Tanggapi Komentar Netizen, Gus Mus Sebut Dirinya Bukan Seorang Alim Ulama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ahmad Musthafa Bisri (Gus Mus) menjawab komentar netizen perihal sebutan ulama.
Hal tersebut tampak melalui akun Facebook Ahmad Mustofa Bisri pada Jumat (13/10/2018).
Mulanya, pria yang kerap disapa Gus Mus itu menuliskan status bahwa wajahnya di mural di sebuah jalan yang terletak di Solo, Jawa Tengah.
Baca: Fadli Zon Ungkap Peran Prabowo dalam Pendakian Gunung Everest
"Di antara tamu-tamu Jum'at pagi kemarin, ada anak-anak muda dari "Komunitas Mural" yang minta izin me'mural'kan wajahku di salah satu tembok di Solo dan memberikan contoh gambarnya. Ini,” tulisnya.
Lantas, statsu Gus Mus tersebut banyak dikomentari netizen dengan akun Waya Effendi yang tidak sepakat jika wajah Gus Mus dijadikan mural.
Netizen tersebut menilai bahwa mural wajah Gus Mus itu dipasang di pinggir jalan.
Baca: Niat Selfie dari Lantai 27 Apartemen, Wanita Ini Alami Kejadian Nahas
“Ngapunten mbah yai, kulo mboten sarujuk, soale panggenanipun rawan, kagem kulo foto utawi gambar aliim ulama mboten pareng dipasang ten panggenan sembarangan.ngapunten, ta'dzim katuraken saking nganjuk,"
(Maaf, saya tidak setuju karena tempatnya rawan, menurutku wajah alim ulama tidak boleh dipasang di sembarang tempat, maaf),” tulis netizen.
Mendapat tanggapan tersebut, Gus Mus lantas mengaku bahwa dirinya bukanlah alim ulama.
“Waya Effendi Lho kulo kan mboten aliim,” tulisnya.
Gus Mus tentang Islam moderat
"Kita sekarang mengukur sesuatu pakai diri sendiri bukan pakai (alat) ukuran" kata Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus.
Kalimat itu ia lontarkan dalam sebuah wawancara program Mata Najwa yang tayang pada Rabu (21/6/2017) kemarin.
Dalam acara yang bertemakan Cerita Dua Sahabat ini, Gus Mus hadir bersama sahabatnya, Quraish Shihab, yang tak lain adalah ayahanda Najwa Shihab.
Baca: Live Streaming Indosiar Persipura Jayapura vs Persib Bandung Siang Ini Mulai Pukul 13.30 WIB
Acara bincang-bincang ini pun seketika menjadi sorotan publik.
Memang kehadiran kedua bintang tamu ini membuat acara Mata Najwa menjadi momen langka.
Di Hadapan Gus Mus, Ayahanda Najwa Shihab Beberkan Sosok Kafir Sebenarnya
Mungkin karena presenter dan narasumber adalah anak dan ayah.
Atau mungkin karena memang kehadiran Gus Mus dan Quraish Shihab, dua tokoh Islam yang fenomenal.
Video yang menayangkan rekaman acara tersebut juga diunggah di laman YouTube oleh Metro Tv, channel yang menayangkan program Mata Najwa.
Melansir dari percakapan dalam video itu, Najwa Sihab sebagai tuan rumah melempar sebuah pertanyaan mengenai Islam moderat kepada dua bintang tamunya.
"Sekarang problemnya, semua orang merasa di tengah. Yang di kanan merasa moderat. Yang di kiri juga merasa moderat. Sesungguhnya yang moderat di tengah itu siapa dan yang bagaimana?" tanya Najwa.
Baca: Dari Raline Shah Hingga Syahrini, Ini Alasan Banyak Perempuan Cantik Masih Betah Sendiri
Pertanyaan itu dijawab oleh Gus Mus melalui sebuah filosofi mengukur kedalaman air.
"Mengukur seberapa dalam air kali, jangan pakai tubuh. Karena kalau pakai tubuh, kalau kita jangkung, kita akan mengatakan ini dangkal sekali. Kalau kita cebol, ini dalam sekali," tutur Gus Mus.
"Lalu pakai apa? Pakai ukuran. (misal) 80 senti. Sudah selesai, nggak ada pertentangan," lanjutnya.
"Kita sekarang mengukur sesuatu dengan diri sendiri tidak pakai (alat) ukuran. Katanya Quran yang dijadikan ukuran, tapi tidak mau perbedaan," kata Gus Mus.
Tampak dalam video tersebut, seluruh isi studio menyimak penjelasan dengan saksama, tak terkecuali Najwa.
Gus Mus kemudian menambahkan bahwa Islam sejatinya memang moderat.
"Kalau melihat Quran, melihat pemimpin Islam, moderat itulah Islam. Jadi bukan Islam moderat, Islam itu memang moderat. Jangan kemudian ada Islam apa lagi. Islam itu moderat."
"Kalau tidak moderat tidak Islam," tegasnya.
Pernyataan yang tegas ini sontak disambut tepuk tangan penonton di studio.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin ini mengatakan, ketika seseorang terlalu membenci maka akan condong ke salah satu sisi.
Sama halnya jika terlalu menyukai.
Maka, kata Gus Mus, adil akan tegak berada di tengah dan tidak memihak apapun.
"Jangan sekali-kali kebencianmu pada suatu kaum, membuatmu tidak adil," kata Gus Mus mengutip sebuah ayat Al Quran. (TribunJateng.com/Woro Seto)