Berita Terkini Nasional

Polisi Masih Dalami Motif Santri Tikam Teman Satu Kamarnya hingga Tewas

Polisi masih dalami motif santri inisial MN (15) tikam teman sekamarnya insial MF (21) hingga tewas.

Editor: taryono
Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene
SANTRI TEWAS - Kamar korban santri tewas di sebuah Pondok Pesantren di Desa Matang Ginalon RT 04/02, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sudah dipasang garis polisi. Polisi Masih Dalami Motif Santri Tikam Teman Satu Kamarnya hingga Tewas. 

Tribunlampung.co.id, Kalsel - Polisi masih dalami motif santri inisial MN (15) tikam teman sekamarnya insial MF (21) hingga tewas.

Peristiwa terjadi di Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Hikmah, Desa Matang Ginalon di Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (20/8/2025).  

Adapun Kapolres HST, AKBP Jupri JHP Tampubolon mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku MN nekat membunuh korban karena rasa dendam dan sakit hati. 

Di sisi lain, rekan korban dan pelaku, Aulianor mengungkapkan sosok MF dan MN.

Aulianor--yang sudah empat tahun menimba ilmu di Ponpes Al-Hikmah--menyebut korban MF dikenal sebagai pribadi pendiam.

MF adalah warga Desa Paya, Kecamatan Batang Alai Selatan (BAS).

Dia dikenal taat beribadah dan sehari-harinya fokus pada hafalan Al-Quran.

"Almarhum orangnya pendiam, jarang bicara. Sehari-hari sibuk dengan hafalan," ujarnya.

Ia mengatakan korban sudah memiliki hafalan empat juz Al-Quran. 

Sementara pelaku MN (15) berasal dari Kecamatan Barabai, HST.

MN justru lebih rajin dan lebih banyak hafalan, yakni sepuluh juz.

"Mereka sama-sama tidur di kamar nomor 4. Selama ini biasa saja, tidak ada kelihatan ada masalah," tambahnya.

Meski begitu, Aulianor tidak menampik adanya kabar bahwa pelaku kerap merasa jadi korban bullying.

"Kalau MN memang pernah merasa sering diejek," ungkapnya.

Apakah di Ponpes pernah ada sosialisasi masalah bullying, Aulianor mengakui selama mondok di Ponpes Al-Hikmah, tidak pernah ada sosialisasi terkait pencegahan maupun penanganan perundungan (bullying).

"Ponpes ini memang fokus ke tahfiz, jadi tidak ada pembelajaran dari luar seperti sosialisasi anti-bullying," ujarnya.

Hingga kini, pengurus ponpes belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut.

Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dan sejumlah saksi untuk mendalami motif pembunuhan.

Terkini, Jumat (22/8/2025) suasana Ponpes Al-Quran Al-Hikmah, Desa Matang Ginalon, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan masih sepi.

Laporan wartawan Banjarmasinpost.co.id di lapangan, aktivitas belajar mengajar belum kembali normal. 

Pihak pimpinan pondok juga tidak tampak di lokasi, sementara hanya terlihat beberapa santri yang mondar-mandir di area asrama.

Kronologis Kejadian

MF (21) seorang santri pondok pesantren (ponpes) di Desa Matang Ginalon RT 04/02, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan tewas ditikam rekan sesama santri, Rabu (20/8/2025) dinihari sekitar pukul 03.00 Wita.

Korban MF sempat mengucap takbir dan berlari menyelamatkan diri keluar kamar menuju Musala usai ditikam.

Namun sesampainya di musala korban terjatuh.

Seorang saksi menyebut, korban sempat berteriak takbir sebelum akhirnya terjatuh dan meninggal di dalam musala sambil memeluk Alquran. 

Korban ditikam saat tengah tertidur di kamar.

Tiba-tiba pelaku masuk dan langsung menyerangnya menggunakan sebilah parang.

Tusukan diarahkan ke bagian bawah rahang dan leher korban.

Kasi Humas Polres HST, Ipda Rusman Taupik saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. 

"Benar. Saat ini dalam proses penyelidikan dan penyidikan dari Unit Reskrim Polsek Pandawan dan Reskrim Polres HST," pungkasnya.

Pasca peristiwa itu, suasana ponpes tampak masih sepi.

Ponpes ini memiliki lima kamar tidur santri. 

Kondisi kamar tampak terbuka sementara itu di kamar nomor 4, tempat awal penusukan terhadap korban terjadi.

Di kamar inilah, korban sempat diserang pelaku menggunakan parang sebelum akhirnya berlari menuju musala lalu meninggal. 

Dendam dan Sakit Hati

Hasil pemeriksaan sementara polisi, pelaku MN nekat membunuh korban karena rasa dendam dan sakit hati. 

"Motif pelaku melakukan tindak pembunuhan diduga kuat karena adanya perasaan dendam dan sakit hati," kata Kapolres HST, AKBP Jupri JHP Tampubolon mengutip Kompas.com. 

Kini pelaku MN telah ditahan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

Sempat Tidur Satu Kamar

Dari keterangan saksi yang juga santri di ponpes tersebut, pelaku MN ternyata tidur dalam satu kamar dengan korban sebelum peristiwa penusukan terjadi, yakni di kamar nomor 4.

Sebelum kejadian, suasana masih kondusif.

"Posisi korban tidur di paling pojok kamar. Tiba-tiba terjadi keributan antara korban dan pelaku lalu terjadilah pembunuhan tersebut," ujarnya. 

Korban sempat berteriak 'takbir' hingga membangunkan santri lain. 

"Dalam kondisi terluka, korban kemudian berlari keluar menuju musala untuk menyelamatkan diri, namun akhirnya terjatuh dan meninggal di dalam musala," ujarnya. 

Baca juga: Sosok Santri Tewas Ditikam Teman, Korban MF Hafal 4 Juz Al-Quran, Pelaku MN 10 Juz

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com) 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved