Anjing Saksi Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Berlinang Air Mata hingga Tak Mau Makan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Anjing kecil berbulu coklat yang sering dipanggil Brown milik satu keluarga yang dibunuh di Bekasi, bisa berpotensi menjadi saksi sehingga harus dilindungi.
Hal tersebut diungkapkan Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel, Rabu (14/11/2018).
Seperti diketahui, satu keluarga di Bekasi yang dibunuh adalah pasangan suami istri Diperum Nainggolan (38) dan Maya Boru Ambarita, serta dua anak mereka, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).
Baca: Terungkap Skenario Polisi Pancing Terduga Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Keluar Persembunyian
Kondisi anjing tersebut selalu dirantai karena jika tidak, ia akan kabur atau lepas.
Warga mengatakan 'Brown' sempat menyalak berulang kali, diduga itu merupakan waktu kejadian pembunuhan.
"Warga itu mengatakan anjing sempat menyalak nyaring berulang kali pada jam yang diperkirakan sebagai waktu kejadian tragis itu," ucap Reza dilansir TribunWow.com dari Warta Kota, Rabu (14/11/2018).
"Apakah anjing itu berpotensi menjadi saksi dalam proses hukum?"
"Belajar dari sekian banyak kasus di mana hewan peliharaan dihadirkan sebagai saksi."
Baca: Tembok Pagar SD Roboh Timpa Siswa Tewaskan 2 Murid Sekolah, Sudah Lama Diingatkan Warga
"Begitu pula kemungkinannya andai anjing tadi jika memang ia menyaksikan aksi kejahatan di dini hari itu," tambahnya.
Anjing kecil berwarna cokelat milik satu keluarga di Bekasi yang diduga menjadi korban pembunuhan. Anjing tersebut diketahui bernama Brown. (Tribunnews.com/Amriyono)
Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) itu juga menyebut bahwa Brown juga bisa merupakan korban yang menderita trauma.
Apalagi warga sekitar mengatakan anjing itu tampak menangis dan tak mau makan.
Baca: Firasat dan Mimpi Berenang di Laut sebelum Cucu Wiranto Meninggal Dunia karena Kecelakaan
"Korban? Ya. Studi menyimpulkan hewan peliharaan juga bisa bersedih."
"Ambil contoh, simpanse bernama Flint. Sedemikian sedihnya, sampai-sampai dia menderita dan akhirnya meninggal dunia. Ilmuwan juga bilang, hewan bisa menderita penyakit mental," kata Reza.
Mobil jenis Nissan Xtrail bernomor polisi B 1075 UOC terparkir di halaman Polres Metro Bekasi Kota, Kamis (15/11/2018). Mobil ini menjadi salah satu barang bukti kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi. (WARTA KOTA/MUHAMAD AZZAM)
Reza juga was-was jika anjing di TKP itu mengalami trauma karena berpisah dari si empunya untuk selamanya.
Kondisi stress dan depresi juga bisa dialami hewan peliharaan, apalagi warga menyebut Brown tak mau menyentuh makanan dan minuman di depannya.
"Apalagi, sekian banyak orang di TKP mengatakan, anjing itu beberapa kali tampak berlinang air mata."
"Yang saya lihat, anjing itu sama sekali tidak menyentuh benda mirip makanan dan minuman yang diletakkan di hadapannya."
"Itu yang terlihat selama dua jam tadi malam dan tiga jam tadi siang," ucap Reza.
Kondisi Terkini Brown
Brow' kini telah diserahkan kepada Organisasi Pecinta Hewan Goceng For Life (GFL).
Salah satu perwakilan GFL yang bernama Joan didampingi polisi telah membawa Brown yang diduga menjadi saksi dari peristiwa berdarah itu.
Joan juga mengatakan jika anjing milik korban pembunuhan itu diambil untuk dirawat oleh pecinta hewan di organisasi mereka.
Apalagi setelah majikannya tewas karena dibunuh, Brown terlantar.
Ia bahkan tinggal di tanah yang sudah kotor, penuh dengan sisa makanan dan kotorannya sendiri.
Brown kini telah diserahkan kepada Organisasi Pecinta Hewan Goceng For Life (GFL). (Grid.ID)
Jika dari keluarga korban ingin merawat kembali Brown, maka GFL akan mengembalikannya.
Namun, jika tidak ada keluarga korban yang akan merawat anjing tersebut, GFL akan mencari seseorang yang bersedia mengadopsi anjing tersebut.
"Kalau memang tidak, kita akan cari adopter yang sayang, yang bisa menjadikannya keluarga", ungkap Joan.
Nantinya, anjing berbulu coklat itu akan tinggal di shelter Melati di Cinere, Jakarta Selatan.
Pelaku masih saudara?
Polisi akhirnya menangkap satu orang terduga pembunuh satu keluarga di Bekasi.
Terduga pelaku ditangkap pada Kamis (15/11/2018) hari ini.
Terduga pelaku disebut berinisial HS. HS masih diperiksa intensif oleh penyidik.
Terkait hal ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono membenarkan soal HS masih diperiksa intensif.
"Ya (masih diperiksa intensif)," ujar Argo Yuwono saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (15/11/2018).
Dari informasi yang beredar, HS diciduk di kawasan Tasikmalaya, Jawa Barat. Argo Yuwono meminta wartawan sabar sampai pemeriksaan HS selesai.
"Sabar ya," tegas Argo Yuwono.
Ia juga menyatakan, HS ternyata masih memiliki hubungan keluarga dengan Istri korban, Maya Ambarita yang juga ditemukan tewas di kediamannya.
"HS ini masih ada hubungan saudara dengan korban yang perempuan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018).
Pria berumur 30 tahun ini sejak 3 bulan lalu menjadi pengangguran.
Terakhir, HS diketahui bekerja di sebuah perusahaan di daerah Cikarang.
Sejak menganggur, HS juga kerap menginap di rumah korban yang berada di Bojong Nangka, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Dirinya kerap tidur di kos-kosan yang dijaga oleh korban. "Dia kadang-kadang memang tidur di kos-kosan itu," ungkap Argo.