Bahkan menurutnya, framing media jauh lebih berbahaya dibandingkan laras senapan yang dulu digaungkan di rezim Soeharto.
"Seburuk2 rezim Soeharto cuma ada Dwi Fungsi Tentara .. kini ada gejala Dwi Fungsi Jurnalis .. framing berita berlipat jauh lebih bahaya ketimbang laras senapan," tulisnya.
Diberitakan sebelumnya Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin turut membahas sosok Erick Tohir dan Najwa Shihab untuk menjadi ketua tim TKN.
Wakil Sekjen TKN Ahmad Rofiq mengatakan, Joko Widodo saat ini sedang fokus mencari profil anak muda yang memiliki prestasi yang masuk ke dunia milenial, mengingat pemilih dikalangan tersebut sangat besar.
"Banyak sekali (anak mudah) salah satunya itu, dua nama itu (Erick dan Najwa Shihab) yang coba diperbincangkan tetapi kan itu baru di kalangan koalisi," ujar Rofiq di Jakarta, Minggu (26/8/2018).
Meski sudah masuk ke dalam pembahasan TKN, kata Rofiq, kedua nama tersebut belum sampai diusulkan kepada Jokowi, mengingat koalisi hanya bersifat menjaring suara dari masyarakat.
"Harus diberikan kepercayaan diri bahwa dengan kekuatan tim yang Pak Jokowi miliki sekaligus apa yang Pak Jokowi kedepan tentu akan lebih banyak berkarya untuk kepentingan milenial," papar Rofiq yang juga menjabat sebagai Sekjen Perindo.
Diketahui, TKN capres Jokowi dan cawapres Maruf Amin sudah ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Akan tetapi, posisi ketua timses Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 belum diisi.
Hingga berita ini diturunkan, terkait komentar Sujiwo Tedjo belum ada konfirmasi dari Najwa Shihab yang disebut masuk kandidat bursa ketua timses Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.