Pemadaman Bergilir Tak Kunjung Usai, PLN Tak Bisa Pastikan Kapan Mati Lampu di Lampung Berakhir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

BANDAR LAMPUNG, TRIBUN - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Lampung belum bisa memastikan kapan pemadaman listrik bergilir akan berakhir.

PLN hanya memastikan petugas terus bekerja memperbaiki peralatan yang rusak akibat kebakaran di Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Sebalang, Tarahan, Lampung Selatan, beberapa waktu lalu.

"Kami tidak berani memastikan waktunya, karena kawan-kawan saat ini sedang bekerja. Targetnya (perbaikan rampung) tiga bulan. Mudah-mudahan kelistrikan Lampung segera normal lagi," kata Deputi Manajer Hukum dan Hubungan Masyarakat PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Hendri AH dalam acara Media Gathering di kantor PLN, Rabu (5/9).

Baca: Ahok Menikah Lagi Setelah Bebas dari Penjara? Siapa Sosok Wanita yang Bakal Jadi Istrinya?

Hendri menjelaskan, pemadaman listrik bergilir yang masih terjadi saat ini hanya sekitar 20-25 Megawatt.

"Jadi, tidak meluas lagi seperti tanggal 23, 24, dan 25 Agustus kemarin yang mencapai lebih dari 100 MW," ujarnya.

Pihaknya pun berharap daya listrik di Lampung segera membaik dengan berbagai upaya PLN saat ini.

Hendri mengungkapkan, pihaknya telah memastikan kontrak pembelian Independent Power Producer dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Sutami untuk daya listrik sebesar 30 MW. Serta, PLTG New Tarahan sebesar 24 MW.

"Dari PLTG New Tarahan, dalam waktu dekat ini akan masuk ke sistem. Kami juga maksimalkan transfer daya listrik dari Sumbagsel (interkoneksi Sumatera Bagian Selatan)," katanya. 

Resah

Warga Bandar Lampung resah dengan kondisi listrik yang kerap padam alias byarpet belakangan ini. Padamnya listrik bisa memakan waktu 4-5 jam. Dan, dalam sehari, pemadaman listrik tak hanya sekali terjadi di suatu wilayah.

"Sehari bisa 2 kali mati. Waktunya sampai 4 jam," keluh Farizal, warga Kelurahan Jagabaya I, Kecamatan Way Halim, Senin (27/8/2018).

Farizal kecewa lantaran tidak ada pemberitahuan dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengenai jadwal pemadaman bergilir, termasuk kapan byarpet akan berakhir.

"Kalau memang akan ada pemadaman, mohon informasikan supaya bisa siap-siap, misalnya nyetok air," katanya.

Lita, warga lainnya, juga merasakan pemadaman listrik hingga dua kali dalam sehari di tempat tinggalnya.

"Biasanya, padam yang pertama sampai 3 jam lamanya. Kemudian, padam yang kedua, sekitar 30 menit," ujar warga Kecamatan Sukabumi ini.

Menurut Lita, lingkungan tempat tinggalnya temasuk sering byarpet. Dampaknya, ia sampah harus menumpang mandi ke rumah bibi di Kecamatan Sukarame saat hendak berangkat kerja.

"Kalau lagi ada gangguan apa gitu, terus pemadaman bergilir, daerah rumah saya ini sepertinya kena jatah paling banyak," keluhnya.

Yandri, warga Kecamatan Rajabasa, kecewa dengan pemadaman bergilir yang sering terjadi, sementara tarif listrik naik.

"Tarif listrik naik tiga kali lipat, tapi sebagai pelanggan tetap merasakan listrik mati," ujar Yandri. "Rata-rata sehari sekali, dengan durasi beda-beda," sambungnya.

Kebakaran di PLTU Sebalang

Pemadaman listrik yang kerap terjadi belakangan ini merupakan dampak dari terbakarnya peralatan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebalang, Tarahan, Lampung Selatan, Kamis (23/8/2018) pekan lalu. Kebakaran itu menyebabkan beberapa komponen pembangkit mengalami kerusakan.

Hingga saat ini, PLN masih melakukan pemulihan terhadap kerusakan. PLTU Sebalang pun nonaktif untuk sementara waktu.

"Kekurangan pasokan listrik yang seharusnya didapat dari PLTU Sebalang, akan di-cover dari pembangkit lain," jelas Deputi Manajer Hukum dan Hubungan Masyarakat PT PLN Distribusi Lampung Hendri AH melalui siaran pers, Minggu (26/8/2018).

Hendri menjelaskan, kebakaran di PLTU Sebalang pekan lalu menyebabkan defisit daya mencapai 165 megawatt pada Waktu Beban Puncak (WBP). Dampak berikutnya, papar dia, terjadi pengurangan beban hingga pemadaman listrik di beberapa wilayah di Lampung secara bergantian.

"Pengurangan beban merupakan langkah antisipasi agar kerusakan tidak memberi dampak lebih besar lagi," kata Hendri.

"Untuk pemenuhan kekurangan daya, kami sudah melakukan kontrak pembelian IPP (Independent Power Producer) dengan PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) Sutami untuk daya sebesar 30 MW serta PLTG New Tarahan sebesar 24 MW," sambungnya.

Adapun terkait pemulihan PLTU Sebalang, Hendri berjanji PLN akan melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pemulihan.

"PLN saat ini melakukan mobilisasi SDM (sumber daya manusia) secara maksimal dan menggunakan peralatan dari pembangkit lain sebagai upaya percepatan pemulihan terhadap instrumen pembangkit," tandasnya.

Berita Terkini