Laporan Reporter Tribun Lampung Ana Puspita
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Musim mudik dan balik dari kota ke kampung halaman atau sebaliknya selalu jadi agenda tahunan khusus pada momen Idul Fitri seperti sekarang ini.
Jalur perjalanan yang macet juga lamanya waktu yang ditempuh karena jarak kampung halaman yang jauh menjadi cerita tersendiri dalam aktivitas tersebut.
Tidak jarang, masyarakat yang melakukan aktivitas mudik atau balik ini beberapa kali berhenti untuk sekadar melepas lelah dan penat.
Tempat yang dituju, tidak lain adalah sejumlah rest area, restoran dan beberapa tempat lainnya yang dapat memfasilitasi mereka untuk beristirahat barang sejenak.
Seperti halnya yang terlihat di kawasan rest area, tepatnya di sekitar Tugu Bambu Pringsewu, yang ramai dipenuhi oleh warga.
Rest area yang tepat pada perbatasan ibukota Kabupaten Pringsewu ini menjadi salah satu area beristirahat yang ramai pada musim mudik kali ini.
Cuacanya agak panas memang jika siang hari, namun angin yang berembus mampu mengusir rasa gerah yang datang.
Belum lagi dengan pemandangan luasnya hamparan sawah dengan padinya yang kini menghijau, amat menyejukkan.
Tribunlampung/Ana
Cantiknya pemandangan ditambah dengan ikoniknya tugu bambu membuat masyarakat yang tengah beristirahat pun tak mau ketinggalan untuk mengambil gambar di tempat ini.
Disamping memiliki pemandangan yang indah, rest area Pringsewu pun lengkap dengan berbagai fasilitas termasuk musala, toilet hingga rumah makan untuk anda.
Rumah makan dengan dominasi warna cokelat dan material dari bambu bisa anda dapati di salah satu sudut rest area.
Belum lagi dengan sederet kedai yang menawarkan beragam minuman mulai kopi, makanan ringan hingga menu lainnya pun ada di sini.
Tribunlampung/Ana
Masing-masing kedai dilengkapi dengan meja kursi plastik plus sebuah payung besar sebagai peneduhnya.
Masyarakat menjuluki kedai-kedai ini dengan sebutan Misbar alias Gerimis Bubar, sebab pada saat gerimis atau hujan turun, maka anda tidak akan dapat berlama-lama di bawah payung kedai tersebut dan buru-buru mencari tempat yang lebih aman untuk berteduh (bubar).
"Kebetulan ini istirahat, habis silaturahmi ke tempat bapak angkat dekat sini, jadi sekalian mampir. Sering (kesini), biasanya kalau ada acara nobar di kafe dekat tugu bambu itu," ucap salah satu warga yang beristirahat, Saputra.
Ya, selain kedai dan restoran yang berada di rest area, beberapa kafe juga beroperasi sebagai tempat nongkrong bagi pemuda sekitar wilayah tersebut. (ana)