Ratna Sarumpaet Diduga Dianiaya, Prabowo Turun Tangan Temui Kapolri Tito Karnavian

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Twitter.com/@LawanPolitikJKW - Ratna Sarumpaet dan Fadli Zon. Kondisi terkini Ratna Sarumpaet seusai dipukuli orang tak dikenal. (Twitter.com/@LawanPolitikJKW)

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Ratna Sarumpaet Diduga Dianiaya, Prabowo Turun Tangan Temui Kapolri Tito Karnavian

Calon presiden Prabowo Subianto mengatakan, pihaknya akan menemui Kepala Polri (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian terkait kasus dugaan penganiayaan yang dialami oleh anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet.

Menurut Prabowo, kasus kekerasan yang dialami oleh Ratna bukan yang pertama kali.

Baca: Sosok Ini Ungkap Kejanggalan Foto Babak Belur Ratna Sarumpaet, Netizen Ikut Ragu

Ia menyebutkan kasus persekusi yang dialami oleh Wakil Ketua (BPN) sekaligus aktivis gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman.

Kemudian, ia juga menyinggung kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Saya bersama tokoh-tokoh dari badan pemenangan, kami dari Koalisi Indonesia Adil Makmur berencana dalam waktu dekat untuk minta waktu menghadap Kapolri dan pejabat-pejabat lain untuk membicarakan masalah ini," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018) malam.

Menurut Prabowo, pasca-penganiayaan pada 21 September 2018, Ratna mengalami trauma sehingga ia enggan untuk melaporkan kasus tersebut ke polisi.

"Beliau dan keluarganya merasa terus terang saja ketakutan karena memang diancam terus-menerus bahkan sudah beberapa hari di rumah sakit dan lain sebagainya, tidak mau laporan karena hal itu," kata Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menduga ada motif politik di balik penganiayaan Ratna.

Dugaaan tersebut muncul karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca-penganiayaan.

Selain itu, kata Prabowo, Ratna sempat mengaku ada kalimat ancaman yang dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya.

"Ya ternyata tidak ada barang yang dicuri, tidak ada uang yang hilang. Apalagi kalau bukan proses untuk intimidasi. Saya tidak tanya secara detail tapi ada kata-kata ancaman itu," kata Prabowo.

Selama ini, Ratna kerap mengkritik kebijakan pemerintah.

Ia juga sempat bergabung dalam gerakan #2019GantiPresiden yang diinisiasi oleh politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.

Prabowo mengatakan, dalam alam demokrasi, setiap orang bebas dalam memilih sikap atau pandangan politik apapun.

Jika kritik yang dilontarkan dinilai sebagai fitnah, seharusnya dapat diselesaikan melalui proses hukum.

Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu menyesalkan tindakan penganiayaan yang dialami oleh Ratna Sarumpaet.

"Kalau terjadi suatu fitnah ada prosesnya, bisa diadukan ke pengadilan. Tapi melakukan tindakan seperti ini terhadap seorang ibu-ibu berusia 70 tahun saya kira ini sebagai suatu tindakan yang di luar batas," ujar Prabowo.

Dugaan penganiayaan Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Prabowo pada Selasa (2/10/2018) sore, Ratna sempat menceritakan kronologi penganiayaan yang dialaminya.
Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Nanik S Deyang menuturkan, Ratna dianiaya oleh tiga orang pada 21 September 2018 lalu di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
Malam itu, Ratna baru saja menghadiri acara konferensi dengan peserta beberapa negara asing di sebuah Hotel. Kemudian Ratna naik taksi dengan peserta dari Sri Lanka dan Malaysia.
"Mbak Ratna sebetulnya agak curiga saat tiba-tiba taksi dihentikan agak jauh dari keramaian. Nah saat dua temannya yang dari luar negeri turun dan berjalan menuju Bandara, Mbak Ratna ditarik tiga orang ke tempat gelap, dan dihajar habis oleh tiga orang, dan diinjak perutnya," kata Nanik.
Setelah dipukuli, Ratna dilempar ke pinggir jalan, sehingga bagian samping kepalanya robek.
Dengan sisa tenaga, Ratna mencari kendaraan menuju rumah sakit di Cimahi serta menelepon temannya seorang dokter bedah agar langsung ditangani.
Menurut pengakuan Ratna, lanjut Nanik, kejadiannya sangat cepat sehingga sulit mengingat bagaimana urutan kejadiannya.
"Mbak Ratna masih sedikit sadar saat dia kemudian dibopong sopir taksi dan dimasukkan ke dalam taksi. Oleh sopir taksi mbak Ratna diturunkan di pinggir jalan di daerah Cimahi," ucap Nanik.
"Mbak Ratna malam itu juga langsung balik ke Jakarta dan dalam situasi trauma habis dia harus berdiam diri selama 10 hari. Barulah hari Minggu lalu dia memanggil Fadli Zon ke rumahnya dan baru semalam Fadli Zon melaporkan ke Pak Prabowo, dan hari ini di suatu tempat mbak Ratna menemui Pak Prabowo," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prabowo Akan Temui Kapolri Terkait Dugaan Penganiayaan Ratna Sarumpaet"

---> Jangan lupa subscribe Channel YouTube Tribun Lampung News Video

Berita Terkini