Lagi, RSUAM Diduga Telantarkan Pasien

Penulis: Noval Andriansyah
Editor: wakos reza gautama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampak depan gedung RSUAM

Laporan Reporter Tribun Lampung Noval Andriansyah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek kembali mendapat keluhan dari masyarakat.

Muhammad Marwan Supriyadi yang merupakan ayah dari Muhammad Arshaka Arrasidi, merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit pelat merah tersebut.

Marwan menceritakan, kronologis kejadian dimulai pada Rabu (11/10/2017).

Anak dari Warga Sukamaju Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan tersebut, mengalami sakit panas tinggi dan diare berlendir.

Arshaka, menurut Marwan, telah mendapatkan perawatan di RSU Bob Bazar, Kalianda, selama lima hari empat malam.

“Hasil laboratorium yang diberikan rumah sakit, trombosit anak saya menurun setiap harinya. Terakhir, hasil cek laboratorium pada Rabu (11/10/2017), trombosit anak saya sampai 25.000. Karena kondisi anak saya tak kunjung membaik selama perawatan di sana (RSU Bob Bazar), pihak rumah sakit memberikan rujukan ke RSUDAM untuk penanganan lebih baik,” ucap Marwan, Kamis (12/10/2017).

Namun, harapan Marwan agar anak tercinta bisa mendapatkan perawatan lebih baik dengan dirujuk ke RSUAM berbanding terbalik dengan kenyataan.

Sesampainya di RSUAM, lanjut Marwan, Rabu (11/10/2017), sekira pukul 18.20 WIB, tidak ada penanganan yang baik dari pihak rumah sakit.

“Bahkan, tidak ada pemeriksaan dari dokter di IGD (Instalasi Gawat Darurat). Di ruang IGD, kami hanya diminta menunggu ruangan yang sedang disiapkan untuk anak saya. Pindah ke ruangan anak sekira pukul 20.40 WIB. Jadi dua jam lebih saya dan keluarga menunggu dan telantar tanpa penanganan,” keluh Marwan.

Sesampai di ruangan anak, sambung Marwan, perawat hanya menanyakan permasalahan penyakit anak dan kemudian memberikan resep obat.

Lebih mirisnya lagi, resep obat yang diberikan tersebut, menurut Marwan, tidak tersedia di apotek RSUDAM.

Sehingga Marwan harus menebusnya di apotek di luar RSUDAM.

“Alasan rumah sakit, obatnya tidak ada di apotek rumah sakit. Tapi, pas saya meminta teman untuk mengecek di bagian farmasi RSUAM, ternyata resep obat itu ada,” tegas Marwan.

Merasa kecewa atas pelayanan RSUAM tersebut, Marwan mendatangi ruangan perawat untuk meminta para pelayan rumah sakit tersebut agar melayani pasien dengan benar.

“Mereka itu (perawat), selaku pelayan kesehatan masyarakat. Anak saya sedang dalam kondisi drop dan butuh penanganan. Apalagi anak saya ini pasien rujukan. Artinya kan butuh penanganan khusus. Tapi perawat hanya menjawab, kami hanya petugas dan akan melakukan tindakan medis sesuai anjuran dokter,” ungkap Marwan.

“Saya merasa, RSUDAM ini seolah-olah menyepelekan pasien. Malam itu juga (Rabu 11/10/2017), sekira pukul 23.45 WIB, saya bawa anak saya keluar dari RSUDAM. Hanya beberapa jam saja itu, saya diminta membayar biaya administrasi sebesar Rp 200.800,” imbuh Marwan.

Biaya sebesar itu, menurut Marwan sangat tidak masuk akal.

Karena, sang anak tidak mendapatkan penanganan apapun.

Bahkan, infus yang dipasangkan di lengan anaknya masih dari RSU Bob Bazar, Kalianda.

“Jelas saya sangat kecewa dengan pihak rumah sakit (RSUDAM). Sekarang anak saya sudah masuk di RS Urip Sumohardjo. Alhamdulillah sudah tertangani dengan baik,” ucap Marwan.

Sementara itu, Kasubbag Humas RSUDAM Akhmad Sapri mengaku masih akan mempelajari keluhan masyarakat tersebut.

“Nanti saya tanya dan pelajari dulu. Saya saja baru tahu, bagaimana mau menjawab,” kata Sapri saat dikonfirmasi awak media, Kamis (12/10/2017).

Berita Terkini