UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Tsunami di Pesisir Lampung Selatan Baru Kali Pertama dalam 40 Tahun
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, RAJABASA - Tsunami yang melanda wilayah pesisir Lampung Selatan merupakan yang pertama dalam 40 tahun terakhir.
Tsunami menerjang wilayah pesisir Lampung Selatan dan Banten pada Sabtu, 22 Desember 2018 lalu.
Menurut warga Pulau Sebesi, peristiwa itu adalah yang pertama dalam 40 tahun terakhir.
Sebelumnya tidak pernah ada tsunami yang menghantam pesisir pulau yang menjadi tempat permukiman warga.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Suara Letusan Gunung Anak Krakatau Terus Terdengar dari Pulau Sebesi
"Kalau yang besar seperti Sabtu kemarin baru pertama terjadi. Sebelumnya saat gempa Aceh memang air naik. Tapi, tidak sebesar saat ini," terang Khodijah, warga Pulau Sebesi yang dievakuasi dengan KMP Jatra III, Rabu, 26 Desember 2018.
Menurut Khodijah, terjangan tsunami yang terjadi pada Sabtu lalu terjadi dengan tiba-tiba.
Gelombang datang dengan suara gemuruh dan langsung menghantam kawasan pesisir pulau.
"Saat itu saya sedang nonton TV. Begitu ada suara bergemuruh dan ada yang berteriak ada gelombang tinggi, kita langsung mengungsi," kisahnya.
Warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Sebelum dievakuasi, warga Pulau Sebesi belum berani turun karena khawatir datangnya tsunami susulan.
"Kita belum berani turun. Masih takut akan ada tsunami susulan," kata Mirja, warga lainnya.
600 Warga Bertahan
Hingga kini, sekitar 600 warga Pulau Sebesi masih bertahan. Mereka masih mengungsi di bukit.
"Masih ada yang tinggal. Tapi jumlahnya sudah tidak banyak lagi," Mirja.
Ardy, penggiat literasi Perahu Pustaka, mengatakan, warga yang masih bertahan kini tinggal di pengungsian di bukit.
"Warga ini masih mengungsi di tenda-tenda. Masih ada wanita dan anak-anak juga," terang dia.
Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengatakan, pemerintah akan mengirim bantuan sembako kepada warga yang masih tinggal di Pulau Sebesi.
Tetapi, Nanang meminta semua warga Pulau Sebesi untuk mengungsi dengan menumpang kapal nelayan.
"Kita akan mengirimkan bantuan bagi warga yang masih di Sebesi dan Sebuku. Pasokan sembako akan kita kirim," kata Nanang.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Gunung Anak Krakatau Semburkan Awan Panas ke Arah Selatan
Ribuan Warga Dievakuasi
Ribuan warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku dievakuasi ke Bakauheni menyusul erupsi Gunung Anak Krakatau, Rabu, 26 Desember 2018.
Sejak akhir pekan kemarin, debu vulkanik dari aktivitas Gunung Anak Krakatau menyelimuti pulau.
Suara letusan Gunung Anak Krakatau pun terus terdengar sepanjang hari.
"Sekarang debu Gunung Anak Krakatau menyelimuti pulau, dan suara letusannya semakin kuat. Karenanya, kita minta dievakuasi, khawatir dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau," kata Suganda, warga Pulau Sebesi yang dievakuasi.
Abdul Raham, warga lainnya, mengaku setiap kali ada suara letusan selalu diikuti dengan kilat yang menakutkan.
Pemandangan seperti itu, imbuhnya, sebelumnya tidak pernah terjadi, meski aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat.
"Kondisinya sangat mencekam. Debu Gunung Anak Krakatau mulai menyelimuti Pulau Sebesi. Suara gelegar letusan juga sangat kuat," kata dia.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau itulah yang membuat warga Pulau Sebesi meminta dievakuasi ke darat.
Ribuan warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku sudah diangkut dengan menggunakan KMP Jatra III, KM Trisula, dan KM Sabuk Nusantara.
KMP Jatra III, yang membawa sekitar 1.000 warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku, tiba di Dermaga 5 Pelabuhan Bakauheni sekitar pukul 11.45 WIB.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - 116 Warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku Dievakuasi
Sementara KM Trisula membawa sekitar 200 warga Pulau Sebesi. Sedangkan KM Sabuk Nusantara membawa 80 warga Pulau Sebuku.
Mereka disambut oleh Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto dan Sekretaris Kabupaten Fredy SM.
Beberapa warga yang sakit langsung dibawa ke Puskesmas Rawat Inap Bakauheni, Lampung Selatan.
Sementara warga lainnya dibawa ke tempat penampungan di lapangan tenis indoor Kalianda.
"Kita sudah menyiapkan dapur umum khusus di lapangan tenis indoor untuk melayani warga dari Pulau Sebesi yang kita evakuasi," kata Nanang.
Pulau Sebesi dan Sebuku hanya berjarak sekitar 10 km dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
"Untuk warga yang akan dievakuasi dari Pulau Sebesi ada 947 orang. Dari Pulau Sebuku 50 orang," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Selatan Qorinilwan yang saat ini berada di Pulau Sebesi.
Sebelumnya sudah ada 116 warga dari Pulau Sebesi dan Sebuku yang dievakuasi. (*)