Penolakan Kakek Saturi ke Acara Maulid Nabi Ternyata Jadi Pertanda Kepergiannya
Penolakan kakek Saturi (76) saat diajak keluarganya ke acara peringatan Maulid Nabi Muhammad, ternyata menjadi pertanda kepergiannya untuk selamanya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Sampang - Penolakan kakek Saturi (76) saat diajak keluarganya ke acara peringatan Maulid Nabi Muhammad, ternyata menjadi pertanda kepergiannya untuk selamanya.
Petani sepuh itu ditemukan tewas mengenaskan di musala kecil alias langgar yang berada di samping rumahnya.
Insiden memilukan tersebut terjadi tepatnya di Dusun Beih, Desa Olor, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura pada Sabtu (23/8/2025) malam. Warga setempat menduga kuat korban menjadi sasaran tindak pidana pembunuhan.
Desa Olor merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0–40 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayahnya merupakan tanah kering dan sebagian kecil sawah.
Mayoritas penduduknya adalah Muslim. Pada tahun 2018, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 4.941 jiwa. Di Desa Olor, terdapat beberapa industri kecil dan kerajinan rumah tangga di desa ini. Selain itu, sektor peternakan juga cukup berkembang, dengan populasi sapi dan kambing yang signifikan. Jarak dari desa ini ke pusat Kecamatan Banyuates sekitar 5 km.
Dikutip Tribunlampung.co.id dari TribunJatim.com, inisden itu bermula pada siang harinya tepatnya, 13.30 WIB, keluarga korban berpamitan meninggalkan rumah.
"Keluarga korban hendak menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad di Desa Planggaran Barat. Saat itu, korban memilih tinggal di rumah," kata Plh Kasi Humas Polres Sampang AKP Eko Puji Waluyo, Minggu (24/8/2025).
Menjelang malam, sekitar pukul 19.00 WIB, keluarga kembali dari acara. Namun, begitu tiba, suasana rumah terasa janggal.
Lampu-lampu padam, rumah gelap gulita. Rasa was-was pun mulai menghantui.
Seorang saksi kemudian bergegas menyalakan lampu. Betapa terkejutnya, ia mendapati tubuh korban sudah tergeletak di dalam musala.
Tubuh renta itu tertutup sajadah dan kain sarung. Saat kain penutup dibuka, darah terlihat mengucur dari bagian pelipis dan wajah korban.
Saat diperiksa, korban sudah tidak bernyawa.
AKP Eko Puji menyampaikan, hasil pemeriksaan awal polisi menemukan sejumlah luka di tubuh korban.
Di antaranya luka pada pelipis kanan, luka di bibir kiri, serta luka di bagian kemaluan.
"Kami menerima laporan sekitar pukul 20.00 WIB, jajaran Polsek Banyuates bersama tim Satreskrim Polres Sampang segera turun ke lokasi," terangnya.
Selanjutnya, polisi melakukan olah TKP, memeriksa saksi-saksi, serta mengamankan sejumlah barang bukti. Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum.
"Kasus ini ditangani Satreskrim Polres Sampang. Aparat masih mendalami motif serta memburu pelaku," pungkasnya.
Pembunuhan Siswa SMP
Awal mula kasus pembunuhan siswa SMP di Deli Serdang, Sumatera Utara terbongkar.
Kematian siswa SMP ini sempat direkayasa para pelakunya seolah sebagai korban kecelakaan tunggal.
Warga nyaris percaya jika siswa SMP ini tewas mengalami kecelakaan karena sepeda motor ditemukan di dekat jasad.
Beruntung polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) jeli sehingga mencurigai siswa SMP tersebut tewas karena dibunuh.
Siswa SMP berinisial Muhammad Ilham atau MI (13) ditemukan tewas di pinggir Jalan Kebun Sayur, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada 13 April 2025 lalu.
Korban yang tinggal di Jalan Ampera, Kecamatan Lubuk Pakam sempat dilaporkan hilang sejak 12 April 2025.
Lokasi rumah korban dengan lokasi penemuan jasad sekitar 2 kilometer.
Awalnya, warga mengira korban meninggal karena kecelakaan tunggal lantaran sepeda motor ditemukan di dekat jasad.
Petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan kejanggalan yakni tak ada bekas kecelakaan dan tubuh korban penuh luka.
Butuh waktu dua bulan bagi polisi untuk mengumpulkan bukti, memeriksa saksi, dan mengungkap bahwa korban dibunuh oleh lima orang temannya sendiri.
Selang empat bulan kemudian, empat dari lima pelaku ditangkap pada Minggu (10/8/2025).
Pelaku yang masih di bawah umur yakni DB (15), AS (18), DRH (15), dan MH (20), sedangkan pelaku yang buron berinisial A.
Para pelaku sengaja membuang jasad ke parit bersama sepeda motornya untuk merekayasa kasus kecelakaan.
Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar, menjelaskan sepeda motor Supra X yang dikendarai korban menjadi barang bukti.
"Selanjutnya, penyidik laka lantas (kecelakaan lalu lintas) Satlantas Polresta Deli Serdang melakukan penyelidikan dan menyimpulkan bahwa kematian korban disebabkan oleh pendarahan di rongga kepala akibat benda tumpul," ungkapnya, Rabu (20/8/2025), dikutip dari TribunMedan.com.
Saat diperiksa, pelaku DRH mengaku pembunuhan dipicu rasa sakit hati teman sekolah korban, DB.
"Korban sering mengejek orangtuanya (DB)," ucapnya.
DB kemudian mengajak empat pelaku lain mencegat korban yang sering melintasi Jalan Kebun Sayur.
"Pelaku MH lalu berkata, 'Kau yang namanya Ilham.' Korban menjawab, 'Iya bang, kenapa rupanya?' Setelah mengetahui bahwa itu adalah Ilham, tersangka MH langsung memukul wajah dan dada korban dengan sekuat tenaga hingga korban terjatuh," lanjutnya.
Korban dianiaya dan dibacok menggunakan samurai hingga tewas.
Para pelaku kemudian merekayasa kematiannya seolah terjadi kecelakaan tunggal.
"MH-lah yang memberikan ide untuk merekayasa kejadian tersebut menjadi kecelakaan lalu lintas. Setelah semua sepakat, tersangka A membawa korban ke parit di sudut tembok tukang las kilang padi."
"MH kemudian mengendarai sepeda motor korban dengan kecepatan tinggi ke arah parit, lalu melompat sehingga motor itu menabrak tembok dan jatuh ke dalam parit," sambungnya.
Kini para pelaku dapat dijerat Pasal 340 KUHPidana dan Pasal 80 ayat (3) UU 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Kades Tewas Ditikam
Seorang kepala desa tewas ditikam residivis pembunuhan di lapangan Lonrong, Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (16/8/2025).
Korban merupakan kepala desa Salebba, Munsir Hamid (53) tidak tertolong meski sempat dilarikan ke RSUD Tenriawaru Bone.
Sebab kepala desa tersebut mengalami luka tusuk di dada hingga tembus.
Ternyata pelaku berinisial AKT (43) merupakan lawan politik saat pemilihan kepala desa pada 2024 lalu.
Atas perbuatannya itu AKT kini diamankan Unit Resmob Satreskrim Polres Bone.
Dikethaui peristiwa berdarah tersebut terjadi di area perkemahan Lapangan Sepak Bola Lonrong, Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone.
Kasat Reskrim Polres Bone AKP Alvin Aji saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Minggu (17/8/2025), mengatakan pelaku langsung diamankan bersama Unit Resmob dan Polsek Ponre tak lama setelah kejadian.
“Pelaku ini residivis. Pernah menjalani hukuman kasus pembunuhan tahun 2016 dengan vonis tiga tahun, juga kasus kepemilikan sajam dengan vonis lima bulan,” ujarnya.
Dari hasil penyelidikan sementara, motif pelaku diduga karena dendam dan sakit hati.
Korban disebut sebagai lawan politiknya dalam pemilihan kepala desa periode ketiga.
"Sebelum melakukan aksinya, pelaku sempat menenggak minuman keras," akuinya.
"Dalam kondisi mabuk, ia mendatangi lokasi perkemahan lalu menghujamkan sebilah badik ke dada kiri korban hingga tembus," sambungnya.
Polisi masih mencari barang bukti berupa badik digunakan pelaku.
AKT dijerat pasal pembunuhan atau penganiayaan berat hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Sebelumnya, suasana perkemahan di Lapangan Sepak Bola Dusun Lonrong, Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, mendadak mencekam Sabtu (16/8) malam.
Kepala Desa Salebba, Munsir (53), tewas setelah ditikam sebilah badik pria berinisial AKT (43). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.00 Wita.
Kasi Humas Polres Bone Iptu Reyendra saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Minggu (17/8/2025), membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, saat itu korban sedang duduk di stand perkemahan. Tiba-tiba pelaku masuk dan langsung menikam korban satu kali ke arah dada.
Korban seketika roboh dan tidak sadarkan diri.
Warga panik langsung melarikan korban ke RSUD Tenriawaru Bone.
"Namun, nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia akibat luka tusuk pada dada sebelah kanan," akuinya.
Ia mengaku Kapolsek Ponre bersama aparat kepolisian segera mengejar pelaku.
"Pelaku diduga menyimpan dendam pribadi kepada korban," bebernya.
Hal itu terkait dinamika pemilihan kepala desa tahun 2024, di mana pelaku diketahui sebagai pendukung calon lawan korban.
“Pelaku sudah diamankan dan saat ini menjalani pemeriksaan intensif. Motif sementara karena adanya dendam pribadi,” tandasnya.
Rayendra menyebut kasus dugaan pembunuhan ini masih dalam proses hukum di Polres Bone.
Berita selanjutnya Motif Toni Ngaku Kena Begal, Takut Dimarahi Istri karena Gadai Motor
kakek
Ayah DJ Panda Ingin Gendong Anak Erika Carlina, 'Saya Kakeknya' |
![]() |
---|
Kakek-kakek Asal Pringsewu Terlibat Sindikat Curanmor |
![]() |
---|
Kakek-kakek Ngamuk karena Tagihan LC, Hajar Kekasih Pakai Pecahan Bata |
![]() |
---|
Kakek-kakek Tewas Usai Terpeleset dan Terbawa Arus Kali Cirangrang |
![]() |
---|
Kakek Mabuk Datangi Kantor Polisi Minta Perlindungan Seusai Sampaikan Niat Nikahi Pacar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.