Namun, para ahli belum cukup mengetahui subtipe yang ada di dalamnya.
"Menemukan subtipe akan membantu kami dalam menentukan perawatan dan bisa mengurangi risiko komplikasi terkait diabetes di masa depan," kata Burns.
Penyakit diabetes menjadi salah satu penyakit yang meningkat secara signifikan di seluruh dunia.
Namun, klasifikasi diabetes secara medis belum diperbarui selama 20 tahun terakhir, dan masih mengandalkan pengukuran kadar glukosa darah untuk mendiagnosisnya.
Diabetes tipe 1 umumnya didiagnosis pada masa anak-anak dan penyebabnya tubuh sama sekali tidak memproduksi insulin, hormon yang membantu mengatur kadar gula darah.
Diabetes tipe 2 terjadi saat tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, setelah terjadi obesitas dan resistensi insulin.
Itu berarti glukosa tetap berada dalam darah.
Sekitar 75-85 persen orang yang didiagnosis dengan diabetes masuk dalam tipe 2.
Sebenarnya diabetes tipe 2 sangat bervariasi, hanya saja tidak dieksplorasi perbedaannya.
Sebab itu, peneliti memantau 14.775 pasien asal Swedia dan Finlandia berusia 18-97 tahun yang baru saja didiagnosis diabetes.
Mereka menganalisis responden meliputi pengukuran resistensi insulin, sekresi insulin, kadar gula darah, usia, dan gejala penyakit.
Para peneliti juga menganalisis genetik dan membandingkan perkembangan penyakit, pengobatan, dan komplikasi diabetes untuk setiap jenisnya.
Hasilnya ditemukan ada lima tipe diabetes berbeda.
Tiga di antaranya parah dan dua ringan.
Pertama mari kita bahas ketiga kelompok diabetes yang parah.