Pengalaman Pembunuh Sadis John Kei Saat Diisolasi di Lapas Super Maximum Nusakambangan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - John Refra Kei atau John Kei, dikenal sebagai pembunuh sadis yang telah menghilangkan nyawa Tan Harry Tantoni, bos Sanex Steel Indonesia.
Nusakambangan menjadi tempat John Kei untuk menebus kesalahannya.
Baca: Sebelum Jadi Korban Kecelakaan Beruntun di Panjang, Nafi Sempat Merengek Minta Ikan Louhan Pamannya
Kini, sosok John Kei yang dulu kejam telah berubah setelah 3 bulan ia ditempatkan di Lapas Super Maximum.
Narapidana juga tidak dapat bertemu dengan narapidana lain.
Selain itu, narapidana harus berada di dalam kamar selama 23 jam.
Blok ini juga dikhususkan bagi narapidana yang berisiko tinggi dan dianggap berbahaya.
Dari sinilah John Kei mulai mengalami perubahan dalam hidupnya.
Baca: Meski Seno Aji Minta Maaf, Panglima Kerajaan Adat Sekala Brak Bilang Proses Hukum Tetap Jalan
John Kei pun berbagi cerita dengan Ratnaningsih Dasahasta, Tenaga Ahli Kedeputian V, Kantor Staff Presiden yang saat itu menjenguknya.
"Awal-awal masuk Nusakambangan saya masih labil."
"Setelah saya masuk Nusakambangan saya mulai dekat dengan dengan Tuhan."
"Yang bikin saya bisa berubah pada saat saya diisolasi 3 bulan," ungkap John Kei.
Laki-laki yang divonis 16 tahun penjara ini juga menuturkan jika kehebatan seseorang tidak akan mampu mengalahkan Lapas Super Maksimum.
Baca: Pencurian Modus Pecah Kaca Terjadi di Perumnas Way Halim, Pelaku Gasak Uang Rp 30 Juta
"Saya selama 3 bulan saya sendiri di situ. Saya cuma bicara sama tembok-tembok."
Pada saat 3 bulan itu ternyata sehebat apapun, pada saat seperi itu kita tidak punya kekuatan.
Siapapun diam sehebat apapun dia," tambahya.