TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Alisera memastikan, partainya bersama Gerindra makin dekat jelang pertarungan Pilpres 2019 mendatang.
Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo menyatakan dirinya tidak akan menjadi calon pendamping Jokowi sebagai Cawapres pada Pilpres mendatang.
Prabowo akan menjalankan mandat yang diberikan kepadanya dari para kader Gerindra.
Baca: Prabowo: Saya Tidak Benci Orang Asing, tetapi Saya Tidak Mau Jadi Pion
Baca: Anies Mengaku Merinding Saat Cium Botol Berisi Janggut Rasulullah
Mardani menegaskan kembali, partainya tidak mempersalahkah bila Gerindra memilih calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto dari parpol lain di luar cawapres yang diajukan PKS.
"Selama itu hasil musyawarah bersama enggak ada masalah. Posisi Gerindra sama PKS sudah sangat rapat. Kita nunggu Demokrat siap, nunggu PAN juga siap, tetapi kita tidak akan menunggu sampai waktu yang lama karena kita beda sama pak Jokowi," ucap Mardani.
Disinggung terkait siapa dari sembilan nama cawapres yang akan diajukan PKS ke Gerindra, Mardani mengatakan akan mengumumkannya pada akhir bulan ini.
Baca: Demi Dapat Uang Pensiun, Pria Ini Simpan Mayat Ibunya di Kulkas Selama 3 Tahun
Baca: Sempat Ditolak Beberapa Rumah Sakit, Ibu Muda Akhirnya Meninggal di Ambulans Usai Melahirkan
Kendati begitu dia enggan membocorkan secara rinci nama yang berpotensi dipinang Prabowo tersebut.
"Mungkin akhir April ini akan mengerucut ke satu nama. Tapi soal siapa orangnya itu bukan hak saya untuk menjawab keputusan dewan suroh," ujar Mardani.
PKS telah mengusulkan sembilan nama yang dinilai layak dipertimbangkan di Pilpres 2019 mendatang.
Mereka adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta.
Baca: Kisah Gojek Ditipu Order Go-Food Fiktif, Ayam Kremes Dimakan Sendiri, Go-Pay Rp 100 Ribu Melayang
Baca: Perbandingan Ertiga 2018 dan Xpander di Atas Kertas
Selain itu, Gubernur Sumatera Barat RI Irwan Prayitno, Presiden PKS M Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro Salim Segarf Al-jufri, mantan Menkominfo Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Satu dari sembilan capres yang diusung PKS yakni Anis Matta, kemarin meresmikan Relawan Anis Matta Jawa Barat, bertempat di Kota Bandung, Jawa Barat.
Namun, sehari sebelum acara deklarasi relawan AMPM (Anis Matta Pemimpin Muda) di Bandung, beredar surat imbauan dari Ketua DPW PKS Jawa Barat yang meminta kader tidak menghadiri acara tersebut.
Baca: Kepala Dinas Gadungan Perdayai Anak Buah, Mulai dari Pulsa, Uang Rp 15 Juta Hampir Dikirim
Baca: Pernah Terjerat Video Panas, Putus dari Sophia Latjuba, Kini Tunggangan Ariel Noah Lebih Ngeri
Mahfuz Sidik, politisi PKS yang dikenal dekat dengan Anis Matta, membenarkan hal itu.
“Ya memang ada surat imbauan dari ketua DPW Jabar Nur Supriyanto agar kader tidak menghadiri acara tersebut. Meski tertulisnya imbauan, tapi di bawah sudah seperti perintah komando. Bahkan saya dengar info bahwa tim Kepanduan PKS siap melakukan tindakan represif kepada kader yang tetap hadir," ucap Mahfuz.
Siap Tanding Ulang
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memastikan, partainya siap jika Jokowi dan Prabowo akan tanding ulang dalam Pilpres mendatang.
Hasto mengatakan, PDIP dalam posisi menunggu. Sebab, sejauh ini, Partai Gerindra belum secara resmi mengumumkan Prabowo sebagai calon presiden.
"Bagi PDIP kami siap, tentu saja seluruh dinamika politik," ujar Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Menteng, Rabu (28/3) lalu.
Baca: Ini Cara Terbaik Merebus Telur, Menurut Sains
Baca: ASTAGA! Kakak Beradik Digrebek di Kamar Hotel Dalam Kondisi Setengah Telanjang
"Kita sebaiknya menunggu dari Partai Gerindra, kita juga menunggu dari partai-partai lain pada prinsipnya kontestasi untuk mendapatkan pemimpin yang terbaik itu sehat dalam demokrasi," ujar Hasto seraya menegaskan partainya akan melakukan kalkulasi siapapun lawan Jokowi pada Pilpres mendatang.
Sebelumnya, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menyoroti peluang mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, untuk bertarung di pemilu presiden 2019. Mahfud menilai, peluang Gatot untuk jadi calon presiden lebih besar daripada Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
"Saya kira Prabowo (saingan Jokowi), saya kira ya. Sementara Gatot menyatakan siap. Tapi kemungkinan poros ketiga sangat kecil, kemungkinan hanya dua calon," kata Mahfud beberapa waktu lalu. (Tribunjateng/cetak/tribun network/yat/yan/mal)