Telepon Ibu
Ningwyarti, Ibunda Gilang, tidak memiliki firasat apapun bahwa anaknya menjadi satu di antara tiga polisi yang gugur dalam teror bom, tadi malam.
Dia terakhir kali berkomunikasi dengan anaknya saat Gilang hendak berangkat untuk bertugas.
"Saya tidak mendapat firasat apa-apa," ujar Ningwyarti di rumah duka sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Ningwyarti mengatakan, Gilang menghubunginya melalui telepon pada Rabu malam sebelum bertugas.
Dia berpamitan untuk menjaga pengamanan pawai obor menjelang Ramadan di sekitar Kampung Melayu.
"Cuma nelepon, pamit kalau jaga pengamanan (pawai) obor jam 19.00, kemudian tahu-tahu ternyata anak saya jadi korban," kata dia.
Pacar Gilang, Dinda Venisita Verina, mengatakan, komunikasi terakhir dia dengan Gilang terjadi sekitar 15 menit sebelum ledakan bom Kampung Melayu melalui pesan WhatsApp.
Gilang kemudian tidak membalas pesan singkat dari dirinya.
"Komunikasi terakhir 15 menit sebelum kejadian, cuma WhatsApp, 'Yang', gitu aja. Saya balas, 'Kenapa yang?', terus enggak dibalas lagi," ucap Dinda.
Dinda mengatakan, mulanya Gilang ingin berkunjung ke rumahnya di Cengkareng, Jakarta Barat, pada Rabu sore.
Namun, hal tersebut urung karena Gilang harus bertugas pada malam harinya.
"Sebelumnya dia pengin ketemu sore, mau ke rumah saya di Cengkareng, karena bertugas jadi enggak bisa," kata Dinda.
Sama seperti Ibunda Gilang, Dinda pun tidak memiliki firasat pacarnya akan gugur saat bertugas.
Dia hanya mengaku pernah bermimpi menikah dengan Gilang beberapa waktu sebelum ledakan bom Kampung Melayu.