Laporan Reporter Tribun Lampung Ana Puspita Sari
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BRATASENA - Setelah sukses menyalurkan program kemitraan kepada 110 petambak udang pada 2017 lalu, PT Pertamina (Persero) bekerjasama dengan PT Perikanan Indonesia (Perindo) kembali menyalurkan program serupa kepada petambak udang di Bratasena, Lampung, Selasa (4/12).
Penyaluran tahap kedua ini diberikan kepada 404 petambak udang dengan total jumlah dana senilai Rp 31.423.120.000. Jumlah ini lebih banyak dibanding tahap pertama senilai Rp 8.550.000.000 kepada 110 petambak udang.
Total, ada 514 petambak udang di Bratasena yang menerima manfaat dari sinergi dua BUMN ini.
Region Manager Communication & CSR Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf mengatakan, penyaluran program tahap kedua ini tidak terlepas dari kinerja dan pertanggungjawaban yang baik dari mitra petambak atas dana yang disalurkan pada tahap pertama.
• Market Share Pelumas Pertamina 60 Persen di Lampung
"Harapannya tetap sama, manfaatkan dana ini untuk pengembangan tambak udang di Bratasena, hasilkan panen yang baik, sehingga bisa meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petambak dan masyarakat Bratasena,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Perindo, Risyanto Suanda mengatakan, sinergi BUMN ini adalah bentuk strategic partnership BUMN sebagai wujud BUMN Hadir Untuk Negeri.
Sinergi BUMN ini merupakan bentuk dukungan bagi petambak dan untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan petambak, lanjut dia, butuh sinergi yang baik dengan petambak itu sendiri.
"Ini permulaan yang bagus, dan untuk dapat berjalan dengan baik, perlu kerja sama kita bersama, saya kira dengan demikian target 200 ton perhari ataupun lebih saya yakin bisa tercapai,” jelas Risyanto.
Salah satu mitra penerima penyaluran dana kemitraan tahap pertama, Yono mengaku kini dirinya menemukan semangat dan energi baru dalam membudidayakan udangnya dengan adanya program kemitraan ini.
“Bersyukur, sebagai mitra kami dipermudah mulai dari mekanisme bunga rendah, hanya 3 persen, ini membuat kami semangat. Bukan masalah nilainya, tapi bagaimana bantuan ini memotivasi kami kembali untuk mencapai panen yang maksimal,” ungkapnya.
Ia menceritakan, dalam waktu 80 hari sejak penebaran bibit udang, udang sudah mulai dapat dipanen dengan rata-rata berat sudah mencapai 16 gram. Per panen, para petambak yang ada di Bratasena bisa mendapatkan pendapatan kotor hingga Rp 70 juta.
Semangat yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Forum Silaturahmi Petambak Bratasena, Cokro Edi Prayitno. Ia mengatakan, dengan adanya program kemitraan dari sinergi BUMN ini.
"saat ini petambak udang di Bratasena mampu memproduksi 350 ton perbulannya, target besar adalah 200 ton perhari, kami percaya kami bisa. Jujur, dengan hadirnya BUMN ini makin memberikan energi baru bagi semangat kami,” kata Cokro.
Cokro menambahkan, saat ini petambak secara mandiri menjalankan program kemitraan ini sangat membantu bagi peningkatan tingkat ekonomi masyarakat Bratasena.
“Mayoritas kami petambak, dan kami ingin mencapai masa keemasan kami lagi dalam hal produksi udang, karena ini sangat berpengaruh bagi kesejahteraan masyarakat disini,” jelas dia. (ana)