Sebelumnya, ia berusaha mencari segala pekerjaan, namun ia berulang kali ditolak.
Karena sangat butuh biaya, akhirnya ia bersedia bekerja di sebuah pabrik semen sebagai kuli pikul semen dengan gaji yang sekiranya cukup untuk hidup.
Walaupun berasal dari keluarga miskin, gadis ini masih menjalani kuliah di salah satu universitas di China.
Tujuannya bekerja salah satunya agar ia bisa melanjutkan kuliah tanpa membebani ibunya.
Upahnya sebagai kuli pikul semen mampu untuk membayar kuliah, bahkan diberikan kepada ibunya yang sudah sakit di desa.
Melihatnya bekerja kasar sebagai kuli pikul membuat orang-orang sekitarnya sangat miris.
Belum lagi, ia harus membagi waktu dengan kuliah dan juga kegiatannya di luar kampus.
Saat bekerja, wajahnya selalu tertutup oleh debu-debu semen.
Pakaiannya pun lusuh karena pikulan-pikulan semen di punggungnya.
Sering kali gadis ini hanya menangis karena merasa pekerjaan yang dilakukannya begitu berat.
Jejak air matanya terlihat di antara debu di pipi dan di sekujur wajahnya.
Walau begitu, kegigihannya sebagai seorang gadis kuli pikul emen ini patut diacungi jempol.
Demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan ibunya, ia rela bekerja susah payah agar tak menyusahkan di kemudian hari.