Setelah itu, EA diserahkan kepada tersangka IR dan MKB yang sudah menunggu mereka di sebuah gudang di kawasan Kecamatan Aikal.
Kedua pelaku menyetubuhi korban yang masih dalam keadaan pingsan secara bergiliran.
• Acungkan Dua Jari, Habib Rizieq Shihab Pimpin Deklasari 2019 Ganti Presiden di Mekkah, Arab Saudi
Setelah memperkosanya, kedua pelaku membawa korban ke puskesmas, namun di tengah perjalanan korban meninggal dunia.
Karena panik, kemudian keempat pelaku mengarang cerita seolah-olah korban di temukan di tengah jalan dalam keadaan sempoyongan kemudian mereka antarkan ke puskesmas.
Saat ini keempat pelaku dan barang bukti diamankan di Polres Lombok Timur untuk penyelidikan lebih lanjut.
Meski telah menangkap para pelaku, polisi masih mendalami kasus tersebut terkait adanya kemungkinan tersangka lain.
Penyebab
Kasus pemerkosaan oleh anak dengan korban yang juga anak ternyata pernah terjadi juga di Kota Depok, Jawa Barat.
Mengapa kasus kekerasan seksual dengan pelaku dan korban berusia masih di bawah 12 tahun semacam ini bisa terjadi?
Dikutip dari kompas.com, Ketua Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait berpendapat bahwa para pelaku bisa melakukan hal tersebut karena faktor meniru.
Pelaku yang masih anak-anak ini bisa saja pernah melihat adegan dewasa dari sekitar lingkungan terdekatnya ataupun melalui tayangan visual dari media sosial atau internet.
"Jadi, pertama, bisa jadi anak-anak tersebut (pelakunya) pernah melihat tontonan perilaku yang tidak baik dari orang dewasa, baik dari sekitarnya atau dari medsos," kata Arist saat dihubungi Kompas.com, Jumat (31/7/2015).
Meskipun demikian, kata Arist, pendalaman perlu dilakukan untuk mengetahui motif para pelaku.
Arist memandang, kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak seperti yang terjadi di Depok menunjukkan fenomena bahwa bahaya perbuatan seksual sudah merambah ke anak.
Untuk mencegah meluasnya perilaku serupa, peran keluarga yang dalam hal ini adalah orangtua pun diperlukan untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada anak.