Tersangka Pembunuh Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi, Tewas dalam Kecelakaan di Riyadh
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, ANKARA - Sebuah harian terbitan Turki pada Kamis (18/10/2018) mengabarkan, salah satu tersangka dalam kasus hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Riyadh.
Mashal Saad al-Bostani (31), seorang letnan Angkatan Udara Arab Saudi, merupakan satu dari 15 tersangka yang tiba dan meninggalkan Turki pada 2 Oktober lalu.
Ke-15 orang itu sempat mampir di kantor konsulat Saudi di Istanbul bertepatan dengan saat Jamal Khashoggi berada di bangunan itu.
Baca: Seorang Wartawan Arab Saudi Tewas Dimutilasi Lalu Dilenyapkan Pakai Cairan Asam
Demikian harian Yeni Safak.
Harian tersebut menambahkan, sejumlah sumber yang dipercaya tidak membeberkan detil kecelakaan di Riyadh yang menewaskan Al-Bostani.
Sumber-sumber itu juga tidak menjelaskan dengan pasti peran Al-Bostani dalam kasus yang diduga sudah menghilangkan nyawa Khashoggi itu.
Sementara itu, kolumnis harian Hurriyet Abdulkadir Selvi mengklaim, pada Kamis (18/10/2018), konsul jenderal Arab Saudi di Istanbul Mohammad al-Otaibi kemungkinan bakal menjadi korban selanjutnya.
Selvi mengatakan, kemungkinan dilenyapkannya Al-Otaibi amat besar karena Pangeran Mohammed bin Salman akan melakukan apapun untuk menghilangkan bukti.
Harian Yeni Safak sebelumnya mengabarkan, suara Al-Otaibi terdengan dalam salah satu rekaman audio interogasi Khashoggi di gedung konsulat.
Rekaman audio ini konon sudah berada di tangan pemerintah Turki.
Menurut laporan Yeni Safak, Al-Otaibi meminta para interogator untuk melakukan pekerjaannya di tempat lain karena tak ingin terlibat masalah.
Namun, para interogator itu malah mengancam Al-Otaibi dan memintanya diam jika ingin tetap hidup saat pulang ke Arab Saudi.
Pada Selasa (16/10/2018), Al-Otaibi terbang pulang ke Arab Saudi sebelum kediaman resminya digeledah kepolisian selama lebih dari delapan jam pada 17-18 Oktober lalu.
Sedangkan harian Sabah merilis foto tangkapan kamera yang diduga adalah salah seorang tersangka raibnya Jamal Khashoggi.
Dalam laporan itu terlihat Maher Abdulaziz M Mutreb, perwira intelijen yang sebelumnya bertugas kedubes Saudi di London, mendarat di Istanbul pada 2 Oktober lalu pukul 03.38 dini hari.
Mutreb kemudian diketahui pergi ke konsulat Saudi di Istanbul di hari yang sama pada pukul 09.55 waktu setempat.
Beberapa jam setelah kedatangan Khashoggi, Mutreb meninggalkan gedung konsulat dan berkunjung ke kediaman konsul jenderal pada pukul 16.53.
Dia meninggalkan hotelnya pada pukul 17.15 langsung menuju ke bandara Ataturk dan terbang dengan menggunakan jet pribadi pada pukul 17.58 menuju ke Riyadh.
Jenderal Jadi Kambing Hitam
Pemerintah Arab Saudi kemungkinan kan menjadikan seorang perwira tinggi intelijen yang dekat dengan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) terkait dugaan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Kabar ini disampaikan tiga orang yang mengetahui rencana tersebut kepada harian The New York Times, Kamis (18/10/2018).
Rencananya, yang akan dituding mendalangi hilangny Khashoggi adalah Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, seorang penasihat Pangeran MBS.
Jika kabar ini benar maka hal tersebut akan menjadi pengakuan besar dari pemerintah Arab Saudi dalam kasus hilangya kolumnis The Washington Post itu.
Dengan menjadikan Jenderal Assiri sebagai "kambing hitam" akan memberikan penjelasan yang masuk akal sekaligus menghapus dugaan bahwa Pangeran MBS terlibat dalam masalah ini.
Apalagi, dengan terus bertambahnya bukti, intelijen AS semakin yakin Pangeran MBS ada di belakang hilangnya Khashoggi.
Sedangkan, pemerintah Turki mengklaim memiliki bukti bahwa Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di konsulat Saudi di Istanbul oleh 15 orang agen negeri itu.
Setelah dua pekan terus membantah meski mendapat tekanan kuat dari Turki dan Washington DC, pemerintah Arab Saudi bersikukuh untuk menggelar investigasi sendiri.
Namun, di tengah investigasi itu, pemerintah Saudi sudah "mempersiapkan" Assiri sebagai kambing hitam, menurut tiga sumber yang dekat dengan pemerintah Saudi.
Bahkan, tiga sumber itu menambahkan, nama Jenderal Assiri sudah didiskusikan dan disampaikan ke orang-orang dekat Gedung Putih.
Jenderal Assiri, yang pernah menjadi juru bicara koalisi pimpinan Saudi dalam konflik Yaman, diketahui merupakan orang dekat Pangeran MBS.
Kedekatan itu memberinya akses untuk mendapatkan informasi dan otorita dalam mengerahkan personel untuk menjalankan sebuah misi.
Skenario yang kemungkinan digunakan adalah, pemerintah Saudi akan menjelaskan Pangeran MBS memang memerintahkan Assiri menangkap Khashoggi untuk diperiksa di Arab Saudi.
Namun, di lapangan kemungkinan terjadi salah paham dalam memahami instruksi itu dan justru membunuh sang jurnalis.
Skenario ini disampaikan dua orang sumber yang dekat dengan pemerintah Saudi.
Keduanya tak mau disebutkan namanya karena tak memiliki otorita berbicara dengan jurnalis.
Sekarang tinggal melihat apakah langkah itu cukup untuk menenangkan tekanan dunia internasional yang bisa merusak citra Pangeran MBS.
Apalagi, Presiden AS Donald Trump mengatakan, dirinya yakin Jamal Khashoggi memang dibunuh dan dia menjanjikan respon keras jika Saudi terbukti menjadi dalang pembunuhan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tersangka Pembunuh Jamal Khashoggi, Tewas dalam Kecelakaan di Riyadh"