Hasil Tes DNA Picu Emosi Irjen Pol Ricky Sitohang
Sumiati Tewas Tergeletak di Tepi Jalan setelah Warga Dengar Gaduh Jelang Maghrib |
![]() |
---|
Pelaku Pengintaian Kacab Bank BUMN Sempat Kabur Saat Akan Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Putri Apriyani Tewas Dibunuh Pacarnya Oknum Polisi, Keluarga Ingin Pelaku Dihukum Mati |
![]() |
---|
Mahfud MD Soroti Kejanggalan Kekayaan Immanuel Ebenezer yang Capai Rp 17,6 M |
![]() |
---|
Peran Pelaku RS dalam Kasus Penculikan Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.