Laporan Wartawan Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BAKAUHENI - Andi (32), warga asal Bekasi yang hendak mudik ke Kota Bumi, Lampung Utara mengaku enggan untuk melanjutkan perjalanan ke terminal Rajabasa saat tiba di pelabuhan Bakauheni pada malam hari.
Pria yang bekerja disebuah pabrik di Bekasi itu mengaku memiliki pengalaman pahit yang membuatnya berpikir ulang jika melanjutkan perjalanan pada malam hari ke terminal Rajabasa. Pada tahun 2009, saat tiba di terminal Rajabasa ia justru dipalak preman.
Sejak itu ayah dua anak itu enggan jika harus melanjutkan perjalanannya pada malam hari ke terminal Rajabasa. Jika tidak mudik menggunakan sepeda motor, ia lebih memilih menginap di pelabuhan Bakauheni. Baru kemudian pada pagi harinya melanjutkan perjalanan.
“Bukan hanya saya yang memiliki pengalaman pahit. Teman saya yang dari Pringsewu juga pernah mengalami hal yang sama di terminal Rajabasa,” ujarnya kepada Tribun saat menunggu angkutan untuk melanjutkan perjalanan bersama keluarganya di pelabuhan Bakauheni, Sabtu (2/7).
Menurut Andi meski pemerintah daerah dan polisi telah menjamin keamanan terminal Rajabasa pada malam hari, tetapi dirinya tetap enggan. Karena, kata dia, meski sudah ada jaminan keamanan tetap saja aksi kriminalitas kerap terjadi di terminal Rajabasa saat mudik Lebaran.
“Teman saya yang dari Pringsewu baru dua tahun lalu mengalami hal yang sama. Itu pun dahulu sudah ada jaminan terminal Rajabasa aman, tapi tetap saja kejadian,” kata dia.
Andi sendiri mengaku mudik Lebaran menjadi kesempatan bagi dirinya untuk mudik bertemu dengan orangtua serta sanak saudaranya di daerah Kota Bumi. Ia lebih sering mudik dengan menggunakan sepeda motor.