TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO - Satu lagi medali emas di Asian Games 2018 bertambah untuk Indonesia. Adalah Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi, yang mempersembahkan medali paling bergengsi itu.
Atlet angkat besi kelahiran Metro, Lampung, Eko Yuli Irawan, kembali menjadi bahan perbincangan.
Ada pemandangan menarik di arena pertandingan di Hall A, JIExpo, Jakarta, Selasa (21/8).
Baca: Saksikan Bulutangkis Indonesia Vs Jepang Asian Games 2018 Semifinal Beregu Putra, Ini Linknya
Presiden Jokowi menyaksikan langsung pertandingan dan mengalungkan medali emas kepada Eko Yuli.
Hasil maksimal yang diraih Eko sudah diprediksi.
Nama Eko Yuli juga pernah berkibar saat dirinya berhasil mempersembahkan medali perak untuk Merah Putih pada Olimpiade Rio 2016 dari nomor 62 kilogram putra, Agustus dua tahun silam.
Prestasi yang ditorehkan Eko saat itu sekaligus menciptakan rekor baru di ajang Olimpiade.
Eko menjadi atlet angkat besi satu-satunya yang mampu meraih medali secara beruntun di tiga turnamen Olimpiade yang diikutinya.
Penggembala kambing
Eko adalah atlet kelahiran Metro, Lampung, yang mempunyai bakat alami. Ia berasal dari keluarga kurang mampu.
Ketika masih duduk di bangku SD, sepulang sekolah Eko biasa menghabiskan waktu seperti umumnya anak-anak dan remaja di pedesaan dengan menggembalakan ternak kambing di sawah atau di lapangan.
Takdir Eko menjadi atlet angkat besi (lifter) berawal saat ia menyaksikan sekelompok orang berlatih angkat besi di sebuah klub di daerahnya.
Di sela-sela aktivitasnya menggembalakan kambing, lama kelamaan pria kelahiran 24 Juli 1989 ini pun tertarik menjajal barbel. Pelatih klub akhirnya mengajak Eko ikut berlatih.
Namun, siapa sangka Eko sebetulnya punya cita-cita menjadi pesepakbola, bukan atlet yang bermain dengan modal otot. Namun, Eko urung bergabung ke sebuah sekolah sepak bola (SSB) karena terbentur biaya pendaftaran.
"SPP (sumbangan pembinaan pendidikan) sekolah saja sering menunggak lama. Kok ini malah ingin ikut SSB yang harus membayar," kata Eko beberapa waktu silam.