TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Musisi legendaris Iwan Fals ikut meramaikan polemik kata 'Pribumi' yang diucapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berpidato usai pelantikan, Senin (16/10/2017).
Seperti diketahui dalam pidato yang berlangsung selama 22 menit tersebut memang terdapat kata 'pribumi ditindas dan dikalahkan'
Kalimat ini dinilai netizen sebagai ranah yang terlalu sensitif terhadap kaum non-pribumi.
Baca: VIDEO Ini Wujud Jenglot yang Bikin Geger Warga Surabaya, Pertanda Bencana?
Pernyataannya ini membuat banyak orang berkomentar mulai dari netizen, tokoh politik, dan musisi seperti Iwan Fals.
Ia pun mengicaukan pendapatnya soal penggunaan istilah Pribumi ini di akun Twitter pribadinya pada Senin (16/10/2017).
"Mungkin yg dimaksud Gub dgn kata "pribumi" adalah penduduk asli Jakarta, tentu yg ber KTP, klo gak ya bukan pribumi, barangkali" kicau Iwan Fals.
Sontak, kicauan ini malah mendapatkan kritikan balik yang tak kalah pedas dari para netizen di Twitter.
Baca: Ancam Kapolri Tito Karnavian Jadi Pempek, Ali Amin Dituntut Hukuman Segini
Banyak yang merasa sensitif istilah Pribumi ini dibahas kembali dan disangkut pautkan dengan pidato Anies Baswedan.
Bahkan ada pula yang mengingatkan Iwan Fals dengan lagu ciptaannya yang juga mengandung kata Pribumi di dalam liriknya.
"Bang @iwanfals lupa dg lirik lagunya sendiri? "Terlihat murung wajah pribumi...
Terdengar langkah hewan bernyanyi" kicau akun @maspiyuuu.
Baca: VIDEO Ini Wujud Jenglot yang Bikin Geger Warga Surabaya, Pertanda Bencana?
"Berarti kita tanya bang iwan yang sudah duluan pakai kata pribumi di lagunya.monggo mas" tulis akun @ajisuryo2000.
"Ayo bang iwan....Lagu2mu byk yg terjadi jaman now,sayang ruh idealismemu memudar......." tulis akun @andriz__16___.
Mengetahui dirinya dikritik oleh banyak netizen, Iwan Fals pun kembali mengicaukan pendapatnya.
"Sabar sabaarrr mangkanya, sering2 datang ke sanggar seni gih, siapa tau jadi alus perasaannye, paling nggak nonton konser ane deh" kicau Iwan Fals.
Cuitan dia selanjutnya:
Terkait wajahnya yang sering dipasang di kaos-kaos atau spanduk dengan kata-kata pribumi, Iwan memberikan klarifikasi: