Digagalkan Camat, Siswa SMP Ini Tetap Ngotot Ingin Nikahi Pacarnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan SY (15) dan FA (14) batal menikah karena tidak mendapatkan izin dari camat Bantaeng.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANTAENG - Dua remaja di Bantaeng, Sulawesi Selatan, batal menikah pada pekan ini. Menurut jadwal, mereka akan menikah pada Senin (16/4/2018) lalu.

Pasangan SY (15) dan FA (14), yang sebelumnya telah mengikuti bimbingan perkawinan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bantaeng pada 12 April, belum memenuhi syarat izin dari Kantor Camat Bantaeng.

"Belum bisa menikah hari ini katanya karena belum ada dispensasi dari Pak Camat Bantaeng," ujar SY, Senin.

Pada hari itu, SY dan FA sudah datang ke KUA Kecamatan Bantaeng di Jalan Delima, Bantaeng, dengan pakaian rapi. SY didampingi ibundanya dan FA didampingi bibinya.

Baca: Usai Melahirkan, Pengantin Baru Ini Meninggal di Pelukan Suaminya karena Kanker

Namun, pernikahan yang sedianya dijadwalkan pada siang hari ini akhirnya batal. Pernikahan baru bisa dilakukan setelah keduanya mengantongi dispensasi dari Camat Bantaeng.

KUA Kecamatan Bantaeng pun menjadwalkan kembali pernikahan keduanya pada Senin (23/4/2018).

"Kami akan menikahkan keduanya pekan depan. Ini sisa menunggu dispensasi dari camat," kata penghulu fungsional KUA Kecamatan Bantaeng, Syarief Hidayat, Selasa (17/4/2018).

Menurut Syarief, pada tanggal itu pernikahan keduanya tetap bisa digelar meskipun tidak ada dispensasi dari camat karena sudah melewati tenggat waktu selama 10 hari setelah didaftarkannya pernikahan di KUA.

Baca: Viral, Pasangan ”Aneh” Ini Menjadi Bukti Cinta Sejati Memang Ada

"Merujuk pada PMA Nomor 11 Tahun 2017, keduanya sudah bisa dinikahkan setelah melewati 10 hari setelah mendaftarkan pernikahannya di KUA," katanya.

SY dikenal sebagai pelajar putus sekolah. Dia hanya mengenyam pendidikan hingga kelas IV SD, sedangkan pacarnya, FA, merupakan pelajar yang masih duduk di bangku kelas II SMPN 2 Bantaeng.

Bibi FA, Nurlina, mengungkapkan bahwa keponakannya itu terbilang siswa berprestasi. Saat SD, dia kerap menjadi juara kelas.

"Saat masih SD, dia tinggal di rumahku, lumayan berprestasi saat itu karena selalu dapat ranking satu. Tetapi, setelah ibu FA meninggal, dia pindah ke rumah nenek yang merupakan ibu dari ayahnya," ungkap Nurlina. (*)

Tags:

Berita Terkini