TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu, sudah melahirkan anak pertamanya, Rabu (1/8/2018).
Cucu kedua Jokowi yang berjenis kelamin perempuan tersebut dilahirkan melalui operasi sesar.
Baca: Menebak Nama Cucu Jokowi, Buah Hati Pasangan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution
Suatu metode persalinan yang terkadang dianggap menjadi pilihan bagi ibu-ibu yang manja, yang menyerah kalah untuk melahirkan secara normal.
Benarkah demikian? Faktanya dibutuhkan kesiapan, baik fisik maupun psikis bagi seorang ibu untuk memutuskan melakukan operasi sesar.
Baca: Air Mata Kahiyang Menetes Menanti Kehadiran Buah Hati, Presiden Temani Sang Putri Jelang Melahirkan
Asal tahu saja, inilah risiko yang harus dihadapi sang ibu yang melahirkan sesar, seperti dikutip dari Nakita.ID:
1. Nyawa sebagai taruhannya
Meski terlihat aman, bukan berarti melahirkan sesar tanpa risiko. Saat dokter memutuskan untuk melahirkan bayi secara sesar, maka nyawa ibu menjadi taruhannya.
Ini karena risiko yang diambil saat melahirkan sesar tidaklah sedikit. Belum lagi risiko kesehatan lainnya.
Ingat, dibandingkan persalinan per vaginam atau normal, prosedur operasi sesar membuat kesehatan sang ibu lebih berisiko.
Sebuah studi dari Canadian Medical Association Journal pada Maret 2007 menyebutkan, beberapa risiko yang mesti dihadapi sang ibu saat memilih sesar antara lain hematoma pada luka bekas operasi, yang secara otomatis dapat memperpanjang masa perawatan Ibu di rumah sakit.
Studi lain yang dimuat di jurnal Current Women’s Health Review pada Mei 2013 menambahkan menambahkan bahwa risiko luka di kantong kemih sebagai salah satu jenis cedera yang paling sering terjadi pada persalinan sesar.
2. Gangguan venous thromboembolism (VTE) pascamelahirkan.
Studi yang dimuat di jurnal CHEST pada September 2016 memperlihatkan, ibu yang menjalani persalinan sesar empat kali lipat lebih besar kemungkinan mengalami gangguan pembuluh darah VTE, yang dipicu oleh faktor pembekuan darah yang tidak normal.
Tingginya prevalensi ini dibandingkan dengan angka kejadian pada ibu yang melahirkan secara normal.
“Persalinan sesar itu sendiri merupakan faktor risiko independen terhadap kemungkinan terjadinya VTE di periode pascamelahirkan. Dalam masa kritis ini, ibu yang melalui persalinan sesar dapat mengalami proses pembekuan darah yang lebih aktif dibandingkan mama yang melahirkan secara normal. Sekitar 3 kasus VTE dapat terjadi untuk setiap 1.000 persalinan sesar,” kata peneliti utama Marc Blondon dari Divisi Angiology and Hemostasis, Geneva University Hospitals, Jenewa, Swiss.